Zamzam: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Baris 40:
Menurut ulama, tidak masalah membawa air Zamzam ke kampung halamannya. Syaikhul-Islam [[Ibnu Taimiyyah]] berkata, "Barangsiapa yang membawa sesuatu dari air Zamzam, sungguh ulama-ulama salaf (zaman dahulu) telah melakukannya (dan itu tidak masalah)."<ref name=QA/>
 
== RiwayatSejarah ==
Menurut cerita Muslim, mata air tersebut ditemukan pertama kali oleh istri [[Ibrahim]], [[Hajar]] setelah berlari-lari antara [[bukit Shafa]] dengan [[Marwah]], setelah [[Ismail]], putera Hajar, mengalami kehausan di tengah [[padang pasir]], sedangkan persediaan [[air]] tidak ada kemuliaan lewat air Zamzam melalui perintah Tuhan (''[[Allah (Islam)|Allah]]''). Maka Allah mengutus [[Malaikat Jibril]]. Sesaat setelah Jibril menghentak kaki - yang kemudian menjadi tempat Zamzam itu, Hajar menampung air yang mengalir dengan menggali tanah di sekitar keluar air agar tidak hilang ketika dia mengambil kantong minumnya.
 
Dalam sebuah hadis, [[Nabi Islam]] [[Muhammad]] berkomentar, "Andai ibu Ismail tidak menampung air itu, tentu sekarang sumur Zamzam sudah jadi mata air yang mengalir." Muhammad kemudian menceritakan bahwa lokasi itu kelak adalah Baitullah yang akan dibangun Ibrahim dan Ismail.<ref>al-Makhzumi, ''al-Jami' al-Lathif''.</ref> Peristiwa itu terjadi 1910 SM, 2572 tahun sebelum kelahiran Rasulullah, atau sekitar 4000 tahun yang lalu.<ref name=najjar>An-Najjar (2013), hal.114-120.</ref>
 
=== Abdul Muthalib ===
Menurut catatan Muslim tradisional, ʿAbd al-Muṭṭalib , kakek Muhammad , bertanggung jawab atas penemuan kembali sumur tersebut. Dia seharusnya memiliki firasat ilahi tentang sumur di beberapa titik dalam hidupnya. Narasi umum yang disampaikan oleh Ibn Ishaq melalui Ibn Hisham melibatkan empat mimpi, tiga yang pertama menyangkut benda misterius yang disebut ''Ṭayba'', ''Barra'', dan ''al-Maḍnūna'' yang dimaksudkan untuk digali, yang keempat kemudian menamai Zamzam. Sejarawan lain menghilangkan nama mimpi ketiga (''al-Maḍnūna'') Mengikuti prekognisi ʿAbd al-Muṭṭalib untuk menggali, dia diklaim telah menemukan sejumlah artefak: patung kijang emas, baju besi, dan beberapa spesimen sejenis pedang yang disebut as-Sayf al-Qalaʿī, ({{lang-ar|السيف القلعى|lit='Pedang Qalaʿī'}}. Ibnu Saʿd menyampaikan dua tradisi terpisah mengenai penemuan sumur oleh ʿAbd al-Muṭṭalib, yang satu melibatkan penemuan Zamzam dan perselisihan air di antara [[suku Quraisy]], yang lainnya melibatkan rangkaian mimpi dan artefak tersebut tetapi bukan air maupun nama Zamzam.<ref>{{Cite journal |last=Hawting |first=G. R. |date=1980 |title=The Disappearance and Rediscovery of Zamzam and the 'Well of the Ka'ba' |url=https://www.jstor.org/stable/616125 |journal=Bulletin of the School of Oriental and African Studies, University of London |volume=43 |issue=1 |pages=44–47 |doi=10.1017/S0041977X00110523 |jstor=616125 |s2cid=162654756 |issn=0041-977X}}</ref><ref name=":3"/>
 
Analisis Hawting berpendapat bahwa tradisi lisan seputar bahasa Biʾru 'l-Kaʿba, {{lit|'Sumur Ka'bah'}}, sebuah sumur kering di dalam Ka'bah yang terkenal telah digunakan sebagai perbendaharaan Ka'bah dan sebagai tempat persembahan keagamaan di Mekah pra-Islam dan Zamzam bergabung di beberapa titik dengan cerita tentang yang pertama diadaptasi ke fitur yang terakhir.<ref name=":3">{{Cite book |last=Chabbi |first=Jacqueline |url=https://www.worldcat.org/oclc/399624 |title=The encyclopaedia of Islam. |date=2002 |publisher=Brill |others=H. A. R. Gibb, P. J. Bearman |isbn=90-04-16121-X |edition= |volume=XI |location=Leiden |pages=442 |oclc=399624}}</ref>
 
== Letak dan ciri-ciri ==