Allo Bank Indonesia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Membalikkan revisi 21935471 oleh 2001:448A:1020:6745:5996:8A41:11B2:199E (bicara)jangan mengganti alamat kantor tanpa referensi
Tag: Pembatalan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
k →‎top: clean up
Baris 21:
Sebelumnya, nama perusahaan adalah '''Bank Arta Griya''', kemudian berubah kembali menjadi '''Bank Harda Griya''' hingga tahun [[1996]].<ref>[https://www.bankbhi.co.id/bhi/cache/doc/pu/ar2019/Annual_Report_BHI_2019.pdf Laporan Tahunan Bank Harda 2019]</ref> Bank Harda awalnya dimiliki oleh Tamara Group (yang juga memiliki [[Bank Tamara]]) bersama dengan Rachman Hakim (pengusaha pemilik tambang [[kaolin]] dan agen [[sepeda motor]]) yang berfokus di sektor industri,<ref>[https://books.google.co.id/books?id=dikXAQAAMAAJ&q=bankHarda+Tamara&dq=bankHarda+Tamara&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwjhnMXUwpD4AhURXnwKHZP6D80Q6AF6BAgIEAI Indonesia Bank Directory]</ref> namun belakangan Hakim menguasai seluruh saham di bank ini lewat PT Hakim Putra Perkasa.<ref name=ch>[https://finansial.bisnis.com/read/20201104/90/1313378/kontroversi-hakim-putra-pemilik-bank-harda-yang-dibeli-chairul-tanjung Kontroversi Hakim Putra, Pemilik Bank Harda yang Dibeli Chairul Tanjung]</ref>
 
Perusahaan mencatatkan sahamnya di [[Bursa Efek Indonesia]] pada tahun [[2015]]. Bank ini tercatat sempat menggegerkan industri keuangan dan [[OJK]] karena sempat menjual produk [[investasi]] ilegal FTC (''forward trade confirmation'') di tahun tersebut yang dipasarkan oleh induknya, PT Hakim Putra, walaupun kemudian diklaim manajemen sudah dihentikan dan penjualannya tidak banyak setelah terbongkar di tahun 2020.<ref name=ch/>
 
Pada tanggal [[2 November]] [[2020]], [[Mega Corp]] telah mengakuisisi Bank Harda Internasional dengan nilai Rp 308 miliar.<ref>[https://www.cnbcindonesia.com/market/20201102161121-17-198691/chairul-tanjung-caplok-737-saham-bank-harda-internasional Chairul Tanjung Caplok 73,7% Saham Bank Harda Internasional]</ref> Mega Corp berkomitmen untuk menaikkan permodalan Bank Harda Internasional menjadi bank BUKU I dengan modal inti di atas Rp 1 triliun, di mana saat diakuisisi modal inti Bank Harda Internasional baru Rp 300 miliar.
 
Nama Bank Harda kemudian menjadi Allo Bank di tanggal 30 Juni 2021,<Refref>[https://finansial.bisnis.com/read/20210704/90/1413399/resmi-bank-harda-bbhi-ganti-nama-jadi-allo-bank Resmi! Bank Harda (BBHI) Ganti Nama jadi Allo Bank]</ref> di mana Allo merupakan singkatan dari ''all in one'' ("semua dalam satu"). Allo Bank merupakan bank digital yang peluncuran aplikasinya dilakukan pada 20 Mei 2022 dalam acara "Allo Bank Festival".<Refref>[https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20220520120631-78-798946/chairul-tanjung-resmi-luncurkan-allo-bank-one-for-all-all-for-one Chairul Tanjung Resmi Luncurkan Allo Bank: One for All, All for One]</ref> Selain Mega Corpora (saat ini memegang 60,9% saham), belakangan masuk juga pemegang saham lain, seperti [[Bukalapak]] (11,5%) dan PT [[Indolife]] Investama Perkasa (6%).<Refref>[https://www.allobank.com/about-us/investor-relations Informasi Pemegang Saham]</ref>
 
== Referensi ==