Hubungan Amerika Serikat dengan Indonesia: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Perbaikan untuk PW:CW (Fokus: Minor/komestika; 1, 48, 64) + genfixes |
k →Krisis Timor Timur: clean up |
||
Baris 28:
=== Krisis Timor Timur ===
Dengan menangnya kelompok sayap kiri [[Fretilin]] dalam perang sipil di [[Timor Leste]]. Pemerintahan Soeharto khawatir jika adanya pemerintahan kiri sebagai tetangga dapat membangun gerakan-gerakan separatis di Indonesia.<ref>{{cite book|author=Rebecca Strating|title=Social Democracy in East Timor|url=https://books.google.com/books?id=ufGoCgAAQBAJ&pg=PA30|year=2015|publisher=Routledge|pages=30–31|isbn=9781317504238}}</ref> Beberapa kelompok anti-Fretilin melarikan diri ke [[Timor Barat]] dan meminta pemerintah Indonesia untuk menganeksasi Timor Leste. Pada 6 Desember 1975, Presiden AS [[Gerald Ford]] dan menteri luar negeri [[Henry Kissinger]] bertemu dengan Soeharto dan mengindikasikan bahwa AS tidak akan menentang [[Operasi Seroja|invasi Indonesia ke Timor Leste]]. Pada esok harinya Indonesia melakukan invasi ke Timor Leste dan menjadikannya provinsi ke-27 bernama [[Timor Timur]]. Posisi AS tersebut diakibatkan oleh inginnya AS mempertahankan hubungan diplomatik yang baik dengan Indonesia akibat dari berkembangnya pengaruh Indonesia dalam kawasan Asia Tenggara..<ref>Brad Simpson, "‘Illegally and Beautifully’: The United States, the Indonesian Invasion of East Timor and the International Community, 1974–76." ''Cold War History'' 5.3 (2005): 281–315.</ref> Setelah invasi, AS terus memberikan bantuan militer ke Indonesia sebesar $20 juta setiap tahunnya dan penjualan senjata ke Indonesia meningkat secara signifikan selama masa pemerintahan [[Jimmy Carter]].
Pendudukan Indonesia di Timor Leste selama hampir 25 tahun dipenuhi dengan konflik antara kelompok separatis terutama Fretilin dengan militer Indonesia. Indonesia mengalami sanksi dari AS dibawah pemerintahan [[Bill Clinton]] ketika terjadinya konflik berdarah setelah berlangsungnya [[Referendum kemerdekaan Timor Leste 1999|referendum kemerdekaan]] yang menunjukan besarnya dukungan terhadap kemerdekaan pada tahun 1999.<ref name="WPI">{{cite web|title=Report: U.S. Arms Transfers to Indonesia 1975–1997 – World Policy Institute – Research Project|url=http://www.worldpolicy.org/projects/arms/reports/indoarms.html|website=World Policy Institute|access-date=July 13, 2014|archive-url=https://web.archive.org/web/20170226181104/http://www.worldpolicy.org/projects/arms/reports/indoarms.html|archive-date=February 26, 2017|url-status=dead}}</ref> Indonesia melepaskan kekuasaannya dari Timor Leste setelah masuknya intervensi asing yang dipimpin oleh Australia.<ref>Benedict R. Andersen, "East Timor and Indonesia: Some Implications," in Peter Carey and G. Carter Bentley, eds., ''East Timor at the Crossroads: The Forging of a Nation'' (University of Hawaii Press, 1995), 138–40.</ref><ref>Adam Schwarz, ''A Nation in Waiting: Indonesia’s Search for Stability (Westview Press, 2000) pp 198–204.''</ref>
|