Pewarna makanan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 1 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.9.2
k clean up
Baris 12:
Penambahan zat pewarna pada makanan sudah mulai terjadi di kota-kota daerah Mesir. Pada awalnya, para pembuat permen sekitar 1500 SM menambahkan ekstrak alami dan anggur untuk meningkatkan penampilan produk mereka. Hingga sampai pertengahan abad ke-19 bahan-bahan, seperti rempah-rempah kunyit dari daerah lokal ditambahkan ketika proses produksi untuk efek dekoratif pada bahan makanan tertentu.<ref>{{Cite journal|last=Downham|first=Alison|first2=Collins|date=2000|title=Colouring our foods in the last and next millennium|url=https://citeseerx.ist.psu.edu/viewdoc/download?doi=10.1.1.466.4598&rep=rep1&type=pdf|journal=International Journal of Food Science and Technology|volume=35|pages=6}}</ref>
 
Pada awal tahun 1856, William Henry Perkin menemukan pewarna organik sintetis pertama, yang disebut ''mauve'' atau lembayung muda, yang digunakan untuk mewarnai makanan, obat-obatan, dan kosmetik. Selanjutnya mulai tahun 1900, proses pewarnaan ini adalah praktik yang umum digunakan untuk makanan, obat-obatan, dan kosmetik yang tersedia di AS untuk diwarnai secara buatan.<ref>{{Cite web|last=Filippone|first=Peggy Trowbridge|date=2021|title=Food Coloring History|url=https://www.thespruceeats.com/food-coloring-history-1807601|website=The Spruce Eats|language=en|access-date=2022-01-31}}</ref>
 
Namun, seiring bertambahnya penggunaan warna pada makanan, beberapa masalah pun muncul di industri makanan. Pewarna buatan tidak hanya digunakan untuk menyamarkan kualitas yang buruk tetapi juga memungkinkan mewarnai makanan tiruan untuk dijual sebagai barang asli, hingga pada akhirnya menyesatkan konsumen. Selain itu, diketahui pula berbagai warna yang digunakan dalam makanan bersifat racun, seperti keju diwarnai dengan timbal merah, acar dengan tembaga sulfat, hingga permen dengan garam mineral. Akibatnya, keracunan makanan menjadi hal biasa dan pada tahun 1851, sekitar 200 orang keracunan di Inggris, 17 di antaranya berakibat fatal, akibat memakan pelega tenggorokan berwarna yang mengandung racun.<ref>{{Cite web|last=Safefood|date=2020|title=This history of food colouring|url=https://www.safefood.net/food-colours/history|website=Safefood|language=en|access-date=2022-01-31}}</ref> Dengan demikian, regulasi diterapkan di berbagai negara untuk mengurangi kemungkinan dampak buruk yang dapat terjadi.
Baris 30:
* [http://www.consumeraffairs.com/news04/2010/07/food_dyes.html]
* [http://www.cspinet.org/new/pdf/food-dyes-rainbow-of-risks.pdf]
 
{{makanan-stub}}
 
[[Kategori:Makanan]]
 
 
{{makanan-stub}}