Perang Banjar: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Shahibul Anwar (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Shahibul Anwar (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 58:
adalah perang perlawanan terhadap penjajahan [[kolonial Belanda]] yang berlangsung antara 1859 -1906 (atau 1859-1863 menurut sumber Belanda <ref>{{nl}} {{cite book|pages=33|url=http://books.google.co.id/books?id=-PbRAAAAMAAJ&dq=Hidayat%20Oellah&pg=PA33#v=onepage&q=Hidayat%20Oellah&f=false|title=De Gids|volume=30|authors=Everhardus Johannes Potgieter, Johan Theodoor Buijis, Pieter Nicolaas Muller, Hendrik Peter Godfried Quack, Jakob Nikolaas van Hall|publisher=Stichting de Gids|year=1866}}</ref><ref>{{nl}} (2020){{cite book|pages=179|url=http://books.google.co.id/books?id=6QMVAAAAQAAJ&dq=Hidayat%20Oellah&pg=PA179#v=onepage&q=Hidayat%20Oellah&f=false|title=De tijdspiegel|publisher=Fuhri}}</ref>) yang terjadi di [[Kesultanan Banjar]] yang meliputi wilayah provinsi [[Kalimantan Selatan]] dan [[Kalimantan Tengah]].<ref>{{Cite web |url=http://www.indonesianhistory.info/map/colwarc19.html?zoomview=1 |title=Colonial warfare and indigenous resistance, 1815-1910 |access-date=2011-07-24 |archive-date=2014-03-23 |archive-url=https://web.archive.org/web/20140323224329/http://www.indonesianhistory.info/map/colwarc19.html?zoomview=1 |dead-url=yes }}</ref>
 
Konflik dengan Belanda sebenarnya sudah mulai sejak Belanda memperoleh hak [[monopoli dagang]] di [[Kesultanan Banjar]]. Dengan ikut campurnya Belanda dalam urusan kerajaan, kekalutan makin bertambah. Pada tahun 1785, [[Sunan Nata Alam|Pangeran Nata]] yang menjadi wali putra mahkota, mengangkat dirinya menjadi raja dengan gelar [[Sultan Tahmidullah II]] (17851761-20201801<ref '''tahun tidak masuk akal, perlu berbaikan'''name="Regnal"/>) dan membunuh semua putra almarhum [[Sultan Muhammad]]. [[Pangeran Amir]], satu-satunya pewaris tahta yang selamat, berhasil melarikan diri lalu mengadakan perlawanan dengan dukungan pamannya [[Gusti Kasim]] ([[Arung Turawe]]), tetapi gagal. Pangeran Amir (kakek [[Pangeran Antasari]]) akhirnya tertangkap dan dibuang ke Ceylon (kini [[Sri Langka]]).<ref name="Gusti Mayur">{{cite book
| lang= id
| pages= 9