Ayub (tokoh Al-Qur'an): Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
RaFaDa20631 (bicara | kontrib)
k clean up
Baris 68:
Alkitab menyebutkan bahwa suatu kali Allah membanggakan kesalehan Ayyub di hadapan iblis. Iblis menyangkal dan mengatakan bahwa Ayyub bisa menjadi orang saleh lantaran Allah selalu melindunginya dan Ayyub pasti akan mencela Allah jika segala kenikmatan yang dia miliki dicabut. Allah kemudian memberikan kekuasaan pada iblis untuk menguji Ayyub. Setelahnya, para pelayan Ayyub datang dan mengabarkan pada Ayyub bahwa sebagian hewan-hewan ternaknya dijarah sekelompok orang, sebagian lain mati disambar petir. Pelayan lain datang dan mengabarkan bahwa putra-putri Ayyub tewas tertimpa rumah karena terkena angin ribut saat mereka makan bersama di rumah saudara yang sulung. Maka Ayyub berdiri dan mengoyak jubahnya, mencukur kepalanya, sujud menyembah Allah dan berseru, "Tuhan Yang memberi, Tuhan Yang mengambil. Terpujilah nama Tuhan."<ref>{{Alkitab|Ayub 1: 8-22}}</ref>
 
Setelahnya, Allah kemudian kembali membanggakan Ayyub di hadapan iblis lantaran kesalehannya, meski dia sudah ditimpa kesulitan. Iblis mengatakan bahwa Ayyub pasti akan mencela Allah bila ujian menimpa daging dan tulangnya. Allah kemudian memberikan kekuasaan pada iblis untuk menguji Ayyub. Ayyub kemudian menderita penyakit kulit yang merebak dari kepala sampai kaki.<ref>{{Alkitab|Ayub 2: 1-8}}</ref>
 
Sebagian ulama menyebutkan bahwa Ayyub adalah orang yang pertama kali terkena penyakit cacar.<ref>HR. Ibnu Asakir (10/71)</ref>{{sfn|Ibnu Katsir|2014|p=388}} Terkait lamanya Ayyub sakit, ulama mengemukakan beberapa pendapat, di antaranya selama tiga tahun, tujuh tahun, bahkan delapan belas tahun.{{sfn|Ibnu Katsir|2014|pp=388-389}} Ayyub menderita sakit sangat lama sehingga membuat orang-orang merasa jijik dan mengeluarkannya dari kawasan pemukiman warga.{{sfn|Ibnu Katsir|2014|p=387}}
 
 
 
 
Meski Ayyub dijauhi orang-orang, disebutkan bahwa dua saudaranya masih setia menjenguknya. Salah satu dari mereka kemudian berkata bahwa Ayyub telah melakukan dosa besar sehingga Allah tidak menghilangkan penyakit itu. Saat mereka datang menjenguk, Ayyub berkata, "Aku tidak tahu yang kamu katakan, hanya saja Allah mengetahui bahwa aku pernah melewati dua orang laki-laki yang bertengkar, lalu keduanya menyebut nama Allah, kemudian aku pulang ke rumahku dan membayarkan kafarat untuk keduanya karena aku tidak suka kedua orang itu menyebut nama Allah untuk yang tidak benar.{{sfn|Ibnu Katsir|2014|pp=389-390}}
Baris 98 ⟶ 95:
Dalam sebuah [[Hadis Qudsi|hadits qudsi]] disebutkan bahwa saat Ayyub mandi dalam keadaan telanjang, jatuhlah di hadapannya kaki dari belalang-belalang emas. Ayyub kemudian mengumpulkan dan memasukkannya ke dalam pakaiannya. Allah kemudian berfirman, "Wahai Ayyub, bukankah aku telah mencukupkanmu dengan yang engkau lihat?" Ayyub menjawab, "Benar, wahai Tuhanku, tetapi aku tidak pernah merasa cukup dengan berkahmu."<ref>HR. Bukhari</ref>{{sfn|Al-Qarni|2006|p=136}}
 
Setelah sembuh, Ayyub masih memiliki tanggungan sumpah untuk memukul istrinya, tetapi dia tidak tega menyakiti istrinya tersebut. Allah kemudian memberikan keringanan dengan memerintahkan Ayyub mengambil seikat rumput dan memukulkan kepada istrinya sebagai pemenuhan sumpah tanpa menyakiti istrinya.<ref name="Shad 38: 44">Shad (38): 44</ref>{{sfn|Ibnu Katsir|2014|p=394}}<ref name=":0" />
 
Dalam Alkitab dijelaskan bahwa Allah murka kepada tiga teman Ayyub lantaran telah mengatakan hal yang salah tentang Allah. Allah berfirman pada Elifas agar membawa tujuh ekor lembu jantan dan tujuh ekor domba jantan kepada Ayyub untuk dijadikan korban bakaran pada Allah dan agar Ayyub mendoakan mereka sebagai penebusan dosa mereka. Itu semua dilakukan melalui perantaraan Ayyub karena Allah hanya menerima permintaan dari Ayyub. Mereka bertiga kemudian melakukan hal tersebut. Setelah mendoakan ketiga temannya, keadaan Ayyub kembali pulih dan Allah memberi ganti dua kali lipat dari yang Ayyub miliki dulu. Setelahnya Ayyub juga memiliki tujuh putra dan tiga putri. Tiga putrinya bernama Yemima, Kezia, dan Kerenhapukh. Disebutkan bahwa mereka bertiga adalah perempuan tercantik di seluruh negeri.<ref>{{Alkitab|Ayub 42: 7-15}}</ref>
Baris 109 ⟶ 106:
== Kedudukan ==
=== Islam ===
Ayyub dipandang sebagai nabi dalam Islam, sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur'an bahwa Allah memberikan wahyu kepada Muhammad, juga kepada yang lain, di antaranya adalah Ayyub.<ref>An-Nisa' (4): 163</ref> Ayyub bersama beberapa nabi lain juga disebut sebagai mereka yang Allah beri petunjuk.<ref>Al-An'am (6): 84</ref> Dia juga dinyatakan sebagai orang yang sabar, sebaik-baik hamba Allah, dan sosok yang taat.<ref> name="Shad (38): 44<"/ref> Al-Qur'an tidak menyebutkan bahwa Ayyub berdakwah kepada kaum tertentu sebagaimana para rasul lain. Namun sebagian ulama menyebutkan bahwa Ayyub berdakwah di Romawi dan berwasiat untuk melanjutkan tugas dakwahnya kepada putranya, Bisyr. Bisyr kerap dipandang sebagai Dzulkifli.{{sfn|Ibnu Katsir|2014|pp=394-395}}
 
Disebutkan bahwa pada hari kiamat kelak, Allah menjadikan Ayyub sebagai ''[[hujjah]]'' (alasan) bagi orang-orang yang mendapat ujian.<ref>''Tarikh Dimasq'' (10/82)</ref>{{sfn|Ibnu Katsir|2014|p=395}} Maknanya adalah orang-orang di hari kiamat kelak tidak bisa beralasan bahwa mereka tidak bisa beribadah karena telah mendapat ujian berat dan penyakit, lantaran Ayyub yang ditimpa ujian dan penyakit sedemikian rupa saja tetap taat beribadah kepada Allah.<ref>{{Cite web|url=https://islam.nu.or.id/post/read/114412/4-hamba-yang-akan-jadi-hujjah-allah-di-akhirat-|title=Hamba yang Menjadi Hujjah Allah|last=Wijaya|first=M. Tatam|date=11 Desember 2019|website=NU Online|access-date=9 April 2020}}</ref>
Baris 136 ⟶ 133:
Menurut cerita rakyat Palestina, tempat Ayyub diuji berada di desa Al-Jura, sekarang masuk bagian [[Ashkelon]], sebuah kota di pesisir [[Laut Tengah]] dan di utara [[Jalur Gaza]]. Di sana dipercaya bahwa Allah kemudian memunculkan mata air kemudaan yang digunakan Ayyub mandi sehingga dia kembali muda.
 
Desa Dayr Ayyub ({{lang-ar|دير أيوب }}) dikatakan sebagai makam Ayyub menurut kepercayaan setempat.<ref>W. Khalidi, 1992, "All that remains", hlm. 376</ref> Dayr Ayyub berada di sebelah tenggara kota [[Ramla]] sejauh 17,5 &nbsp;km.
 
Di kawasan Tabighah di pesisir [[Danau Galilea]], terdapat beberapa situs yang dikaitkan dengan Ayyub. Sebuah gua kecil dekat Gunung Eremos disebut dengan "Gua Ayyub". Dua menara yang dibangun pada masa Romawi Timur untuk mengumpulkan air dinamai [[Tanur]] Ayyub dan [[Hammam]] Ayyub.<ref name="DeLuca">[Stefano De Luca, ''Capernaum'', paragraph on Tabgha, in The Oxford Encyclopedia of the Bible and Archaeology, vol. 1, p. 179, New York: Oxford Univ. Press, 2013]</ref><ref name="Finegan">{{cite book |title=The Archeology of the New Testament: The Life of Jesus and the Beginning of the Early Church |edition= Revised edition (1609) |year=1992 |location= Princeton, New Jersey |publisher= Princeton University Press |page=87 |isbn= 0-691-00220-7 |url= https://books.google.com/books?id=1DsABAAAQBAJ&pg=PA87 |accessdate=26 July 2016 }}</ref> Hammam Ayyub awalnya disebut Pemandian Kusta, tetapi [[kusta]] kemudian diidentifikasikan dengan Ayyub. Mata air dekat tempat tersebut, kemudian menjadi air terjun, disebut Ain Ayyub atau "Mata Air Ayyub."<ref>Bargil Pixner OSB, [www.hagia-maria-sion.net/gemeinschaft/rundbr/rundbr21/rb21barg.html Archäologie: Das Bad des Aussätzigen in Tabgha] (Archaeology: the Leper's Bath in Tabgha), Dormition Abbey, 21st newsletter, January 2002 (in German)</ref><ref>Eretz Magazine, [http://www.eretz.com/NEW/ptrailsermon.shtml Sermon Valley], accessed 10 December 2018</ref>