Benteng Baluwerti: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
k clean up |
||
Baris 30:
== Sejarah ==
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Een koets passeert een hoektoren van de muren rond de kraton Yogyakarta TMnr 10002076.jpg|ki|jmpl|Salah satu bagian pojok beteng pada masa lalu.]]
Benteng Baluwerti dibangun atas prakarsa [[Hamengkubuwana II|Pangeran Adipati Anom]], putra mahkota Sultan Hamengku Buwono I, sebagai reaksi atas berdirinya benteng Kumpeni di sebelah utara Keraton. Benteng Kumpeni yang dibangun antara tahun 1765 hingga 1787 itu, dikenal dengan nama Benteng Rustenburg, kini [[Benteng Vredeburg]]. Pembangunan Benteng Baluwerti ditandai dengan ornamen simbolik berupa suryasengkala yang berbunyi "''Paningaling Kawicakranan Salingga Bathara''" yang bermakna tahun 1785 [[Masehi]]. Untuk mempersiapkan diri menghadapi serangan Daendels, pada bulan November 1809, Pangeran Adipati Anom yang telah naik takhta menjadi Sri Sultan [[Hamengku Buwono II]], menyempurnakan bangunan ini. Meriam-meriam yang dipasang pada benteng Baluwerti diyakini merupakan lucutan senjata-senjata [[Vereenigde Oostindische Compagnie|VOC]] dari awal 1785.<ref name=":0" /><ref>{{Cite book|title=Kisah para leluhur dan yang diluhurkan dari Mataram Kuno sampai Mataram Baru|last=Poespaningrat|first=P.|publisher=PT BP [[Kedaulatan Rakyat]]|year=2008|isbn=|location=Yogyakarta|page=}}</ref
== Bentuk bangunan ==
Baris 51:
=== Pojok Beteng Lor Wetan ===
Pojok Beteng Lor Wetan atau sisi timur laut, berlokasi di pertigaan Jalan [[Ibu Ruswo]] (arah Alun-alun Utara) dan Jalan Brigjend Katamso, sampai tahun 2020 hanya menyisakan puing-puingnya karena dihancurkan saat terjadi peristiwa [[Geger Sepehi|Geger Sepoy]] pada masa pendudukan Inggris di Hindia Belanda di bawah Gubernur Jenderal [[Thomas Stamford Raffles|Raffles]] pada tahun 1812<ref>{{Cite web|url=https://merahputih.com/post/read/menelisik-sejarah-pojok-benteng-yogyakarta|title=Menelisik Sejarah Pojok Benteng Yogyakarta|last=Flo|first=Eddy|date=2016-03-21|website=MerahPutih|access-date=2019-08-10}}</ref>.
Tahun 2020, Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta melalui Dinas Kebudayaan (''Kundha Kabudayan'') merevitalisasi pojok beteng lor wetan dengan membangun kembali replika dari bangunan tersebut persis pada tempat asalnya. Pembangunan kembali bagian dari beteng ini sebagai bagian dari keistimewaan DIY, serta mendukung komplek Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat sebagai salah satu warisan budaya dunia oleh [[UNESCO]].
== Plengkung ==
Baris 72:
=== Plengkung Nirbaya ===
Plengkung Nirbaya, lebih dikenal dengan nama Plengkung Gading, berlokasi di perempatan yang menghubungkan Jalan Gading, Jalan M.T. Haryono, Jalan Mayjend Sutoyo, dan Jalan [[D.I. Pandjaitan]]. Jalan D.I. Pandjaitan ini terus mengarah ke selatan hingga [[Panggung Krapyak]]. Pada masa lalu, khusus untuk Sultan yang bertakhta, tidak diperbolehkan keluar masuk plengkung ini seumur hidupnya. Hal ini karena plengkung ini adalah jalan akses bagi jenazah Sultan yang telah mangkat menuju [[Pemakaman Imogiri]]. Namun sebaliknya, masyarakat sekitar plengkung yang wafat tidak boleh melewati plengkung ini ketika akan dimakamkan dan harus mencari jalan lain, meskipun jarak rumahnya sangat dekat dengan plengkung ini.
== Referensi ==
Baris 85:
[[Kategori:Tempat wisata di Yogyakarta]]
[[Kategori:Cagar budaya Indonesia di Yogyakarta]]
[[Kategori:Kraton, Yogyakarta]]▼
{{bangunan-indonesia-stub}}
{{yogyakarta-stub}}
▲[[Kategori:Kraton, Yogyakarta]]
|