Rumah Hijau Denassa: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Wia Hasan (bicara | kontrib)
k memberikan paragraf pembuka yang informatif dan menambahkan informasi kegiatan
Wia Hasan (bicara | kontrib)
k perbaikan tanda baca
Baris 5:
 
== Konservasi ==
Sulawesi dikenalsebagai denganpulau terbesar di gugusan Wallacea memiliki tingkat endemisitas keaneragaman hayati yang cukup tinggi. Beberapa jenis endemik itu bisa ditemukan di Rumah Hijau Denassa seperti [[Kayu hitam sulawesi|Kayu Hitam Sulawesi]] atau Eboni (Diospyros celebica), Kayu Kuku (Pericopsis mooniana), Bitti ((Vitex cofassus), Uru atau Cempaka Hutan Kasar (Elmerrillia ovalis), beberapa jenis jambu-jambuan (Syzygium)'''.''' Tanaman endemik di Walacea dan Kalimantan juga menjadi koleksi di RHD seperti Cendana (Santalum album), Ulin (Eusideroxylon zwageri). Terdapat pula tanaman kultural bagi masyarakat Bugis, Makassar, Mandar, dan Toraja seperti Katangka, Karunrung, Baga jenis palma bahan membuat tiang lumbung di Tana Toraja, Landi (Bombax ceiba L.) yang dikenal sebagai pohon madu dalam kultur Mandar, Tarung jenis perdu yang digunakan masyarakat Ammatoa (Kajang) mewarnai benang menjadi hitam.<ref>{{Cite web|last=Home|last2=Terkini|title=Rumah Hijau Denassa Kumpulkan 350 Jenis Tanaman|url=https://makassar.antaranews.com/berita/37483/rumah-hijau-denassa-kumpulkan-350-jenis-tanaman|website=Antara News Makassar|access-date=2022-12-24|last3=News|first3=Top|last4=Terpopuler|last5=Nusantara|last6=Nasional|last7=Hukum|last8=Politik|last9=Daerah}}</ref>
 
Selain tumbuhan bebepa jenis hewan endemik hidup dan berkembang di sekitar RHD antara lain [[Pelanduk sulawesi|Pelanduk Sulawesi]] (Trichastoma celebense), Kacamata Sulawesi (Zosterops consobrinorum),<ref>{{Cite web|title=Burung Pote {{!}} Rumah Hijau Denassa {{!}} Konservasi, Edukasi, Harmoni|url=https://rumahhijaudenassa.org/burung-pote/|language=id-ID|access-date=2022-12-24}}</ref> beberapa jenis serangga, katak, dan lainnya.
Baris 12:
 
== Edukasi ==
RHD digagas salah satunya untuk dijadikan sebagai kawasan edukasi, untuk mengajarkan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan hidup pada semua kalangan. Didahului dengan adanya Perpustakaan Denassa<ref>{{Cite web|title=Perpustakaan Denassa Gowa Dapat Penghargaan Gubernur|url=https://makassar.tribunnews.com/2011/06/09/perpustakaan-denassa-gowa-dapat-penghargaan-gubernur|website=Tribun-timur.com|language=id-ID|access-date=2022-12-24}}</ref> yang berdiri tahun 1997, RHD mendorong kecintaan warga dan tamu pada buku dan gemar membaca. Tahun 2009 mulai dilaksanan diskusi warga, kemudian dilaksanakan kegiatan rutin bernama Diskusi Tematik yang mengundang para champion lokal berbagi kisah membanggakan mereka melakukan perubahan di kampung atau daerahnya, pada warga yang diundang. Pada tahun 2011 dilaksanakan Outing Class<ref>{{Cite web|title=Outing Class {{!}} Rumah Hijau Denassa {{!}} Konservasi, Edukasi, Harmoni|url=https://rumahhijaudenassa.org/category/kegiatan/outing-class/|language=id-ID|access-date=2022-12-24}}</ref> dengan mengajak peserta didik pada sekolah mitra The Gowa Center (TGC) belajar konstekstual dengan memanfaatkan potensi disekitar mereka sebagai sumber dan media ajar yang menyenangkan. Outing Class<ref>{{Cite web|last=Masri|first=Asmega|title=RUMAH HIJAU DENASSA, I AM IN LOVE|url=https://www.gurusiana.id/read/megasakti/article/rumah-hijau-denassa-i-am-in-love-845487|website=Gurusiana|access-date=2022-12-24}}</ref> kemudian berkembang menjadi kegiatan yang melibatkan lebih banyak sekolah dan pihak serta dilaksanakan ke berbagai kecamatan di Gowa hingga kabupaten lain di Sulsel, Sulbar, dan Sumut seperti Bulukumba, Sinjai, Polewali Mandar, Deli Serdang, dll. Pada tahun 2011 pula RHD membuka Kelas Komunitas,<ref>{{Cite web|title=Rumah Hijau Dennassa Buka Kelas Komunitas|url=https://makassar.tribunnews.com/2011/08/15/rumah-hijau-dennassa-buka-kelas-komunitas|website=Tribun-timur.com|language=id-ID|access-date=2022-12-24}}</ref> dengan fokus mengajak anak usia pra sekolah (PAUD/TK) hingga siswa SMA ''habit'' antre, tertib, jujur, literasiliterat, melestarikan permainan tradisional, interaksi positif, gotong royong, mengenal dan mencitai lingkungan. Tahun 2014 dibuka English Forest School, pada 2016 dibentuk Kampung Literasi Borongtala.<ref>{{Cite web|last=dhyni|date=2016-12-13|title=Sekda Launching Kampung Literasi di Gowa -|url=https://humas.gowakab.go.id/sekda-launching-kampung-literasi-di-gowa/|language=en-US|access-date=2022-12-25}}</ref> Kegiatan-kegiatan RHD ini terus berlangsung hingga hari ini dan telah direplikasi berbagai pihak. Pelajar, mahasiswa, dan komunitas juga datang meneliti untuk tugas mata pelajaran, mata kuliah, proposal, skripsi, dan tesis.<ref>{{Cite journal|last=Mutmainnah|first=Mutmainnah|date=2020|title=Peran Rumah Hijau Denassa (RHD) sebagai Penunjang Proses Belajar Masyarakat di Kecamatan Bontonompo Kabupaten Gowa|url=http://repositori.uin-alauddin.ac.id/17462/|language=en|publisher=Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar}}</ref>
 
=== Sarana Edukasi ===
RHD dilengkapi dengan sarana dan fasilitas edukasi diantaranya dua pelataran (Mappasomba dan Karannuang)<ref>{{Cite web|last=Redaksi|date=2020-11-01|title=Rasa memiliki di Rumah Hijau Denassa • Klik Hijau|url=https://klikhijau.com/rasa-memiliki-di-rumah-hijau-denassa/|website=Klik Hijau|language=id|access-date=2022-12-24}}</ref> area interaksi untuk diskusi outdor, permainan tradisional, berkemah, kelas memasak (cooking class), dan belajar kelas komunitas serta English Forest School. Perpustakaan Denassa, Taman Baca Denassa<ref>"Kisah Inspiratif dari Hutan Kecil di TBM Denassa" Hal 54/82. Perintisan & Pengelolaan Taman Bacaan Masyarakat. Diterbitkan Kementran Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi RI, Desember 2021. ISBN: 978-602-358-693-6</ref>, dan Balla Rate (rumah panggung) untuk beragam kegiatan merupakan sarana yang buatdibuat untuk mendukung kegiatan edukasi di RHD.
 
== Referensi ==