Suku Toraja: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: halaman dengan galat kutipan Suntingan visualeditor-wikitext |
k clean up |
||
Baris 13:
Kata ''Toraja'' berasal dari [[bahasa Bugis]], ''To Riaja'', yang berarti "orang yang berdiam di negeri atas". [[Hindia Belanda|Pemerintah kolonial Belanda]] menamai suku ini ''Toraja'' pada tahun 1909.<ref name="Nooy-Palm1975">{{cite journal|author=Nooy-Palm, Hetty| title=Introduction to the Sa'dan People and their Country| journal=Archipel| volume=15 |year=1975 |pages=163–192}}</ref> Suku Toraja terkenal akan ritual pemakaman, rumah adat [[tongkonan]] dan ukiran kayunya. Ritual pemakaman Suku Toraja merupakan peristiwa sosial yang penting, biasanya dihadiri oleh ratusan orang dan berlangsung selama beberapa hari.
Sebelum abad ke-20, suku Toraja tinggal di desa-desa otonom. Mereka masih menganut animisme dan belum tersentuh oleh dunia luar. Pada awal tahun 1900-an, misionaris [[Bangsa Belanda|Belanda]] datang dan menyebarkan agama Kristen. Setelah semakin terbuka kepada dunia luar pada tahun 1970-an, kabupaten Tana Toraja menjadi lambang [[pariwisata Indonesia]]. Tana Toraja dimanfaatkan oleh pengembang pariwisata dan dipelajari oleh antropolog.<ref name="
== Identitas etnis ==
Baris 68:
[[Berkas:TorajaArt.JPG|jmpl|kiri|250px|Ukiran kayu Toraja: setiap panel melambangkan niat baik.]]
Bahasa Toraja hanya diucapkan dan tidak memiliki sistem tulisan.<ref name="
Setiap [[ukiran]] memiliki nama khusus. Motifnya biasanya adalah [[hewan]] dan [[tanaman]] yang melambangkan kebajikan, contohnya tanaman air seperti [[gulma air]] dan hewan seperti [[kepiting]] dan [[kecebong]] yang melambangkan kesuburan. Gambar kiri memperlihatkan contoh ukiran kayu Toraja, terdiri atas 15 panel persegi. Panel tengah bawah melambangkan [[kerbau]] atau kekayaan, sebagai harapan agar suatu keluarga memperoleh banyak kerbau. Panel tengah melambangkan simpul dan kotak, sebuah harapan agar semua keturunan keluarga akan bahagia dan hidup dalam kedamaian, seperti barang-barang yang tersimpan dalam sebuah kotak. Kotak bagian kiri atas dan kanan atas melambangkan [[hewan]] [[air]], menunjukkan kebutuhan untuk bergerak cepat dan bekerja keras, seperti hewan yang bergerak di permukaan air. Hal Ini juga menunjukkan adanya kebutuhan akan keahlian tertentu untuk menghasilkan hasil yang baik.
Baris 150:
== Perkawinan ==
Suku Toraja menerapkan sistem [[perkawinan]] [[endogami]]. Perkawinan dilakukan antara anggota yang satu lelaki dengan perempuan dari anggota yang lain yang masih dalam lingkungan rumpun yang sama. Perkawinan tidak diperbolehkan dilakukan di luar rumpun. Model perkawinan ini sangat dianjurkan dalam suku Toraja karena adanya kepentingan persatuan dalam hubungan antar keluarga. Perkawinan endogami juga dimanfaatkan sebagai alat untuk mempertahankan kepemilikan tanah sebagai milik lingkungan keluarga sendiri atau milik rumpun sendiri. Suku Toraja memiliki sistem endogami yang bertentangan sekali dengan sifat [[hubungan kekerabatan]] yang ada di wilayahnya.<ref>{{Cite book|last=Yulia|first=|date=2016|url=https://repository.unimal.ac.id/3799/1/HUKUM%20ADAT-%20Dr%20Yulia.pdf|title=Buku Ajar Hukum Adat|location=Lhokseumawe|publisher=Unimal Press|isbn=978-602-1373-46-0|pages=59|url-status=live}}</ref>
== Pewarisan ==
|