Elpidius van Duijnhoven: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan |
k →Misi di Sumatra Utara: clean up |
||
Baris 20:
Dari Sabah Dua, Pater Elpidius mulai mewartakan Injil sampai ke [[Panei Tongah, Panei, Simalungun|Panei Tongah]] dan [[Pematang Raya, Raya, Simalungun|Pematang Raya]]. Di Pematang Raya, Pater Elpidius kurang diterima karena daerah itu sudah terlebih dahulu menjadi basis [[Gereja Kristen Protestan Simalungun|GKPS]]. Pater Elpidius tetap melanjutkan penginjilan hingga ke [[Saribu Dolok, Silimakuta, Simalungun|Saribudolok]] dan ke arah utara sampai ke [[Kabanjahe, Karo|Kabanjahe]] dan [[Lawe Bekung, Badar, Aceh Tenggara|Lau Bekung]], [[Kabupaten Aceh Tenggara|Aceh Tenggara]].<ref>Bdk. ''Saragih Simon, Elpidius...''hlm.7-8</ref>
Di Aceh Tenggara, Pater Elpidius berkenalan dengan Petrus Datubara (kelak Ompung Flora Datubara), yang kemudian akan menjadi [[katekis]] untuk membantu Pater Elpidius. Petrus Datubara juga adalah ayah kandung dari [[Alfred Gonti Pius Datubara]], yang kemudian akan menjadi [[Keuskupan Agung Medan|Uskup Agung Medan]] kedua dan Uskup Agung Medan pertama dari kalangan pribumi.
Pater Elpidius memilih menetap di Simpang Haranggaol dan memindahkan pastoran ke [[Saribu Dolok, Silimakuta, Simalungun|Saribudolok]].
|