Muhammad Zainuddin Abdul Madjid: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Ariyanto (bicara | kontrib)
k beliau > ia (per sudut pandang netral) (via JWB)
Ariyanto (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 63:
Madrasah al-Shaulatiyah adalah madrasah pertama sebagai permulaan sejarah baru dalam pendidikan di [[Arab Saudi]]. Madrasah ini sangat legendaris, gaungnya telah menggema di seluruh dunia dan telah menghasilkan banyak ulama-ulama besar dunia. TGKH. Muhammad Zainuddin masuk Madrasah al-Shaulatiyah pada tahun 1345 H ([[1927]] M) yang waktu dipimpin (Mudir/Direktur), [[Syaikh Salim Rahmatullah]] yang merupakan cucu pendiri Madrasah al-Shaulatiyah. Sudah menjadi tradisi bahwa setiap thullab yang masuk di Madrasah Al-Shaulatiyah harus mengikuti tes masuk untuk menentukan kelas yang cocok bagi thullab. Demikian pula dengan TGKH. Muhammad Zainuddin, juga ditest terlebih dahulu. Secara kebetulan diuji langsung oleh Direktur [[al-Shaulatiyah]] sendiri, [[Syaikh Salim Rahmatullah]] dan [[Syaikh Hasan Muhammad al-Masysyath]].
 
Hasil test menentukan di kelas 3. mendengar keputusan itu, TGKH. Muhammad Zainuddin minta diperkenankan masuk kelas 2 dengan alasan ingin mendalami mata pelajaran ilmu [[Nahwu]] dan [[Sharaf]]. Semula Syaikh Hasan bersikeras agar TGKH. Muhammad Zainuddin masuk kelas 3, tetapi pada akhirnya melunak dan mengabulkan permohonan untuk masuk kelas 2 dan sejak itu TGKH. Muhammad Zainuddin secara resmi masuk Madrasah al-Shaulatiyah mulai dari kelas 2. Prestasi akademiknya sangat istimewa. Ia berhasil meraih peringkat pertama dan juara umum. Dengan kecerdasan yang luar biasa, TGKH. Muhammad Zainuddin berhasil menyelesaikan studi dalam waktu hanya 6 tahun, padahal normalnya adalah 9 tahun. Dari kelas 2, diloncatkan ke kelas 4, kemubeliaunkemudian loncat kelas lagi dari kelas 4 ke kelas 6, kemubeliaun pada tahun-tahun berikutnya naik kelas 7, 8 dan 9.
 
Sahabat sekelas TGKH. Muhammad Zainuddin bernama Syaikh Zakaria Abdullah Bila, mengakui kejeniusannya dan mengatakan: ''Syaikh Zainuddin itu adalah manusia ajaib di kelasku, karena kejeniusannya yang tinggi dan luar biasa dan saya sungguh menyadari hal ini. Syaikh Zainuddin adalah saudaraku, dan kawan sekelasku dan saya belum pernah mampu mengunggulinya dan saya tidak pernah menang dalam berprestasi pada waktu saya bersama-sama dalam satu kelas di Madrasah Al-Shaulatiyah Mekah''.
Baris 79:
Perjuangan dan kepemimpinan merupakan dua hal yang saling mengkait, karena perjuangan itu akan berhasil baik, apabila pola pendekatan yang dipergunakan dalam kepemimpinan itu baik. Di samping itu, kepemimpinan yang arif dan bijaksana akan menghasilkan keberhasilan perjuangan.
 
Maulana al-Syaikh TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid dikenal sebagai ulama' besar di [[Indonesia]] karena ilmu yang dimiliki sangat luas dan mendalam. Demikian juga kharisma ia sebagai sosok figur ulama demikian besar. Ia adalah tokoh panutan yang sangat berpengaruh karena kearifan dan kebijaksanaannya. Perjuangan dan kepemimpinannya senantiasa ia rahkandiarahkan untuk kepentingan umat. Penghargaan dan penghormatan yang diberikan kepada seseorang yang telah berjasa kepadanya terutama kepada guru-gurunya diwujudkan dalam bentuk yang dapat memberikan manfaat kepada umat.
 
Sebagai contoh dapat dikemukakan bahwa penghargaaannyapenghargaannya kepada mahaguru yang paling dicintai dan disayangi. Maulana [[Syaikh Hasan Muhammad al-Masysyath]] diwujudkan dalam bentuk [[pondok pesantren]] Hasaniyah NW di [[Jenggik]], Lombok Timur. Penghargaan kepada mahagurunya Maulana [[Syaikh Sayyid Muhammad Amin al-Kutbi]] diwujudkan dalam bentuk Pondok Pesantren Aminiyah NW di [[Bonjeruk]] Lombok Tengah, dan penghargaan kepada Mahagurunya Maulana al-Syaikh Salim Rahmatullah dilakukan dengan mendirikan sebuah Pondok Pesantren di Lombok Timur. Pola kepemimpinan yang ia contohkan di atas hanya dapat dilakukan oleh orang-orang yang memiliki wawasan ilmu yang dalam serta pemimpin yang memiliki kearifan dan kebijaksanaan.
 
Demikian pula tentang pendekatan yang ia lakukan selalu bernilai paedagogik dalam arti mengandung nilai-nilai pendidikan. Ia tidak mau bahkan tidak pernah bersikap sebagai pembesar yang disegani. BelaiuIa selalu bertindak sebagai pengayom yang berada di tengah-tengah jama'ah dan senantiasa menempatkan diri sesuai dengan keberadaan dan kemampuan mereka. Demikian juga halnya di kala ia memberikan fatwanya selalu disesuaikan dengan kondisi dan jangkauan alam pikiran murid dan santerinyasantrinya.
 
Pembawaan dan sikap hidupnya selalu menunjukkan kesederhanaan. Inilah yang membuat ia selalu dekat dengan para warganya dan murid-muridnya dengan tidak mengurangi kewibawaan dan kharisma yang ia miliki. Keluhan yang disampaikan para warga dan muridnya ditampung, didengar, dan dicarikan jalan penyelesaiannya dengan penuh kearifan dan kebijaksanaan dengan tidak merugikan salah satu pihak.
Baris 89:
Untuk melanjutkan dan mengembangkan perjuangan [[Nahdlatul Wathan]] di masa datang, ia sangat mendambakan munculnya kader-kader yang memiliki potensi dan militansi, serta loyalitas yang tinggi, baik dari segi semangat, wawasan, maupun bobot keilmuan. Dalam banyak kesempatan ia sering menyampaikan keinginannya agar murid dan santrinya memiliki ilmu pengetahuan sepuluh bahkan seratus kali lipat lebih tinggi daripada ilmu pengetahuan yang ia miliki. Demikian motivasi yang selalu ia kumandangkan supaya murid dan santrinya lebih tekun dan berpacu dalam menuntut ilmu pengetahuan, baik di dalam maupun di luar negeri.
 
Dalam menerima dan menghadapi para murid dan santri serta warga [[Nahdlatul Wathan]], ia tidak pernah membedakan antara yang satu dengan yang lain. Semua murid dan santerisantri serta warga [[Nahdlatul Wathan]] diberikan perhatian dan kasih saying yang sama besarnya, bagaikan cinta dan kasih saying seorang bapak kepada anak-anaknya.
 
Yang membedakan murid dan santri dihadapannya adalah kadar keikhlasan dan sumbangsihnya kepada [[Nahdlatul Wathan]]. Dan, untuk membina dan memonitor kualitas kader [[Nahdlatul Wathan]], ia mengeluarakanmengeluarkan wasiat dalam bahasa Arab, yang artinya:
 
''Dengan menyebut nama [[Allah]] dan dengan memuji-Nya semoga keselamatnkeselamatan tetap tercurah padamu, demikian pula rahmat Allah, keberkatan, ampunan dan ridha-Nya.''
 
Anak-anak yang setia dan murid-muridku yang berakal. Sesungguhnya semulia-mulia kamu disisikudi sisiku ialah yang paling banyak bermanfaat untuk perjuangan [[Nahdlatul Wathan]] dan sejahat-jahat kamu disisikudi sisiku ialah yang paling banyak merugikan perjuangan [[Nahdlatul Wathan]].
 
Karena itu, kuatkanlah kesabaranmu, tetaplah bersiap siaga, berjuanglah kemubeliaunkemudian berjuanglah di jalan [[Nahdlatul Wathan]] untuk mempertinggi citra agama dan negara. Niscaya kamu dengan kekuasaan Allah swt. Tergolong pejuang agama, orang saleh dan mukhlish baik pada waktu sendirian maupun pada waktu bersama orang lain.
 
Semoga Allah membukakan pintu rahmat untuk kami dan kamu dan semoga ia menganugerahi kami dan kamu serta para simpatisan [[Nahdlatul Wathan]] masuk surga dan nikmat tambahan yang tiada taranya, yaitu melihat zat-Nya dari dalam surga''.''
 
Demikianlah, wasiat ini dikeluarkan setelah terlihat beberapa kader dari kalangan alumni Madrasah NWDI, dan mereka yang sudah ia biayai untuk melanjutkan ke sekolah yang lebih tinggi keluar dari garis perjuangan organisasi. Tidak taat pada kebijakan-kebijakan yang ditetapkan oleh organisasi. Memang dalam rangka kaderisasi ia banyak memberikan bantuan kepada alumni NWDI dan orang-orang lain untuk melanjutkan ke sekolah yang lebih tinggi dengan nawaitu khusus dan perjanjian khusus pula, yaitu untuk setia membela dan memperjuangkan cita-cita NWDI, NBDI dan NW. Alhamdulillah banyaklah iadi ntaraantara mereka yang benar-benar menepati janjinya dengan tulus. Sebaliknya ada juga yang khianat pada janjinya, tidak malu merobek-robek nawaitu pengiriman. Eksistensi dan aplikasi dari wasiat ini menjadi tolok ukur kualitas dan kader ketaatan serta keihklasan kader-kader [[Nahdlatul Wathan]].
 
Di samping itu, untuk mempertegas Wasiat Renungan Masa I dan II berbahasa Indonesia dalam bentuk puisi. Wasiat Renungan Masa ini berisikan nasihat, fatwa dan pedoman bagi warga [[Nahdlatul Wathan]] dalam berjuang.
Baris 115:
Pada zaman penjajahan, al-Mukarram Maulana al-Syaikh TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid juga menjadikan madrasah NWDI dan NBDI sebagai pusat pergerakan kemerdekaan, tempat menggembleng patriot-patriot bangsa yang siap bertempur melawan dan mengusir penjajah. Bahkan secara khusus al-Mukarram Maulana al-Syaikh TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid bersama guru-guru Madrasah NWDI-NBDI membentuk suatu gerakan yang diberi nama "Gerakan al-Mujahidin". Gerakan al-Mujahidin ini bergabung dengan gerakan-gerakan rakyat lainnya di [[Pulau Lombok]] untuk bersama-sama membela dan mempertahankan kemerdekaan dan keutuhan Bangsa Indonesia. Dan pada tanggal [[7 Juli]] [[1946]], TGH. Muhammad Faizal Abdul Majid adik kandung Maulana al-Syaikh TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid memimpin penyerbuan tanksi militer [[NICA]] di Selong. Namun, dalam penyerbuan ini gugurlah TGH. Muhammad Faisal Abdul Madjid bersama dua orang santri NWDI sebagai [[Syuhada']] sekaligus sebagai pencipta dan penghias Taman Makam Pahlawan [[Rinjani]] [[Selong]], [[Lombok Timur]].
 
Al Mukkarram Maulana al-Syaikh TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid sebagai ulama' pemimpin umat, dalam kehidupan bermasyarakt dan berbangsa telah mengemban berbagai jabatan dan menanamkan berbagai jasa pengabbeliaunpengabdian, di antaranya:
* Pada tahun 1934 mendirikan pesantren al-Mujahidin
* Pada tahun 1937 mendirikan Madrasah NWDI
Baris 124:
* Pada tahun 1948/1949 menjadi anggota Delegasi Negara Indonesia Timur ke Arab Saudi
* Pada tahun 1950 Konsulat NU Sunda Kecil
* Pada tahun 1952 Ketua Badan PenasehaPenasehat Masyumi Daerah Lombok
* Pada tahun 1953 mendirikan Organisasi Nahdlatul Wathan
* Pada tahun1953 Ketua Umum PBNW Pertama
Baris 130:
* Pada tahun 1954 merestui terbentuknya [[Persatuan Tarbiyah Islamiyah|PERTI]] cabang Lombok
* Pada tahun 1955 menjadi anggota Konstituante RI hasil Pemilu I ([[1955]])<ref>{{Cite web|title=H. Muhammad Zainuddin - Masjumi - Member Profiles|url=https://www.konstituante.net/en/profile/MASJUMI_muhammad_zainuddin|website=Konstituante.Net|access-date=2021-10-24}}</ref>
* Pada tahun 1964 mendiriaknmendirikan Akademi Paedagogik NW
* Pada tahun 1964 menjadi peserta KIAA (Konferensi Islam Asia Afrika) di Bandung
* Pada Tahun 1965 mendirikan Ma'had Dar al-Qu'an wa al-Hadits al-Majidiyah Asy-Syafi'iyah Nahdlatul Wathan
Baris 145:
* Pada tahun 1987 mendirikan Universitas Nahdlatul Wathan Mataram
* Pada tahun 1987 mendirikan Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Hamzanwadi
* Pada tahun 1990 mendirikan Sekolah Tinggi IlamuIlmu Dakwah Hamzanwadi
* Pada tahun 1994 mendirikan Madrasah Aliyah Keagamaan putra-putri
* Pada tahun 1996 mendirikan Institut Agama Islam Hamzanwadi
Oleh karena jasa-jasanya itulah, maka pada tahun 1995 belau ia nugerahidianugerahi Piagam Penghargaan dan medali Pejuang Pembangunan oleh pemerintah. Disamping itu, al-Mukarram Maulana al-Syaikh TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid selaku seorang mujahid selalu berupaya mengadakan inovasi dalam gerakan perjuangannya untuk meningkatkan kesejahteraan ummat demi kebahagian di dunia maupun di akhirat.
 
Di antara inovasi/rintisa-rintisan ia adalah menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran agama Islam di NTB dengan sistem madrasi, membuka lembaga pendidikan khusus untuk wanita, mengadakan ziarah umum Idul Fitri dan Idul Adha dengan mendatangai jamaah di samping didatangi, meyelenggarakanmenyelenggarakan pengajian umum secara bebas, mengadakan gerakan doa dengan berhizib, mengadakan ''syafa'at al-kubro'', menciptakan tariqat, yakni tariqat Hizib Nahdlatul Wathan, membuka sekolah umum disamping sekolah agama (madrasah), menyusun nazam berbahasa Arab bercampur bahasa Indonesia, dan lain-alinlain.
 
Sebagai seorang Ulama' mujahid ia telah memberikan keteladanan yang terpuji. Seluruh sisi kehidupannya , ia isi dengan perjuangan memajukan agama, nusa dan bangsa. Tegasnya, tiada hari tanpa perjuangan. Itulah yang senantiasa terlihat dan terkesan dari seluruh sisi kehidupannya yang patut dicontoh dan diteladani oleh seluruh pengikut dan murid ia .
Baris 156:
== Karya ==
 
Al-Mukarram Maulana al-Syaikh TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid selaku ulama' pewaris para [[Nabi]], di samping menyampaikn dakwah ''bi al-hal wa bi al-lisan'', juga tergolong penulis dan pengarang yang produktif. Bakat dan kemampuan ia sebagai pengarang ini tumbuh dan berkembang sejak ia masih belajar di Madrasah Shaulatiyah Mekah. Namun karena banyaknya dan padatnya kegiatan keagamaan dan keasyarakatankemasyarakatan yang harus diisi maka peluang dan kesempatan untuk memperbanyak tulisan tampaknya sangat terbatas. Kendatipun demikian di tengah-tengah keterbatasan waktu itu, ia masih sempat mengarang beberapa kitab, kumpulan doa, dan lagu-lagu perjuangan dalam bahasa Arab, Indonesia dan Sasak.
 
=== Dalam bahasa Arab ===
Baris 197:
== Wafat ==
 
Tarikh akhir [[1997]] menjadi masa kelabu Nusa Tenggara Barat. Betapa tidak, hari Selasa, [[21 Oktober]] [[1997]] M / 18 [[Jumadil Akhir]] 1418 H dalam usia 99 tahun menurut kalender Masehi, atau usia 102 tahun menurut Hijriah. Sang ulama karismatis, Tuan Guru Haji Muhammad Zainuddin Abdul Madjid, berpulang ke rahmatullah sekitar pukul 19.53 WITA di kebeliaumankediaman ia di desa Pancor, Lombok Timur. Tiga warisan besar ia tinggalkan: ribuan ulama, puluhan ribu santri, dan sekitar seribu lebih kelembagaan Nahdlatul Wathan yang tersebar di seluruh Indonesia dan mancanegara.
 
Ia adalah ulama pewaris para nabi. Ia sangat berjasa dalam mengubah masyarakat NTB dari keyakinan semula yang mayoritas [[animisme]], dan [[dinamisme]] menuju masyarakat NTB yang islami. Buah perjuangan ia jugalah yang menjadikan Pulau Lombok sehingga dijuluki Pulau Seribu Masjid. Karena di seluruh kampung di Lombok pasti kita temukan masjid untuk tempat ibadah dan acara sosial, baik yang berukuran kecil maupun besar.