*[[Sanusi Pane]], salah seorang sastrawan [[Pujangga Baru]] pernah menulis naskah drama Damar Wulan, yang diberinya judul ''Sandyakala Ning Majapahit''.<ref>Pane, Sanusi. ''Sandyakala Ning Majapahit''. Penerbit Balai Poestaka, Batavia, 1933.</ref> Meskipun demikian, akhir ceritanya sama sekali berbeda dengan Serat Damarwulan yang dijadikan dasar pembuatannya. Dalam versi Sanusi Pane, nasib Damar Wulan berakhir menyedihkan. Damar Wulan dituduh berkhianat dan tidak dinikahkan dengan sang raja putri. Ia pun akhirnya dihukum mati, dan setelahnya Majapahit ditumbangkan oleh pasukan dari [[Kesultanan Demak|Kerajaan Demak Bintara]].
== Referensi ==
Setelah lebih kurang 20 tahun mencari jejak jejak damarwulan, akhirnya saya dipertemukan juga dengan keturunan keturunan damarwulan sang legendaris pada tahun 2006 tepatnya bulan ramadhan.
{{reflist}}
berawal dari pertemuan dengan seorang teman pada pagi hari yang entah kenapa tiba tiba saat saya datang untuk melaksanakan tugas dikantor saya, teman saya tersebut marah2 sambil menyebut nama JUK ( sebutan EYANG bagi orang madura ) DAMARWULAN. Akhirnya saya tanyakan maksudnya JUK DAMARWULAN itu apa. dan akhirnya beliau mengatakan bahwa Beliau masih keturunan dari DAMARWULAN yang dikeluarga beliau diberi gelar RATO ( sebutan RAJA bagi orang madura ) MAS JUK DAMARWULAN.Karena semakin tertarik dengan kisah DAMARWULAN, maka Beliau menyuruh anaknya untuk menmgantar saya kesuatu tempat di desa diatas sebuah bukit dan Beliau berpesan jika ada yang tanya dari mana, segera Bilang " saya adalah cucu dari Bapak MUSTAR.Dan yang saya rasakan adalah suatu keanehan pada saat dalam perjalanan , secara tiba tiba saya melihat sosok wajah seorang raja lengkap dengan mahkotanya tersnyum kepada saya, dan dalam hati saya berkata ini benar benar PRABU DAMARWULAN.
Alkisah, sebelum menuju bukit kami bertemu dengan seorang warga disekitar tempat yang kami tuju, setelah berkenalan dan memberitahukan tujuan kami, akhirnya keadaan semakin mengharukan karena teman saya yang saya ajak adalah salah satu keluarga dari warga tadi, diceritakan bahwa ayah teman saya sudak 30tahun lebih tidak pernah pulang ke desa tersebut. akhirnya kami melanjutkan untuk menuju ke tempat petilasan atau makam DAMARWULAN dan disana kondisi makam sangat mewarnai,melukiskan bahwa makam itu benar benar makam DAMARWULAN.setelah bertawasul selama 5 menit kami melanjutkan perjalanan ke rumah warga tadi dan meminta keterangan sedikit tentang DAMARWULAN.
Berdasarkan salah satu sesepuh dirumah yang kami kunjungi tersebut, dikatakan bahwa nama DAMARWULAN sebenarnya adalah ABDURRAHMAN dan dia adalah seorang petani yang telah beristri dan dikaruniai 2 orang anak. pada saat itu di daerah jawa terjadi perang dan juga tersiar bahwa Raja Jawa pada saat itu mengeluarkan sayembara utnuk menumpas pemberontak,akhirnya Abdurrahman berangkat menuju pulau jawa dengan cara duduk diatas daun pohon siwalan dan terbang ke pulau jawa ( dan jika dilihat dari atas bukit seakan akan pulau jawa memang nampak dekat ) . hingga setelah sekian tahun lamanya'suatu saat datanglah suara yang dikenal oleh keluarga yang kami kunjungi selama 7 malam, dan suara mengatakan " AKU ADALAH ABDURRAHMAN DAN BERJULUK RATO MAS DAMARWULAN TOLONG BUATKAN MAKAM UNTUKKU DITANAH INI" Akhirnya setelah yakin suara itu adalah Abdurrahman maka dibuatlah makam untuk DAMARWULAN ALIAS ABDURRAHMAN.Dan di jelaskan bahwa DAMARWULAN adalah salah satu cikal bakal munculnya raja raja Madura Khususnya di Kerajaan Songennep( kabupaten sumenep sekarang ) selanjutnya.[[Pengguna:Geng si|Geng si]] ([[Pembicaraan Pengguna:Geng si|bicara]]) 04:21, 17 Mei 2009 (UTC)