Bahasa isyarat: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Nu Prass (bicara | kontrib)
Menambah Keterangan SIBI
Nu Prass (bicara | kontrib)
Menambahkan Referensi
Baris 9:
Bertentangan dengan pendapat banyak orang, pada kenyataannya belum ada bahasa isyarat internasional yang sukses diterapkan. Bahasa isyarat unik dalam jenisnya di setiap [[negara]]. Bahasa isyarat bisa saja berbeda di negara-negara yang berbahasa sama. Contohnya, [[Amerika Serikat]] dan [[Inggris]] meskipun memiliki bahasa tertulis yang sama, mereka memiliki bahasa isyarat yang sama sekali berbeda (''American Sign Language'' dan ''British Sign Language''). Hal yang sebaliknya juga berlaku. Ada negara-negara yang memiliki bahasa tertulis yang berbeda (contoh: [[bahasa Inggris|Inggris]] dengan [[bahasa Spanyol|Spanyol]]), tetapi menggunakan bahasa isyarat yang sama.
 
Bahasa Isyarat di [[Indonesia]] sendiri terbagi menjadi dua kategori, ada bahasa isyarat yaitu [[Sistem Isyarat Bahasa Indonesia]] (SIBI) merupakan sistem isyarat (bukan bahasa isyarat) yang dibuat oleh orang-orang dengar tanpa melibatkan orang tuli dalam pendidikan pendidikan luar biasa. Perkembangan SIBI di Indonesia diciptakan oleh seorang mantan kepala sekolah SLB/B Widya Bakti Semarang alm. Anton Widyatmoko yang bekerjasama dengan mantan kepala sekolah SLB/B di Jakarta dan di Surabaya. Keberadaan SIBI menjadi sangat populer di dunia pendidikan (SLB/B) Indonesia. Dari kepopulerannya ini, SIBI memiliki kamus bahasa isyarat yang telah diterbitkan oleh pemerintah dan telah disebarluaskan melalui sekolah khusus SLB/B untuk tuli di Indonesia sejak tahun 2001. Sekolah-sekolah khusus atau SLB/B dan guru di Indonesia menggunakan SIBI sebagai pengantar utama pada siswa tuli.<ref>{{Cite journal|last=Gumelar|first=Gilang|last2=Hafiar|first2=Hanny|last3=Subekti|first3=Priyo|date=2018|title=Bahasa Isyarat Indonesia Sebagai Budaya Tuli Melalui Pemaknaan Anggota Gerakan Untuk Kesejahteraan Tuna Rungu|journal=INFORMASI Kajian Ilmu Komunikasi|volume=48|issue=1|pages=66|issn=2502-3837}}</ref>
 
[[Bahasa Isyarat Indonesia]] (BISINDO) yang pengembangannya didukung oleh salah satu lembaga donatur dari Jepang yang melibatkan Chinese University of Hong Kong dan Universitas Indonesia. Untuk