Suku Siger: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 6:
== Terminologi ==
Istilah "siger" secara [[etimologi]]nya merupakan sebuah [[kata serapan]] dalam bahasa Indonesia yang diserap dari pengistilahan bahasa {{lang-su|ᮞᮤᮌᮦᮁ|siger}} (atau terkadang juga dieja sebagai ''sigeur''), yang memiliki arti "batas" atau "pemosisian", yang mana sejatinya merupakan sebuah kata kependekan dari ᮞᮤᮔᮦᮌᮦᮁ (''sineger''), yang memiliki arti "sangkar" atau "pengurung"; merujuk kepada siger yang 'mengurung' kepala, istilah tersebut sejatinya juga merujuk kepada sistem kearifan lokal Sunda yang menekankan kepada 'pengurungan' hawa nafsu duniawi (yang dimanifestasikan melalui pernikahan),<ref>{{cite journal |last1=Djunatan |first1= Stephanus|url= |title=The Nuance of Affirmation: The Epistemological Foundation of Sundanese Wisdom |language=en, id |trans-title=Nuansa Penegasan: Landasan Epistemologi Kearifan Sunda |year=2009 |volume=25 |issue=1 |quote=The term ''siger tengah'', or 'comprehensive awareness', is the third feature, which maintains both sides and simultaneously causes them to correlate. }}</ref>{{rp|57-73}} jadi secara umum siger dapat dimaknai sebagai simbolisasi untuk 'mengurung' atau mencegah hawa nafsu seksual sembarangan (melalui perkawinan yang sah).<ref>{{cite journal |last1=Sumardjo |first1=Jakob |url= |title=Revitalisasi Kearifan Lokal Sunda |language=en, id |year=2018 |journal=Jurnal Budaya Nusantara |volume=1 |issue=2}}</ref>{{rp|106-116}}
Pengistilahan ''siger'' tersebut juga dapat ditemui dalam bahasa serumpunnya; yakni bahasa [[bahasa Jawa|Jawa]] dan [[bahasa Bali|Bali]], yang tentunya memiliki makna yang serupa. Dalam bahasa Jawa secara spesifik, ''siger'' (ꦱꦶꦒꦼꦂ) diturunkan dari istilah ''sinengker'' (ꦱꦶꦤꦼꦁꦏꦼꦂ) yang memiliki makna harfiah "tersembunyi", "tertutup", atau "rahasia" (pengistilahan untuk [[keris]] juga berhubungan dengan istilah ini), hal tersebut juga menjadikan ''siger'' terkadang dieja juga sebagai ''singker'' (ꦱꦶꦁꦏꦼꦂ) oleh masyarakat etnis Jawa, yang menariknya memiliki arti "sangkar" serupa dengan bahasa Sunda. Segala pengistilahan siger ini kemudian dibawa dan diperkenalkan oleh masyarakat Jawa Banten ke daerah sekitarnya di [[Selat Sunda]] (utamanya [[Lampung]]) yang kemudian dikenali oleh masyarakat etnis Lampung sebagai [[Berkas:Lampung-sigokh.jpg|50px]] ''sigekh'' dalam [[bahasa Lampung]] dan juga oleh masyarakat etnis Abung sebagai ''sigokh'' ataupun ''segokh'' dalam [[bahasa Abung]]; pemukiman masyarakat etnis Jawa di Lampung umumnya berkonsentrasi di [[Bandar Lampung]] dan [[Metro]].
|