Noordin Mohammad Top: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
||
Baris 33:
'''Noordin Mohammad Top''' ({{lahirmati|[[Kluang]], [[Johor]], [[Malaysia]]|11|8|1968|[[Jebres, Surakarta|Jebres]], [[Kota Surakarta|Surakarta]], [[Jawa Tengah]], [[Indonesia]]|17|9|2009}}) adalah orang yang dianggap bertanggung jawab atas serentetan [[Terorisme di Indonesia|serangan teror di Indonesia]], termasuk diantaranya [[Pengeboman konsulat Filipina 2000]], [[Bom Bursa Efek Jakarta]], [[Pengeboman Malam Natal Indonesia 2000|Bom Malam Natal 2000]], [[Bom Plaza Atrium 2001]], [[Bom Gereja Santa Anna dan HKBP 2001]], [[Bom Tahun Baru 2002]], [[Pengeboman Makassar 2002]], [[Bom Bandar Udara Soekarno-Hatta 2003]], [[Pengeboman Hotel Marriott 2003|Bom JW Marriott 2003]], [[Pengeboman Kedutaan Besar Australia 2004|Bom Kedubes Australia 2004]], [[Pengeboman bus Poso 2004]], [[Pengeboman pasar Tentena 2005]], [[Mutilasi 3 siswi Poso]], [[Bom Bali 2005]], dan [[Pengeboman pasar Palu 2005]].
== Kehidupan ==
Noordin, yang berlatar pendidikan [[akuntansi]] dari [[Universiti Teknologi Malaysia]] (UTM) dan pernah mengajar di sekolah, bersama dengan [[Azahari Husin|Dr. Azahari]] menjadi murid dari [[Abu Bakar Baasyir]], tokoh organisasi [[Majelis Mujahidin Indonesia]] dan pendiri [[pesantren|Pondok Pesantren]] [[Al Mu'min]], [[Ngruki]], [[Surakarta]], sewaktu Baasyir berada dalam pelarian di [[Malaysia]]. Ia pernah tergabung dalam gerakan bawah tanah [[Jemaah Islamiyah]] (JI), suatu organisasi yang digolongkan [[terorisme|teroris]] oleh [[PBB]] yang bercita-cita mendirikan negara berdasarkan [[Islam]] (daulat Islamiyah) di [[Asia Tenggara]]. Organisasi ini pada gilirannya menginduk pada [[Al-Qaeda]]. Pada tahun [[2003]], Noordin memisahkan diri dari induk organisasi dan menyatakan diri sebagai ''Qa'id'' (pemimpin) ''Tandzim'' (cabang) Al-Qaeda untuk Asia Tenggara. Ia dikenal oleh kalangan [[intelijen]] sebagai orang yang memiliki kemampuan perekrutan dan [[indoktrinasi]] yang baik, selain cerdas dan licin.
Ia bersama Azahari hijrah ke Indonesia setelah pemerintah Malaysia melakukan serangkaian operasi pembersihan teroris di negaranya, menyusul [[serangan 11 September 2001|serangan yang menyebabkan hancurnya]] [[World Trade Center]], [[New York]], oleh Al Qaeda pada tanggal [[11 September]] [[2001]]. Di bawah perlindungan orang-orang JI ia merancang aksi pembalasan dengan agenda pertama adalah [[Bom Bali 2002|pengeboman]] dua klub malam di [[Kuta, Badung]], [[Bali]], setelah didahului oleh beberapa pengeboman berskala kecil.
== Penangkapan ==
{{Lihat pula|Bom Bali 2002}}
Semenjak peristiwa [[Bom Bali 2002|Pengeboman Bali 2002]], Noordin, Azahari, dan anggota JI lainnya (termasuk [[Imam Samudera]], [[Amrozi bin Nurhasyim|Amrozi]] dan [[Mukhlas]]) menjadi sasaran pencarian utama [[Kepolisian Negara Republik Indonesia|Polri]]. Di mata [[FBI]] ia menempati urutan ketiga sebagai orang yang paling dicari pada tahun [[2006]]. Dalam penyergapan oleh satuan khusus anti-terorisme [[Detasemen Khusus 88|Densus 88]] di [[Kota Batu|Batu]], Malang, tanggal [[9 November]] [[2005]] yang menewaskan Azahari, Noordin dapat melarikan diri. Dalam suatu penggerebekan di [[Weleri, Kendal]] pada [[2007]], Noordin dikabarkan kembali lolos. Seusai [[Pengeboman Jakarta 2009|Pengeboman Mega Kuningan, Jakarta, 2009]], polisi kembali mengintensifkan pengejaran. Ia sempat diduga sebagai salah satu korban tewas dalam penyergapan di [[Temanggung]], [[Jawa Tengah]], oleh Densus 88 pada [[8 Agustus]] [[2009]], namun empat hari kemudian Polri menyatakan bahwa yang tewas adalah [[Ibrohim (teroris)|Ibrohim]]. Baru pada tanggal [[17 September]] [[2009]], Noordin akhirnya benar-benar tewas dalam penyergapan di Kampung Kepuhsari, [[Mojosongo, Jebres, Surakarta]], bersama-sama dengan tiga orang lain, termasuk [[Bagus Budi Pranoto]] (perakit bom [[Bom Kedubes Australia 2004|peledakan Kedubes Australia]] di Jakarta pada [[2004]]) dan Ario Sudarso, keduanya ahli perakitan bom didikan Azahari.<ref>[http://www.detiknews.com/read/2009/09/17/162357/1205956/10/kronologi-pengepungan-noordin-di-solo?881103605 Kronologi pengepungan Noordin M. Top di Solo]. DetikNews. Edisi 17 September 2009.</ref><ref>Didit Tri Kertapati. [http://www.detiknews.com/read/2009/09/17/171011/1206009/10/peran-noordin-urwah-susilo-dan-aji Peran Noordin, Urwah, Susilo, dan Aji]. DetikNews. 17 September 2009.</ref>
|