Penyakit saluran kencing bagian bawah pada kucing: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Bulandari27 (bicara | kontrib)
Ada templatnya
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Oyippu (bicara | kontrib)
sunting eyd
Baris 2:
{{Penyangkalan-medis}}
[[Berkas:Scheme cat anatomy-en.svg|jmpl|300x300px|Gambar anatomi kucing. Pada FLUTD, terjadi gangguan pada kandung kemih (''bladder'') dan uretra (''urethra'').]]
'''Penyakit saluran kencing bagian bawah pada kucing''' ({{Lang-en|'''feline lower urinary tract disease'''}}, sering disingkat '''FLUTD''') adalah gangguan [[saluran kemih]] yang sering terjadi pada [[kucing]], terutama kucing jantan. Penyakit ini dulu disebut sindrom urologik kucing (''feline urologic syndrome'', disingkat FUS). Masalah kesehatan ini mengganggu [[kandung kemih]] dan [[uretra]] kucing. Gangguan pada uretra disebabkan oleh struktur uretra kucing jantan yang berbentuk seperti tabung memiliki bagian yang menyempit sehingga sering menimbulkan penyumbatan [[urin]] dari kandung kemih ke luar tubuh.
 
Feline lower urinary tract disease (FLUTD) meliputi beberapa kondisi yang terjadi pada saluran urinaria kucing (Nash 1997).
Sindrom yang terjadi pada kucing ini ditandai dengan pembentukan kristal (paling sering struvite) di dalam VU. Kristal tersebut kemudian akan menyebabkan [[inflamasi]], perdarahan pada urin, kesulitan buang air kecil, serta beberapa kasus dapat menyebabkan obstruksi aliran normal urin keluar dari VU yang dapat menyebabkan kematian (Pinney 2009). Manifestasi penyakit yang disebabkan oleh akumulasi kristal mineral pada saluran urinaria antara lain, adalah:
a. peradangan kandung kemih cystitis akibat iritasi dari kristal pada dinding VU,
b. urolithiasis yaitu pembentukan batu VU,
Baris 13:
Kucing jantan dan betina sama-sama berisiko menderita FLUTD, namun kucing jantan berisiko lebih besar terhadap obstruksi yang mematikan karena uretra jantan lebih kecil dibandingkan betina dan memiliki bagian yang mengecil (gambar 1) sehingga penyumbatan lebih gampang terjadi (Pinney 2009).
 
Beberapa kausa dari terbentuknya kristal mineral yang dapat mengiritasi [[mukosa]] VU dan menyebabkan blokade urehra adalah:
a. Faktor asupan makanan (diet). Pakan yang kaya magnesium menyebabkan pH urineurin menjadi basa (alkalis). Kenaikan pH mempermudah pembentukan kristal mineral.
b. Penurunan frekuensi urinasi. Hal ini dapat disebabkan oleh menurunnya supan air, pakan yang kering, air yang terlalu hangat, terlalu dingin, menurunnya aktivitas fisik, hal ini dapat disebabkan karena kucing mengalami obesitas bahkan kandang yang kotor dapat menyebabkan kucing segan untuk urinasi (Duval 2002; Oaks Vet 2002)
Gejala klinis awal merupakan hasil dari iritasi yang disebabkan oleh kristal dalam VU. Gejala klinis tersebut antara lain kesulitan urinasi (kucing sering buang air kecil tidak pada tempatnya), sering menjilat daerah genital, merejan saat buang air kecil (kadang disertai suara tangisan), serta darah pada urin. Selain itu, kucing dengan FLUTD biasanya tidak nafsu makan. Pada keadaan yang lebih serius, kucing jantan yang mengalami obstruksi uretra komplet akan menunjukkan gejala muntah, kelemahan, serta perut yang menegang dan sakit (Pinney 2009).
 
Diagnosa FLUTD didasarkan pada gejala klinis, pemeriksaan fisik, dan urinalisis. Pada kasus yang sudah parah dapat dipalpasi pembesaran dan rasa sakit VU. Jika diduga terjadi infeksi pada VU maka kultur urin dapat dilakukan. Kucing yang mengalami obstruksi saluran urinaria memiliki tingkat enzim ginjal yang tinggi (blood urea nitrogen (BUN), dan kreatinin) dalam darah (Pinney 2009).