Balai Pustaka Adat Marga Silima: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan |
k →top: clean up, added orphan, underlinked tags |
||
Baris 1:
{{Underlinked|date=Desember 2022}}
{{Orphan|date=Desember 2022}}
'''Organisasi Penghayat kepercayaan Balai Pustaka Adat Marga Sima''' atau biasa disebut Pamena didirikan oleh tiga orang, yaitu Ndehi Sitepu, Toni Girsaang dan Ngeten Sembiring pada tanggal 30 April 1980 di [[Batak Karo]], yang sekarang ini beralamat di Jl. Keliling No. 195 [[Deli Tua]], Medan. Sesuai dengan namanya, Pamena, "Mena" berarti permulaan segala seuatu yang menguasai semua kehidupan idatas (diatas), yaitu surga. Idoni adalah kehidupan di bumi dan juga iteruh (dibawah), yaitu kehidupan di alam baka.
Baris 8 ⟶ 11:
# Warna merah sebagai perlambang keberanian
# warna hitam sebagai perlambang kekuatan ketahanan. Mayoritas penghayat Pemena adalah masyrakat Batak Karo,s esuai dengan sumber ajarannya yang berasal dari warisan nenek moyang masyarakat Karo, yaitu ajaran nilai luhur adat budaya Karo yang dipertahankan hingga sekarang, dan dignakan sebagai pedoman berperilaku oleh warganya dalam menyembah kepada Tuhan Yang Maha Esa. Jumlah Warga Organisasi Pamena di Sumatera Utara adalah 13.493 orang, yang tersebar di daerah-daerah seperti Kabuparen Deli Serdang, Karo, dan Langkat. Adapun susunan pengurusnya terdiri atas: Drs. Muatna Tarigan (Ketua Umum), Toni Girsang (Sekretaris), dan Drs. Genuk Tarigan (Bendahara). Kepengurusan tersebut masih dilengkapi dengan wakil-wakilnya, serta seksi-seksi.
{{organisasi-stub}}▼
[[Kategori:Kebudayaan Indonesia]]
▲{{organisasi-stub}}
|