Gunung Slamet: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Bot5958 (bicara | kontrib)
k Perbarui referensi situs berita Indonesia
k clean up
Baris 17:
}}
 
'''Gunung Slamet''' ({{lang-jv|ꦒꦸꦤꦸꦁꦱ꧀ꦭꦩꦺꦠ꧀|gunung slamet}}) adalah sebuah [[gunung berapi kerucut]] tipe A yang berada di [[Jawa Tengah]], [[Indonesia]]. Gunung Slamet memiliki ketinggian 3.432 [[mdpl]]<ref>{{Cite web|title=G. Slamet|url=https://vsi.esdm.go.id/index.php/gunungapi/data-dasar-gunungapi/529-g-slamet|website=vsi.esdm.go.id|access-date=2021-10-18}}</ref> dan terletak di antara 5 kabupaten, yaitu [[Kabupaten Banyumas]], [[Kabupaten Purbalingga]], [[Kabupaten Brebes]], [[Kabupaten Tegal]] dan [[Kabupaten Pemalang]]. Gunung Slamet merupakan gunung dengan suhu rata-rata paling dingin di [[pulau Jawa]] serta curah hujan tahunan paling tinggi di [[Indonesia]] yaitu 8.134,00 milimeter (mm) per tahun.<ref>{{Cite web|title=Curah Hujan Ketenger|url=https://banyumaskab.bps.go.id/indicator/151/92/1/curah-hujan.html|website=banyumaskab.bps.go.id|access-date=2022-10-18}}</ref>
 
Gunung Slamet adalah gunung tertinggi di [[Jawa Tengah]] dan gunung tertinggi kedua di [[pulau Jawa]], setelah [[gunung Semeru]]. Gunung Slamet cukup populer sebagai tujuan pendakian meskipun medannya dikenal sulit.
 
Kawah IV merupakan kawah terakhir yang masih aktif sampai sekarang, dan terakhir aktif hingga pada level '''''siaga''''' medio-2009.Di kaki gunung ini terletak kawasan wisata [[Baturraden]] yang menjadi tujuan wisata di [[Kabupaten Banyumas]], dengan jarak sekitar 15 &nbsp;km dari [[Kota Purwokerto]]. Selain itu terdapat wisata alam berupa pemandian air panas Guci yang berada di sisi utara Gunung Slamet, tepatnya di [[Kabupaten Tegal]].
 
== Geologi ==
Baris 33:
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM De vulkaan Slamet Midden-Java TMnr 10004170.jpg|jmpl|250px|Gunung Slamet pada tahun 1910.]]
 
Pada bulan Agustus 1838. [[Franz Wilhelm Junghuhn|Junghuhn]], Fritze, [[Holle]] dan Borst memulai perjalanan dari Moga untuk mendaki Slamet dari lereng sebelah utara. Pada ketinggian sekitar 4000 kaki membangun gubuk untuk bermalam dan meninggalkan kuda untuk selanjutnya meneruskan mendaki dengan berjalan kaki. Dr. Holle menemukan bagian kerangka badak di daerah berpasir di sebelah kawah, dan tulang manusia juga ditemukan. Udara malam yang sangat dingin suhu minimum tidak turun di bawah 42" Fahrenheit, tetapi karena angin timur yang kuat. Namun, sekembalinya keesokan paginya menemukan embun beku pada tanaman 3000 hingga 4000 kaki di bawah puncak.
 
Berbekal peralatan geodesi dan meteorologi yang akurat (seperti pada tahun 1838), Junghuhn bersama beberapa orang Jawa, mendaki gunung untuk kedua kalinya, pada 19 Juni 1847. Memulai pukul 7 dari Priatin, di sisi timur-utara G. Slamat, dan melintasi dataran tinggi yang sebagian besar dibudidayakan pada ketinggian sekitar 4000 kaki. Seperti yang diuraikan dalam bukunya Java, seine Gestalt, Pflanzendecke und Innere Bauart.