Tipiṭaka: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Natsukusha (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
|||
Baris 1:
{{Buddhist term
|title=
|id=Tiga Keranjang
|pi=
|my={{my|ပိဋကတ်
|si=[[:si:ත්රිපිටකය|ත්රිපිටකය]]
|sa=त्रिपिटक<br/>Tripiṭaka
Baris 23 ⟶ 22:
== Sejarah ==
Beberapa minggu setelah Sang [[Siddharta Gautama|Buddha]] wafat (483 SM) seorang Bhikkhu tua yang tidak disiplin bernama [[Subhaddha]] berkata : "''Janganlah bersedih kawan-kawan, janganlah meratap, sekarang kita terbebas dari Pertapa Agung yang tidak akan lagi memberitahu kita apa yang sesuai untuk dilakukan dan apa yang tidak, yang membuat hidup kita menderita, tetapi sekarang kita dapat berbuat apa pun yang kita senangi dan tidak berbuat apa yang tidak kita senangi''" ([[Vinaya Pitaka]] II,284). Maha [[Kassapa Thera]] setelah mendengar kata-kata itu memutuskan untuk mengadakan
Dengan bantuan Raja [[Ajatasattu]] dari [[Magadha]], 500 orang [[Arahat]] berkumpul di Gua [[Sattapanni]] dekat [[Rajagaha]] untuk mengumpulkan ajaran Sang Buddha yang telah dibabarkan selama ini dan menyusunnya secara sistematis. Yang Ariya [[Ananda]], siswa terdekat [[Sang Buddha]], mendapat kehormatan untuk mengulang kembali khotbah-khotbah Sang Buddha dan Yang Ariya [[Upali]] mengulang [[Vinaya]] (peraturan-peraturan). Dalam
Pada mulanya
Dalam
Selanjutnya
Persamuan Agung keenam diadakan di [[Rangoon]] pada hari [[Visakha Puja]] tahun Buddhis [[2498]] dan berakhir pada tahun Buddhis 2500 (tahun Masehi [[1956]]). Sejak saat itu penterjemahan Kitab Suci
Sebagai tambahan pengetahuan dapat dikemukakan bahwa pada abad pertama sesudah Masehi, Raja [[Kaniska]] dari [[Afganistan]] mengadakan
Dengan demikian, Agama Buddha mazhab [[Theravada|Theravãda]] dalam pertumbuhannya sejak pertama sampai sekarang, termasuk di Indonesia, tetap mendasarkan penghayatan dan pembabaran [[Dhamma]] - [[Vinaya]] pada kemurnian Kitab suci
Sampai abad ketiga setelah Sang Buddha wafat mazhab Sthaviravada terpecah menjadi 18 sub mazhab, antara lain: [[Sarvastivada]], [[Kasyapiya]], [[Mahisasaka]], [[Theravada|Theravãda]] dan sebagainya. Pada dewasa ini 17 sub mazhab Sthaviravada itu telah lenyap. Yang masih berkembang sampai sekarang hanyalah mazhab Theravãda (ajaran para sesepuh). Dengan demikian nama Sthaviravada tidak ada lagi. Mazhab Theravãda inilah yang kini dianut oleh negara-negara Srilanka, Burma, Thailand, dan kemudian berkembang di Indonesia dan negara-negara lain.
Baris 61 ⟶ 60:
=== Sidang Agung III (Konsili III) ===
Diadakan pada tahun +/- [[313 SM]] (230 tahun setelah sidang I). Dipimpin oleh Y.A. [[Tissa Moggaliputta]]. Sidang diadakan di [[Pataliputta
Tujuan sidang ini adalah untuk menertibkan perbedaan pendapat yang mengaktifkan perpecahan Sangha. Memeriksa dan menyempurnakan Kitab Suci Pali (memurnikan Ajaran Sang Buddha). Raja Asoka meminta agar para Bhikkhu mengadakan upacara [[Uposatha]] setiap bulan, agar Bhikkhu Sangha bersih dari oknum-oknum yang bermaksud tidak baik.
Sidang ini menghasilkan keputusan untuk menghukum Bhikkhu-Bhikkhu selebor. Ajaran [[Abhidhamma]] diulang tersendiri oleh Y.A. [[Maha Kassapa]], sehingga lengkaplah pengertian [[
Pada saat itu Sangha sudah terpecah dua, yaitu : [[Theravada|Theravãda]] ([[Sthaviravada]]) dan [[Mahasanghika]]. Sementara itu ada ahli sejarah yang mengatakan bahwa pada Konsili III ini bukan merupakan konsili umum, tetapi hanya merupakan suatu konsili yang diadakan oleh [[Sthaviravada]].
Baris 74 ⟶ 73:
Tujuan dari sidang keempat ini adalah mencari penyelesaian karena melihat terjadinya kemungkinan-kemungkinan yang mengancam Ajaran-ajaran dan kebudayaan-kebudayaan Agama Buddha oleh pihak-pihak lain.
Keputusan sidang ini adalah supaya
Konsili ini diakui sebagai konsili yang ke IV oleh sekte [[Theravada|Theravãda]].
Baris 80 ⟶ 79:
== Referensi ==
{{reflist}}
== Lihat pula ==
Baris 88 ⟶ 86:
{{Kitab suci}}
{{buddhisme-stub}}
{{DEFAULTSORT:
[[Kategori:
[[Kategori:Buddhisme]]
[[Kategori:Kata dan frasa Sanskerta]]
|