Daftar khalifah: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Baris 29:
Ini adalah '''daftar orang-orang yang pernah menyandang gelar Khalifah''', pemimpin agama dan politik tertinggi dari sebuah negara Islam yang dikenal sebagai [[Khilafah]], dan gelar penguasa Umat [[Islam]], sebagai penerus politik [[Muhammad]]. Semua tahun menurut [[Masehi]]. Beberapa [[Muslim]] percaya bahwa, setelah meninggalnya Muhammad pada tahun 632, krisis suksesi muncul karena Muhammad tidak meninggalkan ahli waris yang diakui secara umum.
 
== KhalifahPenunjukan utamaKhalifah ==
Khalifah utama merujuk pada para khalifah yang garis kepemimpinannya tersambung dengan khalifah sebelumnya hingga Abu Bakar, khalifah pertama. Pada umumnya, khalifah utama ini diakui oleh hampir semua dunia Islam. Ketersambungan kepemimpinan ini setidaknya terdapat beberapa macam:
 
* Penunjukkan. Seorang khalifah menunjuk seseorang untuk menjadi penerusnya. Hal ini seperti yang dilakukan Abu Bakar kepada 'Umar bin Khattab, Mu'awiyah kepada Yazid, dan Sulaiman bin 'Abdul Malik kepada 'Umar bin 'Abdul 'Aziz. Dalam cara ini, seseorang yang telah ditunjuk akan menjadi khalifah setelah khalifah lama mangkat.
Baris 50:
* Wangsa Utsmaniyah
 
=== Khulafaur Rasyidin (632–661) ===
{{Main|Khulafaur Rasyidin}}
{| class="wikitable"
Baris 107:
|}
 
=== Kekhalifahan sementara Hasan bin 'Ali (661){{anchor|Hasan bin Ali}} ===
{| class="wikitable"
!'''#'''
Baris 127:
|}
 
=== Wangsa Umayyah (661–750) ===
{{Main|Kekhalifahan Umayyah}}
Secara silsilah, khalifah dari Wangsa Umayyah dibagi menjadi dua:
 
* Kelompok Sufyani, yakni yang merupakan keturunan dari Abu Sufyan bin Harb. Ada tiga orang khalifah yang berasal dari garis Sufyani.
Baris 258 ⟶ 259:
|}
 
=== Wangsa Abbasiyah (750-1258, 1261–1517) ===
{{Main|Kekhalifahan Abbasiyah}}
Wangsa Abbasiyah adalah keluarga besar yang merupakan keturunan dari '[[Abbas bin Abdul-Muththalib]], paman Nabi Muhammad. Silsilah dari ayah dari dua khalifah Bani Abbasiyah pertama adalah Muhammad bin 'Ali bin [[Abdullah bin Abbas|'Abdullah]] bin 'Abbas. Masa Kekhalifahan Bani Abbasiyah dibagi ke dalam dua periode. Periode pertama adalah sebelum [[Pengepungan Baghdad (1258)|jatuhnya Baghdad]] pada 1258 dan periode kedua adalah setelah penaklukan Baghdad.
 
==== Periode pertama (750-1258) ====
Pada masa ini, khalifah tidak lagi memiliki kendali langsung atas semua wilayah negara Islam. Gelar sultan mulai digunakan untuk merujuk pada penguasa Muslim yang menguasai wilayah tertentu di dunia Islam, berbeda dengan khalifah yang merupakan pemimpin seluruh dunia Islam. Namun dalam praktiknya, daerah kekuasaan beberapa sultan lebih luas daripada wilayah yang dipimpin langsung oleh [[khalifah]]. Meski sepenuhnya mandiri dari campur tangan khalifah dalam memerintah wilayah kekuasaannya, para sultan ini tetap menyatakan ketundukannya kepada khalifah meski hanya secara simbolis. Terdapat 37 khalifah pada masa ini, terhitung dari 'Abdullah as-Saffah naik takhta sampai terbunuhnya 'Abdullah al-Musta'shim pada 1258 saat Baghdad jatuh ke tangan Mongol.
{| class="wikitable"
Baris 573 ⟶ 574:
|}
 
==== Periode kedua (1261–1517) ====
Setelah Baghdad runtuh, Wangsa Abbasiyah mengungsi ke Mesir yang saat itu dikuasai [[Kesultanan Mamluk (Kairo)|Kesultanan Mamluk]] dan melanjutkan tampuk kekhalifahan di sana. Berbeda saat sebelum kejatuhan Baghdad, Khalifah Abbasiyah di Mesir sama sekali tidak memiliki wilayah kekuasaan dan hanya berperan sebagai simbol pemersatu dunia Islam. Kekurangan dalam memiliki kekuatan politik menjadikan khalifah pada masa ini kerap terombang-ambing saat terjadi pergolakan di pemerintahan Mesir, membuat khalifah pada periode ini juga disebut dengan "khalifah bayangan." Sultan Mamluk bahkan mampu menunjuk khalifah yang baru atau menggulingkan khalifah yang sedang berkuasa.
 
Baris 733 ⟶ 734:
|}
 
=== Kekhalifahan Utsmaniyah (1517–1924) ===
{{Main|Kekhalifahan Utsmaniyah}}
Sebelum penaklukan Mesir, para penguasa Utsmani menyandang beberapa gelar, di antaranya adalah sultan dan ''padisyah''. Penguasa Utsmani menyandang gelar sultan atas kedudukan mereka sebagai kepala negara Muslim. ''Padisyah'' merupakan kaisar atau maharaja dalam bahasa Persia dan penguasa Utsmani menyandang gelar ini untuk menegaskan kedudukan mereka di atas para raja. Penguasa Utsmani resmi menyandang gelar khalifah setelah penaklukan Mesir, meski beberapa penguasa Utsmani sebelumnya sudah mulai mengklaim dirinya sebagai khalifah.