Kerajaan Bali: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Ardezta221 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 3:
| common_name = Bali
| native_name =
| religion = [[Hindu Bali]], [[BudhaBuddha Mahayana]]
| p1 = Prasejarah Indonesia
| p2 = Kerajaan Medang
Baris 27:
| common_languages = [[Bahasa Kawi]] (archaic) <br/>[[Bahasa Bali]]
| government_type = Monarki
| title_leader = Raja, Arya, [[Dalem (Raja)|Dalem]], [[Dewa Agung]]
| leader1 = [[Sri Kesari Warmadewa]]
| year_leader1 = c. 914
Baris 42:
| leader7 = Dewa Agung Jambe II ([[Kerajaan Klungkung]])
| year_leader7 = c. 1908
| currency = Koin perak lokal, dan koinuang Chinakepeng ''[[CashCina (Chinesepis coinbolong)|kepeng]]''
| category =
| today = {{INA}}
Baris 53:
| HDI =
| HDI_year =
| image_flag = BaliHistorical flagFlag redof white and blueBali.svgpng
| image-flag-caption = Bendera Kerajaan Bali
| p4 = Kerajaan Tumapel
Baris 66:
'''Kerajaan Bali''' merupakan istilah untuk serangkaian kerajaan [[Hindu]]-[[Budha]] yang pernah memerintah di [[Bali]], di [[Kepulauan Sunda kecil|Kepulauan Sunda Kecil]], [[Indonesia]]. Adapun kerajaan-kerajaan tersebut terbagi dalam beberapa masa sesuai dinasti yang memerintah saat itu. Dengan sejarah kerajaan asli Bali yang terbentang dari awal abad ke-10 hingga awal abad ke-20, kerajaan Bali menunjukkan budaya istana Bali yang luhur, di mana unsur-unsur spiritual penghormatan kepada arwah leluhur dikombinasikan dengan pengaruh ajaran [[Agama Hindu|Hindu]], yang diadopsi dari India melalui perantara Jawa kuno, berkembang, memperkaya, dan membentuk budaya Bali.
 
Karena kedekatan dan hubungan budaya yang erat dengan [[pulau Jawa]] yang berdekatan selama periode [[Sejarah Nusantara pada era kerajaan Hindu-Buddha|Hindu-Budha]] Indonesia, sejarah Kerajaan Bali sering terjalin dan sangat dipengaruhi oleh kerajaan di Jawa, dari kerajaan Medang pada abad ke-9 sampai ke kerajaan Majapahit pada abad ke-13 hingga 15. [[Budaya]], [[bahasa]], [[seni]], dan [[arsitektur]] di pulau Bali dipengaruhi oleh Jawa. Pengaruh dan kehadiran orang Jawa semakin kuat dengan jatuhnya [[Majapahit|kerajaan Majapahit]] pada akhir abad ke-15. Setelah kekaisaran jatuh di bawah [[Kesultanan Muslim Demak]], sejumlah abdi dalem Hindu, [[bangsawan]], [[pendeta]], dan [[pengrajin]], menemukan tempat perlindungan di pulau Bali. Akibatnya, Bali menjadi apa yang digambarkan oleh sejarawan [[Ramesh Chandra Majumdar]] sebagai benteng terakhir budaya dan peradaban Indo-Jawa. Kerajaan Bali pada abad-abad berikutnya memperluas pengaruhnya ke pulau-pulau tetangga. Kerajaan Gelgel Bali misalnya memperluas pengaruh mereka ke wilayah Blambangan di ujung timur Jawa, pulau tetangga Lombok, hingga bagian barat pulau [[Sumbawa, Sumbawa|Sumbawa]], sementara Karangasem mendirikan kekuasaan mereka di [[Kabupaten Lombok Barat|Lombok Barat]] pada periode selanjutnya.
 
Sejak pertengahan abad ke-19, negara kolonial [[Hindia Belanda]] mulai terlibat di Bali, ketika mereka meluncurkan kampanye mereka melawan kerajaan kecil Bali satu per satu. Pada awal abad ke-20, Belanda telah menaklukkan Bali karena kerajaan-kerajaan kecil ini jatuh di bawah kendali mereka, baik dengan kekerasan atau dengan pertempuran, diikuti dengan [[Puputan|ritual massal bunuh diri]], atau menyerah dengan damai kepada Belanda. Dengan kata lain, meskipun beberapa penerus kerajaan Bali masih hidup, peristiwa-peristiwa ini mengakhiri masa kerajaan independen asli Bali, karena pemerintah daerah berubah menjadi pemerintahan kolonial Belanda, dan kemudian pemerintah Bali di dalam [[Republik Indonesia]].