Mendong: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k ~ref |
Rescuing 1 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.9.2 |
||
Baris 33:
== Budidaya di Indonesia ==
Untuk di Indonesia sendiri, Tasikmalaya dikenal sebagai salah satu penghasil mendong terbesar yang menyuplai hingga 50% kebutuhan mendong untuk wilayah Jawa Barat. Tasikmalaya merupakan sentra kerajinan tangan yang salah satunya berbahan baku mendong. Kerajinan tangan dari mendong memiliki potensi besar untuk pasar ekspor. Namun, semakin sulitnya bahan baku mendong, membuat beberapa pengrajin mendong memilih untuk gulung tikar. Selain itu, kemajuan zaman membuat kerajinan ini semakin tergusur karena dinilai kurang tahan lama dan desain yang kurang modern. Berdasarkan data dari Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat, luas lahan dan produksi mendong di Jawa Barat mengalami penurunan sejak tahun 2013 hingga 2017 dan diprediksi akan terus menurun pada tahun-tahun berikutnya.<ref>{{Cite web|url=http://disbun.jabarprov.go.id/page/view/70-id-mendong|title=Mendong|last=Media|first=4 Vision|website=Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat|access-date=2019-04-25|archive-date=2019-04-10|archive-url=https://web.archive.org/web/20190410172812/http://disbun.jabarprov.go.id/page/view/70-id-mendong|dead-url=yes}}</ref> Budidaya mendong sendiri tidak mengalami kemajuan dan belum banyak penelitian dilakukan terhadap tanaman ini. Mendong secara umum mudah untuk dibudidayakan dan tidak membutuhkan perawatan khusus. Jarak tanam yang baik dilakukan yaitu 60–80 cm antar rumpun dengan 5-8 bibit per rumpun. Pemeliharaan cukup dengan pemberian pupuk kandang sewaktu menanam dan pupuk ZA setelah panen.
== Manfaat ==
|