Roesmin Noerjadin: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Wagino Bot (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 70:
Roesmin Nuryadin diangkat sebagai Letnan Muda Udara I penerbang setelah menyelesaikan sekolah penerbang pada tahun 1952. Pada 17 Juli 1952 ditempatkan sebagai penerbang pada Skadron 3 Pemburu di [[Bandar Udara Halim Perdanakusuma|Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma]] yang merupakan titik awal dalam meniti karier sebagai prajurit angkasa. Pendidikan demi pendidikan militer dilaluinya dengan tanpa adanya hambatan, Latihan Dasar Kemiliteran pada tahun 1955 dilanjutkan dengan Kursus Staf yang merupakan angkatan pertama pada tahun 1950. Tidak sampai itu saja, Roesmin juga mendapat kesempatan untuk mengikuti ACSC (IAP) pada tahun 1960, Sekolah Para (penerjun) tahun 1963 dan Flight Inst School yang diselenggarakan di Inggris pada tahun 1964. Riwayat kepangkatan dan jabatan diwarnai dengan dinamis, pada 1 Maret 1953 pangkatnya naik menjadi Letnan Udara II, pada tahun 1954 menjadi letnan Udara I. Pernah menjabat sebagai instruktur penerbang Skadron 3 Pemburu. Pada 1 Januari 1961 dengan menyandang pangkat Letnan kolonel diangkat sebagai Asisten Direktur Operasi Sops Markas Besar Angkatan Udara. Pangkatnya kembali naik menjadi Kolonel Udara pada 1 juli 1962 dengan jabatan sebagai Wakil Panglima Koops AU merangkap sebagai Kas Kohanudnas. Pada 15 Agustus 1963 diangkat menjadi [[Kohanudnas|Panglima Komando Pertahanan Udara Nasional (Pangkohanudnas)]]. Setelah menjabat sebagai Pangkohanudnas, Roesmin kemudian menjabat sebagai Atase Udara pada KBRI di Bangkok dimana pada saat ini pangkat kemiliterannya sudah menjadi komodor Udara. Karier sebagai atase dilanjutkan ketika menjadi Atase Udara pada KBRI di Moskow pada tahun 1965.
 
Pada 1 Mei 1966 pangkatnya naik menjadi Laksamana Muda Udara selanjutnya pada saat berpangkat inilah, Roesmin dipercaya untuk menjadi Deputy Menteri/Panglima Angkatan Udara (Men/Pangau). Baru pada 17 Juli 1966 pangkatnya dinaikan menjadi Laksamana Madya Udara. Pada 2 Mei 1966, pada saat AURI pada posisi yang kurang menguntungkan sebagai akibat dari arus politik Indonesia yang cukup panas, Roesmin Nurjadin di angkat untuk memimpin [[AURI]]. Bagi [[TNI Angkatan Udara]], nama besar Roesmin Nurjadin hanya bisa disejajarkan dengan [[Marsekal Muda]] [[TNI]] ([[Anumerta]]) [[Leo Wattimena]]. Ia adalah seorang penerbang yang handal yang pernah memimpin tim aerobatic [[Mikoyan-Gurevich MiG-17|MiG-17]] bergantian dengan Leo Wattimena. Tim aerobatic pertama TNI AU yang sempat tampil dihadapan umum itu terbentuk pada awal tahun 1960 oleh para penerbang [[Skadron Udara 11]]. Formasi aerobatic yang digunakan terdiri dari empat pesawat [[MiG-17]]. Leader dari tim aerobatic tersebut antara ''Kolonel Pnb Roesmin “Elang” Nurjadin'' atau ''[[Leo Wattimena|Kolonel Pnb Leo “Eagle” Wattimena]]''. Sedangkan anggota tim terdiri dari ''Mayor Pnb Ibnu “Scorpion” Subroto'', ''Mayor Pnb Manetius “Blue Angel” Mudsijan'' dan ''Kapten Pnb Sukardi''.

==Meninggal Dunia==
Beliau wafat di RS. Hasan Sadikin Bandung, Jawa Barat pada tanggal 8 September 1994 dalam usia 64 tahun dan dimakamkan di [[Taman Makam Pahlawan Nasional Utama Kalibata|Taman Makam Pahlawan Nasional Utama (TMPNU) Kalibata]], Jakarta Selatan.
 
== Riwayat Jabatan<ref name=":0" /> ==