Gagasan untuk mendirikan kantor berita ini timbul pada pikiran seorang wartawan muda, [[Albert Manumpak Sipahutar|Albert Manoempak Sipahoetar]], dan seorang mahasiswa ilmu [[hukum]]/RH, [[Soemanang|Raden Mas Soemanang SoeriowinotoSoerjowinoto]], yang kemudian lebih dikenal sebagai Mr. Soemanang, dan juga sebagai Ketua PWI yang pertama pada tahun 1946. Mereka merasa tidak puas tehadap pemberitaan tentang peristiwa-peristiwa di [[Hindia Belanda]] terutama mengenai kehidupan sosial politik masyarakat [[Indonesia]], yang disiarkan [[Aneta (kantor berita)|Aneta]] (''Algemeen Nieuws- en Telegraaf- Agentschap''). Kantor berita [[Belanda]] itu menyebarkan hasil liputannya bukan saja di Hindia Belanda, melainkan juga di [[Eropa]]. Kalangan pergerakkan kebangsaan Indonesia, baik yang berada di Hindia Belanda maupun di Eropa, menganggap berita di Aneta berat sebelah. Aneta bahkan sering sama sekali tidak memberitakan peristiwa-peristiwa politik yang terjadi di kalangan masyarakat Indonesia.