SLB Negeri Cicendo Bandung: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 29:
}}
 
'''SLB Negeri Cicendo Bandung''' merupakan [[sekolah luar biasa]] [[Negeri]] yang terletak di [[Kota Bandung]]. Menjadi sekolah negeri sejak tahun 2012. <ref>{{cite web | url = http://referensi.data.kemdikbud.go.id/tabs.php?npsn=20219176 | title = Referensi Data Sekolah | author = Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan | accessdate = 16-01-2016}}</ref>
 
== Sejarah ==
:
:Perkumpulan Penyelenggaraan Pengajaran kepada anak-anak Tuli Bisu di Indonesia didirikan pada tanggal 3 Januari 1930 atas inisiatif Ny. CM Roelfsema Wesselink istri Dokter H.L Roelfsema, seorang ahli THT di Indonesia, pada waktu itu di kediaman beliau Jln. Riau No. 20 Bandung didirikan sekolah dan asrama yang pertama dengan jumlah murid 6 orang.
:
:Kemudian pindah ke Oude Hosfitalweg No. 27 Bandung, tidak lama kemudian didatangkan 2 (dua) orang guru ahli dari Nederland yaitu Tuan DW. Bloemink dan Nona E. Gudberg, yang kemudian Tuan DW. Bloemink diangkat menjadi Derektur, berkat kebijakan Tn. KAR Bosscha beliau menyerahkan uang sebesar ƒ 50.000 kepada Dewan Kota Praja Bandung pada waktu itu.
Maka pendirian gedung sekolah dan asrama di atas sebidang tanah di desa cicendo, distrik Bandung, Kabupaten Bandung. Karisidenan Priangan di bangun dengan peletakan Batu Pertama oleh Hoogedelgeboren Vrouwe A.C de Jonge, Gebaran Baronesse Van Wassenoar, istri dari Gouverneur Generaal Van Nederland disch Indie, Zijne Excellentie Mr. D.C. de Jonge.”
:
Pada tanggal 6 Mei 1933. Pada tanggal 18 Desember 1933 gedung sekolah dan asrama selesai dan di buka secara resmi, dengan jumlah murid 26 orang diantaranya 6 orang tinggal di luar asrama. Pada tahun 1942 – 1945 gedung sekolah dan asrama dipergunakan oleh tentara Jepang (selama peperangan jepang) dan setelah peperangan Jepang berakhir lembaga pendidikan sekolah dan asrama dipergunakan untuk klinik bersalin, kemudian pada tanggal 1 Juni 1949 gedung sekolah dan asrama dikembalikan kepada perkumpulan, sehingga sekolah dan asrama bisa diselenggarakan sebagaimana mestinya dan kemudian Kementrian pendidikan dan pengajaran mendatangkan guru ahli dari Nederrland yaitu Jivan Dooran dan disusul oleh Tn. Van Derbeek pada tahun 1949 Tn Jivan Doorn diangkat menjadi Derektur Lembaga LPATB ( Lembaga Pendidikan Anak Tuli Bisu) tahun 1950.
:Maka pendirian gedung sekolah dan asrama di atas sebidang tanah di desa cicendo, distrik Bandung, Kabupaten Bandung. Karisidenan Priangan di bangun dengan peletakan Batu Pertama oleh Hoogedelgeboren Vrouwe A.C de Jonge, Gebaran Baronesse Van Wassenoar, istri dari Gouverneur Generaal Van Nederland disch Indie, Zijne Excellentie Mr. D.C. de Jonge pada tanggal 6 Mei 1933.
Kemudian diteruskan oleh Yn. Vander Beek pada bulan Oktober 1951. Pada September 1952 lembaga ini diresmikan sebagai Sekolah Rakyat Latihan Luar Biasa. Tidak lama kemudian pada tahun 1954 Departemen Pendidikan menetapkan lembaga pendidikan untuk para penyandang cacat di Indonesia dinamakan Sekolah Luar Biasa (SLB). SLB B Cicendo Bandung berstatus swasta, yaitu kepunyaan P3ATR yang juga ditetapkan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan menjadi sekolah latihan SGPLB ( Sekolah Guru Pendidikan Luar Biasa).
:
Setelah Tn. Van Der Beek pulang ke negeri Belanda, yang menjadi kepala sekolah adalah Bapak Saleh Bratawidjaya BA. Pada tahun 1956 beliau pensiun kemudian dijabat oleh Bapak RA.
:Pada tanggal 18 Desember 1933 gedung sekolah dan asrama selesai dan di buka secara resmi, dengan jumlah murid 26 orang diantaranya 6 orang tinggal di luar asrama.
Suwandi Tirtaatmadja dari tahun 1977 sampai dengan tahun 1986 dan kepengurusan P3ATR diketuai oleh Gubernur Jenderal Belanda ( pada jaman Belanda) setelah perkumpulan diserahkan kepada Republik Indonesia yang menjadi ketua / Derektur P3ATR dipegang oleh Gubernur Jawa Barat yaitu Bapak R. Moch. Sanusi Harja Dinata, seterusnya secara tradisi yang menjadi ketua / Derektur P3ATR langsung dipegang oleh Gubernur, akan tetapi pada waktu Gubernur Jawa Barat Bapak Solihin GP, tradisi ini berubah karenapada waktu itu Bapak Solihin GP tidak bersedia menjadi ketua / Derektur, maka beliau menunjuk Bapak Irawan Sarpingi ( Derektur Taksi 4848 ) sebagai ketua P3ATR sampai jabatan Gubernur selesai, kemudian Gubernur Jawa Barat Bapak Aang Kunaefi menunjuk Bapak Ir.Encon Padmakusumahmenjadi ketua P3ATR.
Pada tanggal 6 Mei 1933. Pada tanggal 18 Desember 1933 gedung sekolah dan asrama selesai dan di buka secara resmi, dengan jumlah murid 26 orang diantaranya 6 orang tinggal di luar asrama. :Pada tahun 1942 – 1945 gedung sekolah dan asrama dipergunakan oleh tentara Jepang (selama peperangan jepang) dan setelah peperangan Jepang berakhir lembaga pendidikan sekolah dan asrama dipergunakan untuk klinik bersalin, kemudian pada tanggal 1 Juni 1949 gedung sekolah dan asrama dikembalikan kepada perkumpulan, sehingga sekolah dan asrama bisa diselenggarakan sebagaimana mestinya dan kemudian Kementrian pendidikan dan pengajaran mendatangkan guru ahli dari Nederrland yaitu Jivan Dooran dan disusul oleh Tn. Van Derbeek pada tahun 1949 Tn Jivan Doorn diangkat menjadi Derektur Lembaga LPATB ( Lembaga Pendidikan Anak Tuli Bisu) tahun 1950.
Pada waktu Bapak Yogi SM menjadi Gubernur, beliau menunjuk Bapak RH. Gartina Dindadipura SH sebagai ketua P3ATR hingga SLB – B P3ATR berubah nama menjadi YP3ATR. Dan Kepala Sekolah SLB – B P3ATR setelah Bapak Saleh Bratawijaya BA pensiun, diganti oleh Bapak RA. Suwandi Tirtaamaja BA beliau pensiun pada tahun 1986 diganti oleh Bapak Drs. Purnama kemudian diganti oleh Bapak Jajuri BA dan diganti oleh Bapak Drs. Suhali kemudian pada tahun 1994 diganti oleh Bapak Uu Sumawinata SPd, karena beliau dimutasi ke Sumedang, kemudian diganti oleh Ibu Dra. Kartika kemudian beliau dimutasi ke Purwakarta bulan September 2003, maka kemudian diganti oleh Bapak Priyono, S.Pd mulai bulan September 2003.
:
Hasil Penelitian Relawan VHO Berkebangsaan Belanda yaitu Tn. Frend menyimpulkan bahwa pelayanan pembelajaran di SLB – B YP3ATR Cicendo Bandung. Tidak bisa digabungkan antara Penyandang Tuna Rungu murni dengan Tuna Rungu Plus ( Tuna Rungu Plus gangguan lain ).
:Kemudian diteruskan oleh Yn. Vander Beek pada bulan Oktober 1951. Pada September 1952 lembaga ini diresmikan sebagai Sekolah Rakyat Latihan Luar Biasa. Tidak lama kemudian pada tahun 1954 Departemen Pendidikan menetapkan lembaga pendidikan untuk para penyandang cacat di Indonesia dinamakan Sekolah Luar Biasa (SLB). SLB B Cicendo Bandung berstatus swasta, yaitu kepunyaan P3ATR yang juga ditetapkan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan menjadi sekolah latihan SGPLB ( Sekolah Guru Pendidikan Luar Biasa).
Maka pada tahun 1996 SLB – B YP3ATR dijadikan 2 sekolah SLB, yaitu SLB – B I YP3ATR yang melayani pendidikan Tuna Rungu Murni dan SLB-B II YP3ATR melayani pendidikan Tuna Rungu Plus gangguan lain. Dan Kepala SLB – B YP3ATR pada waktu itu Bapak Uu Sumawinata S.Pd, Kepala SLB – B II YP3ATR Ibu Dra. Elly Srimelinda, Kepala SLB – B I diganti oleh Ibu Dra. Kartika dan Kepala SLB-B II diganti oleh Ibu Dra. Eti Rochaeti dan Kepala SLB – B I diganti Bapak Priyono, S.Pd.
:
Dengan perubahan zaman dan dengan beberapa kali lembaga ini ada perubahan nama, mulai dari SLB P3ATB ( Perkumpulan Penyelenggaraan Pengajaran Anak Tuli Bisu ) berubah menjadi LPATB ( Lembaga Pendidikan Anak Tuli Bisu ) kemudian berubah menjadi P3ATR ( Penyelenggaraan Pendidikan dan Pengajaran Anak Tuna Rungu ) dan berubah lagi menjadi YP3ATR ( Yayasan Penyelenggaraan Pendidikan dan Pengajaran Anak Tuna Rungu)
Suwandi:Setelah Tn. Van Der Beek pulang ke negeri Belanda, yang menjadi kepala sekolah adalah Bapak Saleh Bratawidjaya BA. Pada tahun 1956 beliau pensiun kemudian dijabat oleh Bapak R. A.S uwandi Tirtaatmadja dari tahun 1977 sampai dengan tahun 1986 dan kepengurusan P3ATR diketuai oleh Gubernur Jenderal Belanda ( pada jaman Belanda) setelah perkumpulan diserahkan kepada Republik Indonesia yang menjadi ketua / Derektur P3ATR dipegang oleh Gubernur Jawa Barat yaitu Bapak R. Moch. Sanusi Harja Dinata, seterusnya secara tradisi yang menjadi ketua / Derektur P3ATR langsung dipegang oleh Gubernur, akan tetapi pada waktu Gubernur Jawa Barat Bapak Solihin GP, tradisi ini berubah karenapadakarena pada waktu itu Bapak Solihin GP tidak bersedia menjadi ketua / Derektur, maka beliau menunjuk Bapak Irawan Sarpingi ( Derektur Taksi 4848 ) sebagai ketua P3ATR sampai jabatan Gubernur selesai, kemudian Gubernur Jawa Barat Bapak Aang Kunaefi menunjuk Bapak Ir.Encon Padmakusumahmenjadi ketua P3ATR.
Dengan memperhatikan dan melihat Sejarah SLB – B Cicendo yang sangat bersejarah dan mempertahankan cita-cita luhur para pendiri SLB – B Cicendo Bandung, maka keluarga Sekolah yang terdiri dari Kepala Sekolah, Guru dan Komite Sekolah serta orang tua murid dan tokoh masyarakat di Kota Bandung memandang perlu SLB – B Cicendo Bandung harus dipertahankan keberadaannya dan ditingkatkan layanan pendidikannya, dengan cara SLB – B I dan II YP3ATR / P3ATR dinegerikan ( Dikelola oleh Pemerintah ) maka dengan perjuangan yang panjang dan kebersamaan yang tinggi SLB – B I dan II YP3ATR / P3ATR Cicendo Bandung atas dasar pengkajian dari berbagai pihak yang berkompeten dan Rekomendasi dari Gubernur Jawa Barat, dan Surat Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, Terhitung Mulai Tanggal 2 Januari 2009 SLB B I dan B.II YP3ATR / P3ATR Beralih Status menjadi SLB Negeri Cicendo Kota Bandung dan telah diresmikan pada tanggal 26 Pebruari 2009 oleh Gubernur Jawa Barat.
:
Kepala Sekola yang menjabat di SLB Negeri Cicendo Bandung periode tahun 2003- 2014 adalah Bapak Priyono S,Pd dan pada bulan Januari 2015 terjadi penggantian kepala sekolah dari Bapak Priyono kepada Plt SLB Negeri Cicendo Bandung Ibu Dra Hj Nunung Siti Sopiah M.Pd sampai dengan bulan juni tahun 2015, pada bulan juli 2015 Bapak H Heryanto Amuda M.Phil SNE menjabat sebagai kepala SLB Negeri Cicendo Bandung. Terakhir sejak tahun 2020 hingga saat ini, Kepala SLB Negeri Cicendo dijabat oleh Bapak Wawan, M.Pd.
:Pada waktu Bapak Yogi SM menjadi Gubernur, beliau menunjuk Bapak RH. Gartina Dindadipura SH sebagai ketua P3ATR hingga SLB – B P3ATR berubah nama menjadi YP3ATR. Dan Kepala Sekolah SLB – B P3ATR setelah Bapak Saleh Bratawijaya BA pensiun, diganti oleh Bapak RA. Suwandi Tirtaamaja BA beliau pensiun pada tahun 1986 diganti oleh Bapak Drs. Purnama kemudian diganti oleh Bapak Jajuri BA dan diganti oleh Bapak Drs. Suhali kemudian pada tahun 1994 diganti oleh Bapak Uu Sumawinata SPd, karena beliau dimutasi ke Sumedang, kemudian diganti oleh Ibu Dra. Kartika kemudian beliau dimutasi ke Purwakarta bulan September 2003, maka kemudian diganti oleh Bapak Priyono, S.Pd mulai bulan September 2003.
:
Maka:Hasil Penelitian Relawan VHO Berkebangsaan Belanda yaitu Tn. Frend menyimpulkan bahwa pelayanan pembelajaran di SLB – B YP3ATR Cicendo Bandung. Tidak bisa digabungkan antara Penyandang Tuna Rungu murni dengan Tuna Rungu Plus ( Tuna Rungu Plus gangguan lain ), maka pada tahun 1996 SLB – B YP3ATR dijadikan 2 sekolah SLB, yaitu SLB – B I YP3ATR yang melayani pendidikan Tuna Rungu Murni dan SLB-B II YP3ATR melayani pendidikan Tuna Rungu Plus gangguan lain. Dan Kepala SLB – B YP3ATR pada waktu itu Bapak Uu Sumawinata S.Pd, Kepala SLB – B II YP3ATR Ibu Dra. Elly Srimelinda, Kepala SLB – B I diganti oleh Ibu Dra. Kartika dan Kepala SLB-B II diganti oleh Ibu Dra. Eti Rochaeti dan Kepala SLB – B I diganti Bapak Priyono, S.Pd.
:
:Dengan perubahan zaman dan dengan beberapa kali lembaga ini ada perubahan nama, mulai dari SLB P3ATB ( Perkumpulan Penyelenggaraan Pengajaran Anak Tuli Bisu ) berubah menjadi LPATB ( Lembaga Pendidikan Anak Tuli Bisu ) kemudian berubah menjadi P3ATR ( Penyelenggaraan Pendidikan dan Pengajaran Anak Tuna Rungu ) dan berubah lagi menjadi YP3ATR ( Yayasan Penyelenggaraan Pendidikan dan Pengajaran Anak Tuna Rungu) Dengan memperhatikan dan melihat Sejarah SLB – B Cicendo yang sangat bersejarah dan mempertahankan cita-cita luhur para pendiri SLB – B Cicendo Bandung, maka keluarga Sekolah yang terdiri dari Kepala Sekolah, Guru dan Komite Sekolah serta orang tua murid dan tokoh masyarakat di Kota Bandung memandang perlu SLB – B Cicendo Bandung harus dipertahankan keberadaannya dan ditingkatkan layanan pendidikannya, dengan cara SLB – B I dan II YP3ATR / P3ATR dinegerikan ( Dikelola oleh Pemerintah ) maka dengan perjuangan yang panjang dan kebersamaan yang tinggi SLB – B I dan II YP3ATR / P3ATR Cicendo Bandung atas dasar pengkajian dari berbagai pihak yang berkompeten dan Rekomendasi dari Gubernur Jawa Barat, dan Surat Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, Terhitung Mulai Tanggal 2 Januari 2009 SLB B I dan B.II YP3ATR / P3ATR Beralih Status menjadi SLB Negeri Cicendo Kota Bandung dan telah diresmikan pada tanggal 26 Pebruari 2009 oleh Gubernur Jawa Barat. <ref>{{cite news | url = https://jabar.tribunnews.com/2019/03/16/cerita-slbn-cicendo-sempat-diduduki-tentara-jepang-dan-jadi-rumah-sakit-bersalin | title = Cerita SLB Cicendo Bandung | author = tribunnews | accessdate = 16-01-2022}}</ref>
:
:Kepala Sekola yang menjabat di SLB Negeri Cicendo Bandung periode tahun 2003- 2014 adalah Bapak Priyono S,Pd dan pada bulan Januari 2015 terjadi penggantian kepala sekolah dari Bapak Priyono kepada Plt SLB Negeri Cicendo Bandung Ibu Dra Hj Nunung Siti Sopiah M.Pd sampai dengan bulan juni tahun 2015, pada bulan juli 2015 Bapak H Heryanto Amuda M.Phil SNE menjabat sebagai kepala SLB Negeri Cicendo Bandung. Terakhir sejak tahun 2020 hingga saat ini, Kepala SLB Negeri Cicendo dijabat oleh Bapak Wawan, M.Pd.
 
:
: