TVRI (saluran televisi): Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k clean up |
|||
Baris 67:
[[Berkas:TVRILogo2019_OnAirScreen.svg|thumb|150px|Logo layar TVRI saat ini (sejak 29 Maret 2019)]]
'''TVRI''' (juga disebut sebagai '''TVRI Nasional''', '''TVRI Siaran Nasional''', '''TVRI Stasiun Pusat Jakarta''', atau '''Kanal 1 TVRI Nasional'''<ref>{{cite web |last=Hamdani |first=Robitho |year=2021 |title=Migrasi TV Digital |url=https://m.youtube.com/watch?v=EO4_NQy2C7s |access-date=19 Juni 2021}} Robitho Hamdani merupakan seorang [[Daftar penyiar TVRI|penyiar TVRI]].</ref>) adalah [[saluran televisi]] [[Penyiaran umum|publik]] [[nasional]] utama yang dimiliki oleh [[Televisi Republik Indonesia|LPP Televisi Republik Indonesia]].
Mulai mengudara sejak 24 Agustus 1962 (yang menjadikannya [[daftar stasiun televisi di Indonesia|saluran televisi pertama]] di Indonesia yang bersiaran), TVRI menayangkan [[Daftar acara TVRI|aneka ragam program]], mulai dari [[berita]], [[informasi]], [[hiburan]] hingga [[olahraga]] dalam waktu siar 24 jam setiap hari.<ref>{{cite web |last=TVRI Nasional (Instagram) |year=2020 |title= Halo #PemirsaTVRI! kini, TVRI sudah melangsungkan siaran nasional dan YouTube live streaming selama 24 jam. |url=https://www.instagram.com/p/CNrPar1jLh4/?igshid=4z718al2j649 |accessdate=27 April 2020}}</ref> Saluran ini sebelumnya berjaringan dengan [[Televisi Republik Indonesia#Stasiun daerah|stasiun TVRI daerah]] di [[televisi analog|siaran analog]] (kecuali [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|DKI Jakarta]] dan sekitarnya) hingga tahun 2022, dan kini bersiaran secara penuh dan mandiri di [[televisi digital di Indonesia|siaran digital]].
Baris 76:
TVRI didirikan oleh [[Pemerintah Indonesia]] dalam rangka menyambut [[Pesta Olahraga Asia 1962]]. Siaran percobaannya dimulai dengan menayangkan acara [[Hari Kemerdekaan Republik Indonesia]] ke-17 pada tanggal 17 Agustus 1962. Acara tersebut disiarkan dari halaman [[Istana Merdeka]] di [[Jalan Medan Merdeka (Jakarta)|Jalan Medan Merdeka]], [[Jakarta Pusat]], dengan format [[hitam-putih]] dan didukung pemancar cadangan berkekuatan 100 [[watt]] dan tiga kamera. Siaran ini dipancarkan di kanal 5 [[VHF]], sehingga diberi nama '''Saluran Lima''', selama 3 jam dari pukul 07:30-11:02 WIB.<ref>[https://books.google.co.id/books?id=uAkREAAAQBAJ&pg=PA166&dq=TVRI+1962+asian+games&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwjw_86V_oL0AhXXXSsKHe8sDeM4FBDoAXoECAcQAg#v=onepage&q=TVRI%201962%20asian%20games&f=false Kajian Ekonomi Politik Media: Komodifikasi Pekerja dan Fetisisme Komoditas ...]</ref><ref name="dki">[http://jakgo-dev.smartcity.jakarta.go.id/artikel/konten/4825/televisi-republik-indonesia TELEVISI REPUBLIK INDONESIA]</ref> Dari tanggal 17-23 Agustus 1962, TVRI melakukan siaran percobaan pada pukul 19:00-20:00 [[Waktu Indonesia Barat|WIB]] selama seminggu.{{butuh rujukan}}
Pada 24 Agustus 1962, setelah memulai siarannya dengan [[uji coba siaran|pola teknik]] pada pukul 14:30 WIB,<ref name=fakta/> dari jam 16:00-19:00 WIB,<ref name=ishadi>Ishadi S.K. 2014. Media dan Kekuasaan - Televisi di Hari-hari Terakhir Presiden Soeharto. Jakarta: Penerbit Buku Kompas., hlm. 32.</ref> TVRI resmi mengudara untuk pertama kalinya dengan acara siaran langsung upacara pembukaan [[Pesta Olahraga Asia 1962]] dari [[Stadion Utama Gelora Bung Karno]]. TVRI menayangkan siaran seputar [[Pesta Olahraga Asia 1962]], yang dipancarkan di '''Saluran 9''' (9 VHF) dengan daya siar 10
Setelah Asian Games IV berakhir, siaran TVRI sempat dinonaktifkan selama beberapa waktu sejak 12 September 1962 hingga mengudara kembali secara tidak berkala pada 19 September 1962. Penghentian siaran ini terjadi karena saat itu pihak TVRI maupun pemerintah belum memiliki ide tentang acara apapun untuk disiarkan selanjutnya, sehingga diharapkan dengan penghentian ini acara-acara dapat disiapkan dan dikonsolidasikan.<
TVRI mulai [[Iklan televisi|menayangkan iklan]] pada 1 Maret 1963. Iklan pada saat itu memakan 10% jam siar TVRI, sedangkan 90%-nya ditujukan bagi program hiburan (30%) dan acara pendidikan, penerangan dan kebudayaan (60%). Selain iklan, pada tahun yang sama, TVRI juga mulai merekam (membuat) acaranya dari luar studio, menggunakan ''[[video tape recorder]]''.<ref name=tpi/> Di kemudian hari, iklan di TVRI akan disatukan menjadi satu program khusus bernama ''[[Mana Suka Siaran Niaga]]''.
===Perkembangan selanjutnya===
Awalnya, siaran TVRI hanya bisa dinikmati di Jakarta dan [[Jawa Barat]] (seiring dengan pembangunan pemancar di sana berkekuatan 25 watt).<ref name=tpi/> Bertepatan dengan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-20 tanggal 17 Agustus 1965, [[TVRI Yogyakarta]] resmi diluncurkan, menandai dirintisnya [[Televisi Republik Indonesia#Stasiun|stasiun-stasiun TVRI daerah]] yang secara bertahap memperluas jangkauan siaran pusat TVRI. Dengan diluncurkannya [[Palapa A1|Satelit Palapa A1]] pada tanggal 8 Juli 1976, siaran [[nasional]] TVRI dapat dengan mudah menjangkau seluruh [[Indonesia]] (dari sebelumnya yang dominan di [[Pulau Jawa]] saja).<ref>[https://books.google.co.id/books?id=p7E2EAAAQBAJ&pg=PA14&dq=tvri+maladi&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwjr3rebiYL0AhVY73MBHbTPB0QQ6AF6BAgJEAI#v=onepage&q=tvri%20maladi&f=false Reportase: Panduan Praktis Reportase untuk Media Televisi]</ref> Hal ini diperkuat dengan [[Stasiun Produksi Keliling]] yang dibentuk secara bertahap mulai tahun 1977 di beberapa [[Daftar ibu kota provinsi di Indonesia|ibu kota provinsi]]. Selain itu, untuk memperluas penerimaan siaran TVRI, pemerintah Orde Baru sejak 16 Agustus 1976 juga mencanangkan kebijakan "Televisi Masuk Desa", dengan menempatkan pesawat-pesawat televisi di setiap kantor pemerintah di berbagai daerah.<ref>[https://historia.id/politik/articles/televisi-masuk-desa-DAo1j/page/2 Televisi Masuk Desa]</ref>
Pada tahun 1960-an dan 1970-an, siaran TVRI banyak didominasi oleh siaran impor berbasis hiburan dan menyesuaikan selera publik. Acara yang disusun mengadaptasi model acara dari luar negeri (seperti di [[Amerika Serikat]]), dengan program seperti film asing (untuk anak dan dewasa), kuis, memasak, urusan terkini (''current affairs''), tari-tarian dan [[musik pop]]. Suplai acara ini awalnya juga berasal dari donasi maupun pinjaman dari negara-negara sahabat.<ref name="suara"/><ref name="ade">[https://books.google.co.id/books?id=hFZGYmE9d1oC&pg=PA132&dq=tvri+12,5%25&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwj5qtf9gfrzAhWO8XMBHffPBJAQ6AF6BAgEEAI#v=onepage&q=berada%20di%20bawah&f=false Televisi Jakarta di atas Indonesia]</ref
Kanal siaran TVRI mengalami perubahan pada 1970-an di Jakarta, dari awalnya di kanal 9 VHF menjadi 6 VHF.<ref>[https://books.google.co.id/books?id=BpgHAQAAMAAJ&q=tvri+saluran9&dq=tvri+saluran9&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwihpuLCu_vzAhXRSH0KHZgBAUEQ6AF6BAgLEAM Media, Volume 1,Masalah 1-12]</ref><ref>[https://books.google.co.id/books?id=x9rYDwAAQBAJ&pg=PA14&lpg=PA14&dq=tvri+saluran6&source=bl&ots=k5vCYiXX21&sig=ACfU3U0Wpy0KtA_JN9-lzoMYcXeSRa84rw&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwiwocq2vfvzAhUxmuYKHS2EBpcQ6AF6BAg3EAI#v=onepage&q=tvri%20saluran6&f=false Tangan Dingin Ishadi Soetopo Kartosapoetro Mengembangkan TVRI Sampai...]</ref> (nantinya, pada 2000-an, siaran TVRI pindah lagi ke 39 [[UHF]]). Perkembangan dalam bidang teknologi juga terjadi dalam siaran TVRI pada 1970-an, yaitu dengan penerapan [[televisi berwarna]]. Siaran berwarna mulai dipersiapkan lewat pembangunan studio dan persiapan peralatan pada 1975-1976, dan resmi mulai diterapkan pada siaran TVRI sejak 1977. Beberapa program pertama yang disiarkan dengan berwarna seperti ''[[Dunia dalam Berita]]''. Pada akhirnya, di 1 September 1979, siaran berwarna secara resmi diberlakukan penuh pada program-program TVRI, sebagai persiapan dalam menyambut [[Pesta Olahraga Asia Tenggara 1979|SEA Games 1979]] di Jakarta.<ref name="kitley"/><ref name=tpi/><ref name=brod>[https://books.google.co.id/books?id=JXIKDHWmRdgC&pg=PA225&dq=color+Tvri+1979&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwiO2J3f-4H0AhXEb30KHbrvAyQQ6AF6BAgKEAI#v=onepage&q=color%20Tvri%201979&f=false Broadcasting in the Malay World: Radio, Television, and Video in Brunei ...]</ref
Pada 1 April 1981, pemerintah melarang penayangan iklan di televisi yang menyebabkan tidak adanya iklan di TVRI - larangan yang baru dapat secara formal diakhiri setelah berlakunya [[Undang-Undang Penyiaran|Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002]]. Larangan iklan ini kemudian diikuti dengan pengurangan acara-acara impor asing di TVRI secara drastis (hanya 20% dari jam siar), untuk digantikan dengan acara lokal berbasis pembangunan, pendidikan, siaran berita dan kebudayaan.<ref name=brod/> Beberapa acara tersebut seperti ''[[Dari Desa ke Desa]]'' dan ''Daerah Membangun'' (informasi pembangunan) ataupun ''[[Ria Jenaka]]'', ''Krida Remaja'' dan ''[[Si Unyil]]'' (acara pendidikan maupun pendidikan berbasis hiburan). Meskipun demikian, beberapa acara hiburan juga muncul, contohnya ''[[Selekta Pop]]'' (musik), ''[[Losmen (seri televisi)|Losmen]]'' ([[sinetron]]) dan ''[[Titian Muhibah]]'' serta ''[[Senada Seirama]]'' (kerjasama program dengan [[Radio Televisyen Malaysia|RTM]], [[Malaysia]]).<ref name=
Perubahan tersebut juga diiringi dengan mulai tampaknya sifat program (terutama [[acara berita]]) TVRI yang dianggap sebagai corong pemerintah, dengan lebih menonjolkan pemberitaan "gunting pita" dan seremonial pejabat saja.<ref>[https://books.google.co.id/books?id=cbt1DwAAQBAJ&pg=PA292&dq=gunting+pita+tvri&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwimyqLe5P7zAhVST30KHXBCDhIQ6AF6BAgKEAI#v=onepage&q=gunting%20pita%20tvri&f=false Ekonomi Politik Media Penyiaran]</ref> Pemberitaan TVRI secara resmi saat itu dimaksudkan untuk "mencapai hasil optimal bagi kepentingan penerangan pembangunan dan pembangunan penerangan serta peningkatan ketahanan nasional dalam segala aspeknya".<ref name=fakta/> Akibatnya, popularitas TVRI mulai menurun pada era ini, terutama di kalangan penduduk [[kelas menengah]] kota yang lebih memilih cara lain, seperti kaset video demi mencari hiburan baru.<ref name="ade"/> Meskipun demikian, seiring perluasan siaran TVRI di berbagai daerah, penonton siarannya terus bertambah dari 5% penduduk Indonesia pada 1981 menjadi 64,4% pada 1991.<ref>[https://forum.detik.com/acara-televisi-jadul-t59526p68.html Nasib suplemen]</ref> Acara TVRI, menurut sejumlah analisis, pada 1980-an menunjukkan sikap pemerintah [[Orde Baru]] yang paternalistik dan mementingkan persatuan dibanding keberagaman.<ref>[https://books.google.co.id/books?id=SnVFS9VUCYUC&pg=PA6&dq=gunting+pita+tvri&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwimyqLe5P7zAhVST30KHXBCDhIQ6AF6BAgDEAI#v=onepage&q=gunting%20pita%20tvri&f=false Matinya rating televisi]</ref>
Baris 97:
Selama sekitar tujuh tahun (1991-1998), TVRI Nasional berbagi slot frekuensi saluran selama 8 jam (05.30-13.30 WIB)<ref name=hentikan/> dengan TPI (kini [[MNCTV]]) dalam siarannya di seluruh Indonesia. TPI memanfaatkan frekuensi TVRI yang tidak bersiaran pada pagi dan siang hari, sementara TVRI menggunakan slot siaran sore dan malam. Kepemilikan TPI yang saat itu dikuasai oleh salah satu putri Presiden Soeharto, membuat mereka dapat memanfaatkan fasilitas tersebut.<ref>[https://books.google.co.id/books?id=SoPT3gcepkwC&pg=PT17&dq=TVRI+TPI&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwjdl-jM_tH5AhUSD7cAHZaBAOsQ6AF6BAgHEAI#v=onepage&q=TVRI%20TPI&f=false Imagi-Nations and Borderless Television: Media, Culture and Politics Across Asia]</ref> Meskipun TPI tercatat membayar Rp 500 juta untuk kerjasama ini,<ref name=hentikan/> sebenarnya, sistem tersebut tidak menguntungkan siaran TVRI Nasional, karena selain menghalangi upayanya bersiaran pagi, juga mengurangi independensinya, khususnya dalam pengelolaan fasilitas penyiaran dan menambah beban kerja pegawai. Awalnya, kerjasama slot bersama ini ditargetkan hanya berlangsung selama dua tahun,<ref>[https://books.google.co.id/books?id=Qv7YDwAAQBAJ&pg=PA68&dq=TVRI+TPI&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwjdl-jM_tH5AhUSD7cAHZaBAOsQ6AF6BAgGEAI#v=onepage&q=TVRI%20TPI&f=false TVRI dan Sikap Malu-Malu Menerima Iklan]</ref> namun kemudian terus berlanjut (meskipun terus dikurangi secara bertahap) hingga dihentikan pada 1 Oktober 1998. Dengan penghentian kerjasama itu, slot siaran TVRI pada pagi hari menjadi kosong, sedangkan TPI kini fokus ke salurannya sendiri (yang saat itu ada di 12 kota).<ref name=hentikan>[https://forum.detik.com/acara-televisi-jadul-t59526p320.html MULAI OKTOBER 1998, TPI “LEPAS” DARI TVRI]</ref>
Hingga 1990-an, pola siaran TVRI ditentukan oleh [[Departemen Penerangan]], mengingat posisinya sebagai Direktorat Televisi di bawah Deppen. Susunan acara TVRI disebut "Pola Siaran Terpadu". Susunan Pola Siaran Terpadu mengutamakan siaran TVRI Stasiun Pusat Jakarta, sementara program stasiun daerah TVRI yang menjadi [[televisi berjaringan|jaringannya]] lebih sebagai pelengkap. Dalam hal ini, TVRI Stasiun Pusat memancarkan siaran sentral (wajib disiarkan seluruh jaringan TVRI) dan siaran nasional (tidak wajib direlai jaringan/stasiun lokal TVRI). Selain itu, dalam Pola Siaran Terpadu juga meliputi acara khusus stasiun jaringan TVRI daerah dan stasiun lokal khusus (seperti [[TVRI Jakarta|TVRI Programa II Jakarta]] dan [[
===Perkembangan kontemporer===
Pada dekade 2000-an hingga akhir 2014,<ref>[https://www.youtube.com/watch?v=JuyALt5H448 Arena 123 TVRI 14 DESEMBER 2014 Part 2]</ref> TVRI bersiaran dengan nama layar ''TVRI Nasional'' sebelum kembali menjadi TVRI saja. Sejak Mei 2013, siaran TVRI Nasional juga mulai disiarkan secara [[televisi resolusi tinggi|HD]].<ref name="hfd"/>
Secara umum, hingga 2010-an, acara-acara TVRI Nasional umumnya tidak dianggap menarik oleh publik, dikarenakan selain tayangannya tampak "jadul" dan tidak menarik,<ref>[https://www.kompasiana.com/fikarfikir/5508e266a33311a6452e397d/dahsyat-nya-tvri-kini?page=1&page_images=2 'Dahsyat'nya TVRI Kini]</ref> ditambah berbagai hal, seperti penggunaan kamera yang terkesan amatir; grafis yang tampak gelap dan kurang baik; dan belum lagi acaranya yang lebih banyak berasal dari siaran ulang (''re-run'') yang mencapai 60-80%.<
Belakangan, terutama di era [[Helmy Yahya]] dan [[Apni Jaya Putra]], siaran TVRI perlahan-lahan mulai mengalami perbaikan, seperti dari grafis yang lebih baik, dan juga ''rating'' yang perlahan-lahan meningkat, dengan dari sebelumnya ada pada 15-16, kini ke 10-12.<ref>[https://lokadata.id/artikel/helmy-yahya-saya-tidak-percaya-tvri-dapat-liga-inggris Helmy Yahya: Saya tidak percaya TVRI dapat Liga Inggris]</ref> Bahkan, pada acara-acara tertentu, siaran TVRI pernah memuncaki ''rating'' dari semua acara.<ref>[https://www.popmagz.com/program-tvri-puncaki-rating-sinetron-rcti-dan-sctv-dikalahkan-24217/ Program TVRI Puncaki Rating, Sinetron RCTI dan SCTV Dikalahkan]</ref> Beberapa acara-acara baru ditayangkan seperti [[kuis]], drama impor, acara [[Discovery Channel (acara televisi)|dokumenter dari Discovery Channel]], sampai yang terpenting adalah acara olahraga: [[sepak bola]] dan [[bulu tangkis]]. Acara sepak bola yang terpenting adalah pertandingan [[tim nasional sepak bola Indonesia|timnas nasional]] dan [[Liga Utama Inggris]] (dari [[Mola TV]]), sedangkan dalam bulu tangkis berbagai kejuaraan bulu tangkis secara konsisten ditayangkan dalam slogan "Rumah Bulutangkis".<ref>[https://www.cnnindonesia.com/hiburan/20191206105155-241-454690/pasang-surut-tvri-dari-tv-pertama-hingga-kisruh-helmy-yahya Pasang Surut TVRI, dari TV Pertama hingga Kisruh Helmy Yahya]</ref><ref>[https://www.tagar.id/7-perubahan-tvri-di-tangan-helmy-yahya 7 Perubahan TVRI di Tangan Helmy Yahya]</ref> Beberapa perubahan ini kemudian masih dipertahankan pada era pengganti Helmy, Iman Brotoseno seperti dalam penayangan acara bulu tangkis (hingga 2021), dan kerjasama dengan pihak lain, misalnya dalam penayangan [[dokumenter]] dari [[Netflix]] pada April 2020. Sayangnya, sering kali kerjasama ini tidak direspon positif oleh beberapa pihak yang berpikir bahwa TVRI harus lebih mengutamakan "program lokal anak bangsa".<ref>[https://www.vice.com/id/article/bv8j78/dianggap-tak-dukung-anak-bangsa-dpr-protes-kemendikbud-tayangkan-dokumenter-netflix-di-tvri Ketika Orang Berbusa-Busa Bilang 'Karya Anak Bangsa', Maksudnya Tuh Apa Sih?]</ref><ref>[https://news.detik.com/berita/d-4817261/daripada-siarkan-konten-asing-tvri-diminta-perbanyak-acara-lokal Daripada Siarkan Konten Asing, TVRI Diminta Perbanyak Acara Lokal]</ref>
Baris 889:
Acara perdana TVRI secara resmi adalah acara olahraga, yakni siaran langsung [[Pesta Olahraga Asia 1962|Asian Games IV 1962]]. Pada dekade 1970-an dan 1980-an, TVRI juga tercatat pernah membawa berbagai kompetisi olahraga ke televisi, seperti [[Piala Dunia]] yang dimulai [[Piala Dunia 1978|sejak 1978]].<ref>{{cite web |last=Hutari |first=Fandy |year=2018 |title=Menonton Piala Dunia di Zaman Orba, di Layar TVRI |url= https://tirto.id/menonton-piala-dunia-di-zaman-orba-di-layar-tvri-cN7F |website=Tirto.id |access-date=21 Juli 2021}}</ref>
Pada tahun [[2012]]. TVRI resmi mendapatkan hak siar Serie A untuk 2 tahun ke depan mulai musim 2012-13 hingga 2013-14. Karena TVRI mengalami permasalahan hak siar berupa krisis keuangan pada bulan Desember 2013, maka TVRI memutuskan untuk tidak lagi menyiarkan Serie A.
Acara olahraga saat ini di antaranya ''[[Rumah Bulutangkis]]'' dan ''[[Olahraga Tradisional]]'', di samping ''TVRI Sport'' sebagai acara berita olahraga. Acara olahraga terdahulu di antaranya ''[[Arena dan Juara]]'' serta ''[[Dari Gelanggang ke Gelanggang]]''. TVRI juga menyiarkan sejumlah pertandingan [[sepak bola]], seperti [[Coppa Italia]] sejak musim 2018-19 (kerjasama dengan pemilik lisensi dari [[UseeTV]]).
|