Muhammadiyah: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
RaFaDa20631 (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
k →Doktrin: clean up |
||
Baris 48:
==Doktrin==
Doktrin sentral Muhammadiyah adalah [[Islam Sunni]] (''ahlussunnah wal-jama'ah''). Namun, organisasi ini menekankan otoritas [[Quran|al-Qur'an]] dan [[Hadis]] sebagai hukum Islam tertinggi yang berfungsi sebagai dasar yang sah dari interpretasi keyakinan agama dan praktik. Ini kontras dengan praktik tradisional dengan ditanamkannya hukum [[syariah]] dalam mazhab-mazhab agama oleh para [[ulama]]. Fokus utama gerakan Muhammadiyah adalah untuk meningkatkan rasa tanggung jawab moral masyarakat, menyucikan iman mereka ke Islam yang benar. Secara teologis, Muhammadiyah menganut doktrin [[Salafi
Muhammadiyah sangat menentang [[sinkretisme]] Islam dengan [[animisme]] (pemujaan roh) pada zaman sejarah penyebaran Islam di Nusantara dan tidak mengakui unsur Hindu-Buddha dan kepercayaan lokal yang tersebar di kalangan masyarakat dari masa pra-Islam. Muhammadiyah juga menentang tradisi [[Sufi]]sme yang memungkinkan seorang pemimpin sufi menjadi otoritas formal atas umat Islam. Pada tahun 2006, organisasi tersebut dikatakan telah "belok tajam ke arah Islam yang lebih konservatif" di bawah kepemimpinan [[Din Syamsuddin]] ketua [[Majelis Ulama Indonesia]].<ref>[https://www.nytimes.com/2006/02/06/opinion/in-indonesia-islam-loves-democracy.html?_r=0 In Indonesia, Islam loves democracy]| Michael Vatikiotis | ''New York Times'' |6 February 6, 2006</ref> Namun, beberapa faksi Muhammadiyah cenderung mendukung gerakan [[modernisme Islam|modernis]] dari [[Muhammad Abduh|Muhammad 'Abduh]] daripada Doktrin Salafi dari Rasyīd Rîdá; yang dideskripsikan sebagai "kaku dan konservatif".<ref>{{Cite book|last=NASHIR, M. Si|first=DR. H. HAIDAR|title=MUHAMMADIYAH: A REFORM MOVEMENT|publisher=Muhammadiyah University Press|year=2015|isbn=978-602-361-013-6|location=Jl. A Yani Pabelan Tromol Pos 1 Kartasura Surakarta 57102, Jawa Tengah – Indonesia|pages=94}}</ref>
|