Hidangan Myanmar: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Calonfilolog (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Calonfilolog (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 30:
a. Nga htamin
 
Hidangan ini berakar dari tradisi kuliner suku Shan. Suku Shan adalah kelompok atau etnis pemeluk agama Buddha terbesar di negara Myanmar. Nga htamin dalam Bahasa Indonesia berarti nasi ikan. Sajian ini dimasak dengan menggunakan beras, kunyit, dan rempah-rempah. Nasi tersebut akan disajikan dengan minyak bawang putih serta taburan ikan. Nasi ini biasanya dibungkus dengan daun pisang dan dikukus.<ref name=":5" /> Hidangan ini biasanya disajikan dengan daun bawang perai dan bawang putih mentah.<ref name=":1" /> Menu ini semakin lezat dengan tambahan irisan cabai yang telah digorenggoreng.<ref name=":3" />
 
==== Mie ====
a. Mont diDi
 
MontMie Dimont di adalah hidangan bihun yang disajikan dengan sup yang terbuat dari nga-pi (atau sejenis pasta ikan khas negara Myanmar). yang hanya ditemuka di perairan Myanmar. Ikan goreng tepung yang disajikan biasanya dibuat dari sejenis belut.<ref name=":1" /> Bahan utama pembuatan menu makanan ini adalah bihun yang bertekstur cukup tebal. Setelah bihun direbus, mie akan disajikan dengan kuah sup. Hidangan ini biasanya dinikmati bersama ikan Nha-shwe yang menyerupai belut. Ikan ini biasanya digoreng yang telah dibalut dengan tepung. Makanan ini merupakan salah satu makanan khas Myanmar.<ref name=":3">{{Cite web|last=angelin|first=sisil|date=2019-06-07|title=10 Kuliner Khas Myanmar Wajib Coba makanan khas myanmar|url=https://www.gotravelly.com/blog/makanan-khas-myanmar/|website=GoTravelly|language=en-US|access-date=2022-12-22}}</ref>
 
b. Mohinga
 
MieHidangan mie ini terbuat dari bahan utama yaitu tepung beras sehingga teksturnya lebih kenyal dan tebal. Warna mie mohinga yaitu kuning. Mie ini biasanya disajikan dengan kuah kaldu ikan dan, bawang putih serta irisan daging, telur rebus, dan terakhir diperlezat dengan perasan jeruk nipis.<ref name=":3" /> Hidangan ini terbuat dari tepung beras dan diperkuat oleh rasa kaldu daun bawang dan ikan. Makanan ini didukung dengan sajian irisan pelepah pisang, cabai kering, rempeyek lentil, potongan telur rebus, dan perasan air jeruk. Biasanya makanan ini dikonsumsi sebagai menu sarapan dan biasanya dapat ditemukan di kedai maupun gerobak kaki lima di Myanmar.<ref name=":1" />
 
c. Ohn-No Khao Swe
Baris 52:
a. Hto-hpu nwe
 
Hidangan bubur kental yang terbuat dari tepung kacang polong ini merupakan hidangan khas suku Shan yang terbuat dari tepung kacang polong. Hto-hpu nwe dalam Bahasa Indonesia berarti tahu hangat, namun makanan ini tidak menggunakan tahu sebagai bahan dasar melainkan terbuatbahan dariutama hidangan ini adala tepung kacang polong yang diolah menjadi lembek dan berwarna kekuningan.<ref name=":3" /> Bubur kental ini disajikan di atas mie bihun dan ditaburi dengan daging babi atau ayam yang sudah ditumis. Hidangan ini juga biasanya ditambahin dengan potongan sayur, kaldu, dan minyak cabai.<ref name=":1" />
 
==== Kudapan ====
Baris 76:
b. Shwe Yin Aye
 
Minuman ini menyerupai minuman es dawet di Indonesia. Minuman yang biasa dijual di pinggir jalan ini terbuat dari dawet yang telah direbus, ketan, bubur sumsum, potongan es baru, kuah santan, dan potongan roti. Perbedaan minuman ini dengan es dawet Indonesia adalah shweminuman yinMyanmar ayeini tidak menggunakan sirup gula merah. Walaupun tidak menggunakan sirup, minuman ini memiliki rasa yang sudah cukup manis.<ref>{{Cite web|last=Liputan6.com|date=2014-03-19|title=Es Cendol Juga Jadi Minuman Khas di Myanmar|url=https://www.liputan6.com/health/read/2024948/es-cendol-juga-jadi-minuman-khas-di-myanmar|website=liputan6.com|language=id|access-date=2022-12-22}}</ref>
 
c. Teh Susu