Bahasa Sampit: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Qipehe (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Shahibul Anwar (bicara | kontrib)
Menambahkan konten
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 1:
{{multiple issues|
{{refimprove|date=}}
{{cleanup|date=}}
{{original research|date=}}
}}
{{Infobox Bahasa
|name=Sampit
| nativename =
|states={{flag|Indonesia}}
|region={{flag|Kalimantan Tengah}}
(Desa [[Bagendang Hilir]] [[Kelurahan Baamang Hilir]])
|speakers=?
|familycolor=Austronesia
|fam2=?
|fam3=[[Rumpun bahasa|?]]
| lc1 =
| ld1 =
| lc2 =
| ld2 =
| glotto =
| glottorefname =
| lingua =
}}
'''Bahasa Sampit''' adalah sebuah [[bahasa]] dalam [[rumpun bahasa Dayak]] yang dituturkan oleh [[Suku Sampit]] yang banyak mendiami daerah-daerah di [[Kalimantan Tengah]] khususnya di kecamatan Baamang, Seranau dan Mentawa Baru, Kabupaten Kotawaringin Timur.
 
Bahasa Sampit dituturkan oleh masyarakat di Desa Bagendang Hilir, Kecamatan Mentaya Hilir Utara dan Kelurahan Baamang Hilir, Kecamatan Baamang, Kabupaten Kotawaringin Timur, Provinsi Kalimantan Tengah. Isolek Sampit merupakan sebuah bahasa karena memiliki persentase perbedaan antara 81%—100% jika dibandingkan dengan bahasa-bahasa lain yang ada di Provinsi [[Kalimantan Tengah]], misalnya dengan [[bahasa Tamuan]], [[bahasa Banjar]], [[bahasa Mentaya]], dan dengan [[bahasa Dayak Ngaju]].<ref>https://merajutindonesia.id/bahasa/1i1eu9u/sampit</ref>
 
 
{{bahasa-stub}}
 
Pada mulanya penduduk asli penutur bahasa Sampit bermukim di kampung-kampung yang saling berjauhan letaknya tersebar di daerah aliran sungai. Mobilitas penduduknya terhambat akibat kondisi geografis yang terisolasi. Lagi pula kampung-kampung itu kebanyakan terpencil oleh hutan rimba, rawa-rawa, bukit dan sungai mempersulit kontak antar kelompok. Keadaan seperti itu menyebabkan penutur bahasa yang sama setelah terpisah dalam kelompok-kelompok lama kelamaan menjadi kendala saling paham semakin berkurang. Dengan demikian, karena kondisi geografis di sekitarnya, bahasa Sampit yang semula mempunyai tingkat saling paham yang tinggi dengan bahasa Tamuan dan Mentaya2 lama kelamaan terpisah sebagai bahasa yang berbeda. Sedangkan, wilayah pakai bahasa Sampit di Sampit, Baamang dan Mentaya Seberang masih memiliki tingkat pemahaman yang tinggi.<ref>http://dayak06.blogspot.com/2009/05/blog-post.html?m=1</ref>
 
== Penggolongan Bahasa ==
Masih terdapat silang pendapat tentang status bahasa Sampit di kalangan para sarjana. Pendapat yang dikemukakan oleh Hudson (1967) secara tersurat mengenai status bahasa Sampit menarik perhatian karena ia memasukan bahasa Sampit ke dalam subkelompok Melayu. Pendapat ini tidak didukung oleh sejumlah fakta yang dikemukakan oleh sarjana lain yang berpendapat bahwa bahasa Sampit lebih dekat hubungannya dengan bahasa Dayak Ngaju.
Sesuai dengan uraian di atas, penelitian ini cenderung lebih menerima pendapat yang terakhir karena diasumsikan hubungannya yang erat antara budaya dan bahasa dayak yang memperlihatkan kedekatan hubungan antara bahasa Sampit dan Dayak Ngaju. Walaupun, penelitian ini berseberangan pendapat dengan pendapat yang diajukan Hudson, penelitian ini lebih berdasarkan perspektif linguistik diakronis, jika dibandingkan dengan hasil penelitian terdahulu karena penelitian tersebut lebih terfokus pada kajian sinkronis. Pendapat lain yang baru dijelaskan secara sinkronis berseberangan dengan pendapat Hudson di atas ditinjau dari pendekatan sinkronis seperti yang diuraikan dalam tinjauan pustaka.
Bagan berikut ini menunjukan bahwa kekerabatan antara bahasa Sampit dengan Dayak Ngaju lebih erat jika diamati hubungannya dengan bahasa Banjar dan Proto Melayik Adelaar (1992).<ref>http://dayak06.blogspot.com/2009/05/blog-post.html?m=1</ref>
 
== Perbandingan bahasa Sampit, Ngaju, Banjar==
{| class="wikitable sortable"
! Nomor !! Bahasa Sampit !! Bahasa Ngaju !! Bahasa Banjar !!
|-
| 1. || || || ngaran
|-
| 2. || || || juhut
|-
| 3. || || || Kunyut
 
==Pranala luar==