Bahasa Kangean: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Aplæ (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Aplæ (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 49:
Dalam pengistilahan lokal, bahasa Kangean dikenali sebagai ''Besa Kangean'' ataupun ''Ocaq Kangean''. Kata ''besa'' itu sendiri juga dapat dieja sebagai ''basa'' mirip dalam pengistilahan [[bahasa Makassar]], yang mana diserap dari [[bahasa Jawa Kuno]] ''bhāṣa'' (berasal dari pengistilahan [[bahasa Sanskrit|Sanskerta]]). Di lain sisi, kata ''ocaq'' yang mana juga dapat dieja sebagai ''ocak'' merupakan sebuah pengistilahan pribumi pulau Kangean yang berserumpun dengan istilah dalam Jawa Kuno ''kacak'' yang memiliki arti "obrolan", "omongan", dsb. Sedangkan, istilah ''Kangean'' itu sendiri merujuk kepada etnonim penghuni asli pulau Kangean.
 
== Sistem Penulisan ==
=== Sistem Penulisan ===
Ditelisik dari segi [[etnolinguistik]] (sejauh ini) dari penemuan prasasti-prasasti di Kepulauan Kangean, bahasa Kangean belum diketahui aksara aslinya atau dapat disimpulkan bahwa sejauh ini tidak memiliki aksara tradisional tersendiri. Dari masa ke masa, penggunaan aksara-aksara dari bahasa-bahasa lain digunakan untuk menulis kesusastraan berbahasa Kangean, diantaranya yakni mencakup aksara [[Hanacaraka|Carakan]] ([[Aksara Jawa|Jawa]]), [[Aksara Lontara|Lontaraq]], [[Aksara Makassar|Mangkasaraq]], [[Aksara Pegon|Pegon]], dan aksara [[Aksara Latin|Latin]] yang kini sangat dominan digunakan.
==== Latin ====
Bahasa Kangean kini umumnya ditulis dalam aksara Latin yang berjumlah 26 huruf, namun penggunaan huruf X dan Z umumnya jarang ditemui di kehidupan sehari-hari kecuali dalam nama. Pada zaman kolonial Belanda, aksara Latin yang digunakan dalam bahasa Kangean memiliki [[diakritik]] seperti dalam aksara Latin untuk bahasa Jawa Kuno yang digunakan untuk membedakan bunyi dalam kata; contohnya seperti kata ''tepaq'' ({{lit}} "sesuai") dulunya ditulis sebagai ''thĕppaq'', akan tetapi pada zaman kini bahasa Kangean cenderung ditulis tanpa menggunakan diakritik dan telah mengalami pembakuan pengejaan mengikuti ejaan bahasa Jawa namun lebih sederhana (contohnya kata ''bathik'' dalam bahasa Jawa akan dieja sebagai ''batik'' dalam bahasa Kangean).
{| class="wikitable"