Pengelolaan sampah di Jepang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tegarrifqi (bicara | kontrib)
k →‎Sejarah: clean up
Baris 4:
Tidak ada sistem atau undang-undang yang terpusat untuk mengelola sampah pada awal [[zaman Meiji]]. Pada tahun 1900, dua tindakan diperkenalkan untuk meningkatkan sanitasi dan menghindari epidemi yang disebabkan oleh sampah yang menumpuk di lahan terbuka.<ref name="MOE 2014" /><ref name="Hezri 2009">{{Cite journal| pages = 18| last = Hezri| first = A.A.| title = Toward 3R-Based Waste Management: Policy Change in Japan, Malaysia and the Philippines| series = 3R Policies for Southeast and East Asia| date = 2009}}</ref> Undang-Undang Pembuangan Sampah, undang-undang pertama di Jepang tentang sampah, bersama dengan Undang-Undang Pembersihan Sampah mencoba untuk membangun sistem administrasi dalam menangani sampah dan membuat pemerintah kota bertanggung jawab atas pembuangan, melalui pembakaran jika memungkinkan.<ref name="MOE 2014">{{Cite web| title = History and Current State of Waste Management in Japan| work = Ministry of the Environment| access-date = 2020-07-16| date = 2014| url = https://www.env.go.jp/en/recycle/smcs/attach/hcswm.pdf}}</ref><ref name="UNEP 2013"/>
 
Pada periode pascaperang, dari tahun 1945, sampah menumpuk seiring dengan berkembangnya ekonomi dan terkonsentrasinya penduduk di daerah perkotaan. Pengumpulan manual tidak efisien dan administrasi terdesentralisasi dan tidak terorganisir.<ref name="MOE 2014" /><ref name="UNEP 2013">{{Cite web| title = The Japanese industrial waste experience: Lessons for rapidly industrializing countries| work = United Nations Environmental Programme| access-date = 2020-07-18| date = 2013| url = https://wedocs.unep.org/bitstream/handle/20.500.11822/27294/indExp_Jap.pdf?sequence=1&isAllowed=y}}</ref><ref name="MOE 2014" /> Undang-undang Kebersihan Umum tahun 1954 mengharuskan pemerintah nasional dan prefektur untuk memberikan dukungan keuangan dan teknologi kepada kota dalam pengumpulan sampah. Setelah itu, pada tahun 1963, Undang-Undang tentang Tindakan Darurat mengenai Pengembangan Fasilitas Lingkungan Hidup menetapkan pengembangan fasilitas pengelolaan sampah, termasuk [[insinerasi|insinerator]].<ref name="MOE 2014"/> Subsidi diberikan untuk insinerator, dan insinerator pertama yang beroperasi sepanjang waktu didirikan pada tahun yang sama.<ref name="UNEP 2013"/>
 
Pada tahun 1955, ekonomi mulai tumbuh pada tingkat yang signifikan. Perubahan budaya konsumen menyebabkan lebih banyak produksi sampah rumah tangga, meskipun hal tersebut masih lebih kecil jika dibandingkan dengan peningkatan volume sampah industri, yang seringkali tidak diolah atau dibuang dengan benar.<ref name="UNEP 2013"/> Contohnya termasuk limbah minyak atau zat kimia yang dibuang ke dalam badan air, polusi udara, dan puing-puing konstruksi.<ref name="MOE 2014"/><ref name="UNEP 2013"/> Pengelolaan sampah dan perlindungan lingkungan menjadi perhatian nasional pada tahun 1960-an setelah pengakuan luas dari [[Empat Penyakit Polusi Besar di Jepang]], penyakit yang disebabkan oleh pembuangan bahan kimia dari pabrik.<ref name="UNEP 2013"/><ref>{{Cite journal| volume = 16| issue = 22| last = Siniawer| first = Eiko Maruko| title = A War Against Garbage in Postwar Japan| journal = The Asia-Pacific Journal: Japan Focus| access-date = 2020-07-18| date = 2018-11-15| url = https://apjjf.org/2018/22/Maruko.html}}</ref>