Kwee Kek Beng: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 4:
Kek Beng termasuk wartawan peranakan yang dicari-cari Jepang ketika negara ini menduduki Indonesia. Namun ia berhasil menyembunyikan diri di Bandung. Kek Beng akrab bergaul dengan para pemimpin pergerakan nasional terutama dari kalangan Partai Nasional Indonesia. Sebagai pemimpin redaksi ia mengizinkan pamuatan lagu Indonesia Raya dalam surat kabar Sin Po, karena pengarang lagu tersebut ([[W.R. Supratman]]) juga wartawan di surat kabar itu. Kek Beng menulis cukup banyak buku, tetapi yang terkenal adalah Doea Poeloe Lima Taon Sebagai Wartawan (1948) tentang pengalamannya sebagai wartawan. Tulisan-tulisan Kwee Kek Beng mirip sketsa, dan sangat kaya dengan ungkapan-ungkapan yang hidup dalam masyarakat Betawi. Di kalangan sastrawan atau wartawan sezamannya, ia dikenal sebagai pelopor "pojok", sebuah rubrik di surat kabar atau majalah yang berisi kritik sosial atas berbagai persoalan aktual yang terjadi di tengah masyarakat. Ia sangat terpelajar. Menulis 6 judul buku. Ia wartawan yang sangat terkenal. Kritik-kritiknya disegani karena ilmiah.
== Daftar karya ==
* ''Beknopt Overzicht der Chineesche Geschiedenis'' (A brief overview of Chinese history) (in Dutch, Batavia, 1925)
* ''Li Tai Po, Een Kleine Studie Over China’s Grootsten Dichter'' (in Dutch, Batavia, 1927);
* ''Doea Poeloe Lima Tahon Sebagi Wartawan, 1922-1947'' (Twenty-five years as a journalist) (in Indonesian, Jakarta, 1948)
* ''Ke Tiongkok Baru'' (To a new China)(in Indonesian, Jakarta, 1952)
* ''Seikitar Stalin'' (Around Stalin) (in Indonesian, Jakarta, 1953)
* ''Pendekar-Pendekar R.R.T'' (Who's who in New China) (in Indonesian, Jakarta, 1953)
* ''Bevrijd China'' (Freed China) (1954)
* ''Djamblang Kotjok'' (in Indonesian, 1954)
* ''Kung Fu Tze, artinja, pengaruhnja, penghidupannja peladjarannja'' (in Indonesian, Jakarta, 1955)
* ''50.000 kilometer dalam 100 hari'' (50,000 kilometres in 100 days) (in Indonesian, Jakarta, 1965)
== Lihat pula ==
|