Indo Tambangraya Megah: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Dani1603 (bicara | kontrib)
k clean up
Baris 18:
homepage = [https://itmg.co.id/ itmg.co.id] |
}}
'''PT Indo Tambangraya Megah Tbk''' (atau disingkat '''ITM''' saja) adalah sebuah [[perusahaan publik]] di [[Indonesia]] ({{BEI|ITMG}}) yang bergerak di bidang [[investasi]], terutama di sejumlah [[anak perusahaan]] yang bergerak di bidang [[pertambangan]], perdagangan [[batu bara]] ditambah sektor lainnya seperti [[pembangkit listrik]]. Berkantor pusat di Pondok Indah Office Tower III, Jl. Sultan Iskandar Muda, [[Pondok Indah]] [[Jakarta]],<ref name=MTFN>[http://www.indokordsa.com/Catalog/Page/FileList/20220425132649Annual_Report_BRAM_Tahun_Buku_2021.pdf LapTahunan BRAM 2021]</reFref> perusahaan ini merupakan [[anak usaha]] dari [[Banpu]] Pcl, [[Thailand]].
 
==Sejarah==
PT Indo Tambangraya Megah didirikan pada 2 September 1987.<ref name=MTFN/> Bisnis dan anak perusahaan dari ITM dalam sejarahnya terikat dengan [[Grup Salim]] yang merupakan perintis dari bisnis batu baranya. Salim Grup memulai bisnis pertambangannya dengan PT Kitadin yang memiliki konsesi tambang batu bara seluas 930 ha di [[Kalimantan Timur]] pada 1986.<reFref name=Th>[https://books.google.co.id/books?id=GnKZBQAAQBAJ&pg=PA568&dq=PT+Indo+TambangrayaMegah+salim&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwiB_5rvt-P3AhXiS2wGHbGiA-QQ6AF6BAgLEAI#v=onepage&q=coal&f=false Liem Sioe Liong's Salim Group: The Business Pillar of Suharto's Indonesia]</ref> Tidak lama kemudian, muncul PT [[Indominco Mandiri]] (sejak 1997),<ReFref>[https://books.google.co.id/books?id=gFkZCgAAQBAJ&pg=PA302&dq=Indominco+Salim&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwjm_IjPvOP3AhUeaGwGHQacD94Q6AF6BAgGEAI#v=onepage&q=Indominco%20Salim&f=false The Global Coal Market]</ref> PT Trubaindo Coal Mining (patungan Truba Grup dan Salim Grup), PT Barasentosa Lestari, dan beberapa perusahaan lainnya yang juga terjun ke bisnis batubara.<Refref>[https://books.google.co.id/books?newbks=1&newbks_redir=0&hl=id&id=UeDsAAAAMAAJ&dq=TRUBAINDO+COAL+Salim&focus=searchwithinvolume&q=TRUBAINDO+ Informasi, Masalah 221-226]</ref><ref>[https://books.google.co.id/books?id=IeRSEAAAQBAJ&pg=PA28&dq=TRUBAINDO+COAL+Salim&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwjBuYW6ueP3AhVt4nMBHWFEBt0Q6AF6BAgKEAI#v=onepage&q=TRUBAINDO%20COAL%20Salim&f=false Salim Group : Raja Mi Instan, Kaisar Minyak Goreng]</ref> Kelompok bisnis ini kemudian dikenal dengan nama '''Indocoal'''.<reFref>[https://books.google.co.id/books?id=-A_MKbt9QIgC&pg=PA111&dq=Centralink+Wisesa&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwiozZ30uuP3AhWE4XMBHYQYD4AQ6AF6BAgLEAI#v=onepage&q=Centralink%20Wisesa&f=false The Rhythm of Strategy: A Corporate Biography of the Salim Group of Indonesia]</ref>
 
Sebagai bagian dari pembayaran [[BLBI]] ke bank milik Salim, [[Bank Central Asia]] (BCA), Salim Grup terpaksa menyerahkan seluruh bisnis batubaranya ke [[BPPN]], termasuk perusahaan-perusahaan diatas dan tentu saja PT Indo Tambangraya Megah.<ref>[https://books.google.co.id/books?newbks=1&newbks_redir=0&hl=id&id=9YwuAAAAMAAJ&dq=PT+Indo+TambangrayaMegah+salim&focus=searchwithinvolume&q=+TambangrayaMegah Dunia EKUIN dan PERBANKAN, Volume 12,Masalah 13-14]</reFref> BPPN lalu mengadakan tender untuk mencari siapa pembeli bisnis batu bara Indocoal yang memiliki kapasitas produksi 5 metrik ton/tahun. Dari beberapa pesaing seperti PT [[Timah (perusahaan)|Timah]], PT [[Bukit Asam]], dan PT [[Bhakti Investama]] Tbk, Banpu lewat PT Centralink Wisesa International akhirnya bisa meminang aset Indocoal seharga US$ 45,5 miliar pada Maret 2001.<Refref>[https://www.datatempo.co/MajalahTeks/detail/ARM20180612113624/timah-disalip-centralink TIMAH DISALIP CENTRALINK]</reFref><reFref>[https://books.google.co.id/books?id=cbt1DwAAQBAJ&pg=PA26&lpg=PA26&dq=PT+Centralink+Wisesa+International+BPPN&source=bl&ots=t2UME4QngZ&sig=ACfU3U2dy07NCJgx7ZpQxd5izPJJTa8Rhw&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwiSmJDQuuP3AhVs63MBHYEDCeEQ6AF6BAggEAM#v=onepage&q=PT%20Centralink%20Wisesa%20International%20BPPN&f=false Ekonomi Politik Media Penyiaran]</ref><reFref>[https://books.google.co.id/books?id=B9D38NayX14C&pg=SA12-PA5&dq=TRUBAINDO+COAL+Salim&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwjBuYW6ueP3AhVt4nMBHWFEBt0Q6AF6BAgDEAI#v=onepage&q=TRUBAINDO%20COAL%20Salim&f=false Minerals Yearbook, Volume 3]</ref> Setelah penjualan itu, Banpu kemudian juga mengakuisisi sebagian saham anak-anak usaha Indocoal yang sebagian sahamnya masih dimiliki oleh perusahaan Grup Salim lain, seperti 35% saham [[Indocement]] di PT Indominco Mandiri.<ref>[https://insight.kontan.co.id/news/menyusuri-jejak-emiten-pertama-dari-grup-salim-di-bursa-bagian-3 Menyusuri jejak pertama...]</ref> Dalam beberapa tahun kemudian, seluruh perusahaan eks-Indocoal dikonsolidasikan sebagai anak usaha PT Indo Tambangraya Megah oleh Banpu,<ref name=itmg>[https://itmg.co.id/en/about-us/history ITM HISTORY]</ref> ditambah akuisisi pada beberapa perusahaan lainnya. Maka, dari sebelumnya secara langsung memiliki Indominco (sejak 11 November 1988), ITM pada pertengahan 2000-an sudah memiliki sejumlah anak usaha seperti PT Bharindo Ekatama dan PT Jorong Barutama Greston.<Refref name=akata>[https://katadata.co.id/intannirmala/ekonopedia/61c13e1039f9b/tiga-dekade-indo-tambangraya-di-indonesia-bisnis-makin-menggurita Tiga Dekade Indo Tambangraya di Indonesia, Bisnis Makin Menggurita]</ref>
 
Sejak 18 Desember 2007, ITM telah menjadi [[perusahaan publik]] dengan melepas 20% sahamnya di [[Bursa Efek Jakarta]] (kini [[Bursa Efek Indonesia]]) dengan harga [[penawaran umum perdana]] Rp 14.000/lembar. Dana yang diperoleh aksi IPO ini mencapai Rp 3,16 triliun.<Refref name=akata/> Kemudian, pada 2008, saham PT Centralink dialihkan kepada anak usaha Banpu lainnya, yaitu Banpu Minerals (Singapore) Pte. Ltd. dan persentase sahamnya dilepas beberapa persen ke publik, menyebabkan sahamnya tersisa 65% dan sisanya publik. Di tahun 2010, ITM tercatat sebagai eksportir batu bara terbesar keempat di Indonesia.<reFref name=Th/> Pada tahun 2014-2016, ITM juga mendirikan sejumlah anak usaha seperti PT ITM Energi Utama, PT ITM Indonesia dan PT Tambang Raya Usaha Tama, dan pada 2017-2020 telah mengakuisisi PT Sentral Mutiara Energy, PT Nusa Persada Resources, PT Tepian Indah Sukses dan beberapa perusahaan lainnya untuk memperluas usahanya.<ref name=itmg/> Meskipun kebanyakan dari perusahaan-perusahaan itu adalah perusahaan yang berkaitan dengan batu bara, namun ada juga yang terjun di usaha [[pembangkit listrik tenaga surya]].<ref name=MTFN/>
 
Kini, ITM memiliki enam tambang, lima pelabuhan, dan dua titik pemuatan batu bara. Enam tambang yang dimiliki ITMG berada di bawah perusahaan masing-masing, seperti PT Jorong Barutama Greston ([[Kalimantan Selatan]]), PT Bharinto Ekatama ([[Kalimantan Tengah]] dan [[Kalimantan Timur]]), PT Trubaindo Coal Mining (Kalimantan Timur), PT Kitadin (Kalimantan Timur), dan PT Indominco Mandiri (Kalimantan Timur). Tiga pelabuhan ITM meliputi Balikpapan Coal Terminal dan Pelabuhan Bontang di Kalimantan Timur, serta Pelabuhan Jorong di Kalimantan Selatan dan titik pemuatan batu bara terletak di Muara Berau dan Muara Jawa di Kalimantan Timur. Sepanjang sembilan bulan pertama di 2021, ITMG berhasil menjual 14,8 juta ton batu bara secara ekspor. Pendapatannya pada 2021 mencapai US$ 1,3 miliar dengan keuntungan US$ 271 juta, yang terutama didapat dari hasil perdagangan batu bara baik untuk ekspor dan dalam negeri.<Refref name=akata/>
 
==Manajemen==
Baris 46:
* Direktur: Yulius Kurniawan Gozali
* Direktur: Stephanus Demo Wawin
* Direktur: Junius Prakarsa Darmawan<ReFref name=mg/>
 
==Kepemilikan==
Baris 71:
* PT Graha Panca Karsa (tidak langsung)
* PT Cahaya Power Indonesia (tidak langsung)
* PT Nusantara Timur Unggul (pengendalian bersama)<ReFref name=mg>[https://itmg.co.id/cfind/source/files/financial-infor/2022/fs-itmg-0322.pdf LAPKEU ITMG, Q1 2021]</ref>
 
==Rujukan==
Baris 79:
*[https://itmg.co.id/ Situs resmi]
 
[[Kategori: Perusahaan pertambangan Indonesia]]
[[Kategori: Perusahaan Indonesia]]