Rara Jonggrang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Jazle (bicara | kontrib)
k checkwiki
Borgxbot (bicara | kontrib)
k Robot: Cosmetic changes
Baris 1:
[[FileBerkas:Prambanan Shiva Temple.jpg|thumb|Candi utama [[Prambanan]] tempat arca [[Durga]] yang dipercaya sebagai Putri Loro Jonggrang.]]
'''Loro Jonggrang''', atau lebih tepat dieja sebagai ''Rara/Lara Jonggrang'' atau biasa adalah sebuah [[legenda]] atau cerita rakyat populer yang berasal dari [[Jawa Tengah]] dan [[Yogyakarta]] yeng mengisahkan cerita mengenai cinta dan tipu muslihat, pangeran ksatria dan putri yang dikutuk. Dongeng ini juga menjelaskan asal mula yang ajaib dari [[Candi Prambanan|Candi]] [[Prambanan]], Keraton Ratu Boko, dan [[arca]] [[Dewi]] [[Durga]] yang ditemukan di dalam candi Prambanan. Rara Jonggrang artinya adalah "dara (gadis) langsing".
 
== Cerita ==
Alkisah pada zaman dahulu kala di Jawa Tengah terdapat dua kerajaan yang bertetangga, Kerajaan Pengging dan Boko. Pengging adalah kerajaan yang subur dan makmur, dipimpin oleh seorang raja yang bijaksana bernama Prabu Damar Moyo. Prabu Damar Moyo memiliki putra bernama Raden Bandung Bondowoso, seorang ksatria yang gagah perkasa dan sakti. Sedangkan kerajaan Boko dipimpin oleh raja ''denawa'' ([[raksasa]]) pemakan manusia yang kejam bernama Prabu Boko. Dalam memerintah kerajaannya, Prabu Boko dibantu oleh seorang Patih bernama Patih Gupolo yang juga adalah raksasa. Akan tetapi meskipun berasal dari bangsa raksasa, Prabu Boko memiliki putri yang sangat cantik jelita bernama Loro Jonggrang. Prabu Boko berhasrat memperluas kerajaannya dan merebut kerajaan Pengging, karena itu bersama Patih Gupolo mereka melatih balatentara dan menarik pajak dari rakyat untuk membiayai perang.
 
Setelah persiapan matang, Prabu Boko beserta balatentaranya menyerbu kerajaan Pengging. Pertempuran hebat meletus di kerajaan Pengging antara tentara kerajaan Boko dan tentara kerajaan Pengging. Banyak korban jatuh dari kedua belah pihak. Akibat pertempuran ini rakyat Pengging menderita kelaparan, kehilangan harta benda, banyak diantara mereka yang tewas. Demi mengalahkan para penyerang, Prabu Damar Moyo mengirimkan putranya, Pangeran Bandung Bondowoso untuk bertempur melawan Prabu Boko. Pertempuran antara keduanya begitu hebat, dan berkat kesaktiannya Bandung Bondowoso berhasil mengalahkan dan membunuh Prabu Boko. Ketika Patih Gupolo mendengar kabar kematian junjungannya, ia segera melarikan diri mundur kembali ke kerajaan Boko.