Lamivudin: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Perbarui referensi situs berita Indonesia |
Fitur saranan suntingan: 3 pranala ditambahkan. |
||
Baris 55:
'''Lamivudin''' (2',3'-dideoksi-3'-tia[[sitidin]], atau dapat disebut '''3TC''') merupakan suatu [[obat antiretroviral]] yang digunakan untuk mencegah dan mengobati [[AIDS|HIV/AIDS]] dan digunakan untuk mengobati [[hepatitis B]] kronis.<ref name="AHFS2015">{{Cite web|title=Lamivudine|url=http://www.drugs.com/monograph/lamivudine.html|publisher=The American Society of Health-System Pharmacists|accessdate=31 July 2015}}</ref>
Obat ini merupakan salah satu contoh dari golongan - [[Inhibitor transkriptase balik|inhibitor transkriptase balik analog nukleosida]] (NRTI). Di [[Amerika Serikat]], obat ini dijual dengan nama dagang '''Epivir''' dan '''Epivir-HBV'''.
Lamivudin termasuk dalam Daftar Obat Penting oleh WHO, yang merupakan obat penting yang dibutuhkan pada [[sistem kesehatan]] mendasar.<ref>{{Cite web|title=WHO Model List of EssentialMedicines|url=http://apps.who.int/iris/bitstream/10665/93142/1/EML_18_eng.pdf?ua=1|work=World Health Organization|accessdate=22 April 2014|date=October 2013}}</ref> Per tahun 2015 biaya untuk pengobatan bulanan dengan obat ini di Amerika Serikat mencapai lebih dari 200 USD.<ref name="Ric2015">{{Cite book|last1=Hamilton|first1=Richart|title=Tarascon Pocket Pharmacopoeia 2015 Deluxe Lab-Coat Edition|date=2015|publisher=Jones & Bartlett Learning|isbn=9781284057560|page=65}}</ref> Sementara di Indonesia biaya untuk terapi dengan obat ini mencapai Rp500.000,- sampai Rp1.000.000,- per bulan.<ref name="Kompas.com">{{Cite news|title=Terapi Hepatitis B Kronis|url=http://megapolitan.kompas.com/read/2011/12/04/03070914/Terapi.Hepatitis.B.Kronis|publisher=Kompas.com|accessdate=12 July 2015|work=[[Kompas.com]]}}</ref>
== Kegunaan medis ==
Baris 65:
Pada HIV, resistensi terhadap lamivudin berhubungan dengan mutasi M184V/I pada gen [[transkriptase balik]] berdasarkan pada penelitian yang dilakukan oleh Raymond Schinazi dkk di Universitas Emory. [[GlaxoSmithKline]] mengklaim jika mutasi M184V dapat mengurangi "kebugaran virus", GSK berpendapat bahwa terdapat kemungkinan manfaat untuk melanjutkan pengobatan dengan lamivudin walau sudah terjadi resistensi tingkat tinggi, karena GSK menemukan jika pengobatan lamivudin dilanjutkan maka ''viral load'' dari HIV akan kembali meningkat tetapi dengan laju yang lebih rendah, sedangkan jika penggunaan lamivudin langsung dihentikan maka ''viral load'' dari HIV akan meningkat dengan sangat cepat disertai hilangnya mutasi M184V. Studi dari COLATE menyarankan bahwa tidak ada manfaat untuk melanjutkan pengobaan pada pasien yang telah resisten dengan lamivudin perlawanan.<ref>{{Cite journal|author=Fox Z|title=A randomized trial to evaluate continuation versus discontinuation of lamivudine in individuals failing a lamivudine-containing regimen: The COLATE trial|journal=Antiviral Therapy|volume=11|pages=761–70|year=2006|pmid=17310820|issue=6|name-list-format=vanc|author2=Dragsted UB|author3=Gerstoft J|display-authors=3|last4=Phillips|first4=AN|last5=Kjaer|first5=J|last6=Mathiesen|first6=L|last7=Youle|first7=M|last8=Katlama|first8=C|last9=Hill|first9=A}}</ref> Dari sebuah data yang lebih baik menunjukkan lamivudin tetap mempunyai efek antivirus parsial bahkan ketika telah terjadi mutasi pada M184V.
Pada hepatitis B, resistensi lamivudin pertama kali diketahui di lokus YMDD ([[tirosina]]-[[metionina]]-[[Asam aspartat|aspartat]]-aspartat) dari gen transkriptase balik HBV. Gen transkriptase balik HBV memiliki panjang 344 [[asam amino]] dan menempati kodon 349 sampai 692 pada genom virus. Mutasi resistensi yang paling sering terjadi adalah pada M204V/l/S.<ref>http://hivdb.stanford.edu/index.html ''Stanford University Drug Resistance Database''.</ref> Perubahan sekuens asam amino dari YMDD menjadi YIDD mengakibatkan pengurangan tingkat kegagalan dari transkriptase balik hingga 3.2 lipat, yang berkorelasi dengan pertumbuhan dari virus. Mutasi yang menyebabkan resistensi lainnya adalah L80V/I, V173L dan L180M.<ref>{{Cite journal|vauthors=Koziel MJ, Peters MG|year=2007|journal=N Engl J Med|volume=356|pages=1445–54|issue=14|title=Viral hepatitis in HIV infection|doi=10.1056/NEJMra065142|pmid=17409326}}</ref>
== Mekanisme aksi obat ==
|