Sampah padat: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Bot5958 (bicara | kontrib)
k WPCleaner v2.05b - Perbaikan untuk PW:CW (Subjudul dengan bold - Referensi sebelum tanda baca)
Merakit (bicara | kontrib)
Fitur saranan suntingan: 3 pranala ditambahkan.
Baris 2:
Sampah padat merupakan material bahan buangan dari segala aktivitas manusia yang berwujud padat. Menurut Widyaningrum ''et al''. (2016),<ref>{{Cite journal|last=Widyaningrum|last2=Pujiati|last3=Moelyaningrum|date=2016|title=Pengelolaan limbah padat di fakultas kesehatan dan non kesehatan|journal=Jurnal Pustaka Kesehatan|volume=4|issue=2|pages=330-335}}</ref> sampah padat adalah bahan buangan yang berwujud padat dapat terdiri dari berbagai sampah organik, sampah anorganik, dan sampah spesifik (sampah yang memerlukan pengelolaan khusus karena sifat, konsentrasi, dan volume bahannya). Sampah padat merupakan salah satu jenis sampah yang dilihat atau dikelompokkan berdasarkan wujudnya. Sampah padat dapat berupa sampah sisa kegiatan rumah tangga (tidak termasuk tinja atau urin, kotoran manusia, dan limbah cair), hasil kegiatan industri, segala aktivitas domestik, dan sebagainya yang bersifat kering serta tidak dapat berpindah dengan sendirinya kecuali dipindahkan (Anggreni 2012).<ref>Anggreni MW. 2012. Pengelolaan limbah padat sebagai bagian penerapan konsep green building (studi kasus: Kantor Pusat PT Pertamina Jakarta) [skripsi]. Depok: Universitas Indonesia.</ref> Umumnya masyarakat awam hanya menyebutkan sampah saja, tidak menyebutkan secara spesifik jenis sampah tersebut. Hal ini karena sampah padat merupakan salah satu bentuk sampah yang paling sering dijumpai, sehingga masyarakat beranggapan bahwa yang dikatakan sampah hanyalah sampah berwujud padat.
 
           Sampah padat ini dianggap sebagai salah satu jenis sampah yang cukup penting dan menjadi perhatian di seluruh dunia karena paling mudah ditemukan. Sampah padat tidak hanya ditemukan di daratan saja, namun sampah padat juga dapat ditemukan pada ekosistem perairan. Menurut Anggreni (2012), sampah padat lebih sering dihasilkan dari aktivitas rumah tangga seperti sisa [[Sayur|sayuran]], kulit buah, kertas, plastik, wadah pembungkus makanan atau minuman, kaleng, dan sebagainya. Komposisi sampah padat yang dihasilkan berkaitan dengan pola hidup masyarakat. Hal ini didukung oleh pendapat Leuhery (2011)<ref>{{Cite journal|last=Leuhery|date=2011|title=Kajian keandalan pola penanggulangan sampah padat studi kasus pada Kota Balikpapan Kalimantan Timur|journal=Arika|volume=5|issue=1|pages=17-26}}</ref> bahwa, semakin maju pola hidup suatu masyarakat maka, komposisi sampahnya akan semakin bervariasi. Menurut Fitriana dan Soedirham (2013),<ref>{{Cite journal|last=Fitriana|last2=Soedirham|date=2013|title=Perilaku ibu rumah tangga dalam pengelolaan sampah di Desa Bluru Kidul RW 11 Kecamatan Sidoarjo|journal=Jurnal Promosi dan Pendidikan Kesehatan Indonesia|volume=1|issue=2|pages=132-137}}</ref> jika tidak dikelola dengan baik sampah padat dapat menimbulkan berbagai permasalahan seperti pencemaran udara (menimbulkan bau yang tidak sedap, asap–asap beracun, dan asap pembakaran), [[pencemaran air]] (perubahan warna, penurunan [[kualitas air]], dan bau tidak sedap pada air), serta tempat berkembangbiaknya bakteri dan serangga pengganggu lain yang dapat menyebabkan penyakit (seperti diare, tifus, kolera, dan sebagainya). Oleh karena itu, diperlukan penanganan dan kesadaran bersama dari seluruh lapisan masyarakat agar permasalahan sampah padat yang ada dapat diminimalisasi.
 
== Jenis Sampah Padat ==