[[Berkas:Balla' Lompoa Museum.jpg|jmpl|Balla Lompoa tampak dari depan]]
'''Balla Lompoa''' ([[Bahasa Indonesia]]: Rumah Besar, [[Aksara Lontara|Lontara]] [[Bahasa Makassar|Makassar]]: ᨅᨕᨒᨒᨕᨅᨒ ᨒᨚᨆᨄᨚᨕᨒᨚᨄᨚᨕ) adalah istana kediaman [[Kesultanan Gowa|raja Gowa]], secara harfiah berarti rumah besar. Balla Lompoa berada di tengah Kota [[Sungguminasa, Somba Opu, Gowa|Sungguminasa]], [[Kabupaten Gowa]], [[Sulawesi Selatan|Provinsi Sulawesi Selatan]], tepatnyamenghadap dike Jalanarah Sultanselatan Hasanuddindi NoJalan 48Wahid Hasyim. Lokasi itu merupakan situs budaya dalam sebuah komplek yang luasnya sekitar tiga hektar. Di bagian belakangnya (Jalan Andi Lombasang) terdapat tembok batu alam yang tebal dan pintu kayu yang lebar dan kokoh, sedangkan di bagian depannya berpagar permanen yang rendah dan halaman yang terbuka. Di samping barat bangunan Balla Lompoa terdapat bangunan replika Istana Tamalate yang ukurannya jauh lebih besar yang dibangun pada era kepemimpinan Bupati Gowa [[Syahrul Yasin Limpo]] pada tahun 19801997 -an1998. Lokasi Balla Lompoa berjarak kurang lebih 310 kilometerKm dari Karebosi pusat Kota Makassar. Arus lalu lintas ke lokasi itu sangat lancar karena berada di jalur yang dilewati [[Angkutan kota|pete-pete]] (angkot). Kawasan ini berada di empat persimpangan jalan, sehingga akses untuk memasuki lokasi tersebut dapat melalui ke empat pintu gerbang. Pintu gerbang utama berada di jalanJalan KH. Wahid Hasyim, pintu gerbang kedua berada di bagian belakang Balla Lompoa yaitu Jalan Andi Mallombassang, pintu gerbang ketigatimur berada di Jalan Habibu Daeng Kulle dan pintu gerbang keempatbarat berada di Jalan A. Baso Erang.<ref name=":0">{{Cite journal|last=Raodah|first=Raodah|date=2012-09-01|title=BALLA LOMPOA DI GOWA (Kajian Arsitektur Tradisional Makassar)|url=http://ejurnalpatanjala.kemdikbud.go.id/patanjala/index.php/patanjala/article/view/149|journal=Patanjala : Jurnal Penelitian Sejarah dan Budaya|volume=4|issue=3|pages=378|doi=10.30959/patanjala.v4i3.149|issn=2598-1242}}</ref>
Balla lompoa dibangun tahun 1936 setelah diangkatnya Raja Gowa ke-XXXV '''I Mangimangi Daeng Matutu, Karaeng Bontonompo''' yang bergelar '''Sultan Muhammad Tahir Muhibuddin'''. Balla Lompoa adalah kediaman raja sekaligus sebagai pusat pemerintahan [[Kesultanan Gowa|Kerajaan Gowa]]. Pembangunan istana dan pusat kegiatan pemerintahan dilakukan sebagai penolakan terhadap salah satu ayat [[Perjanjian Bungaya]] yang menyatakan bahwa gerbang-gerbang dan tembok pertahanan raja Gowa harus dimusnahkan dan raja Gowa tidak boleh lagi mendirikan bangunan tanpa izin [[kompeni]]. Raja Gowa tidak boleh mendirikan perkampungan, rumah dan sebagainya sampai jauhnya satu hari perjalanan dari pinggir laut, juga dilarang mendirikan benteng-benteng atau kubu-kubu pertahanan. Yang dipertahankan oleh Belanda hanya Benteng Ujung Pandang yang kemudian berganti nama menjadi [[Fort Rotterdam]].<ref name=":0" />