Jarasanda: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
k clean up
Baris 29:
Riwayat Jarasanda juga tercatat dalam ''[[Purana]]'' dan ''[[Hariwangsa]]''. Dikisahkan bahwa Jarasanda tumbuh menjadi kesatria yang amat kuat, dan mewarisi takhta ayahnya. Ia senang memperluas wilayah kerajaannya, menaklukkan banyak raja, dan diberi gelar Maharaja Magadha. Sementara kekuatannya terus bertambah, ia merasa cemas memikirkan masa depannya karena tidak memiliki pewaris takhta. Atas nasihat sahabatnya yaitu [[Banasura]], maka Jarasanda mempersembahkan dua putrinya, Asti dan Prapti, untuk dinikahkan kepada [[Kangsa]], seorang pemimpin kaum [[Yadawa]] di [[Mathura]]. Jarasanda juga meminjamkan pasukan dan penasihatnya kepada Kangsa.
 
Setelah Kangsa dibunuh oleh keponakannya sendiri yang bernama [[Kresna]], Jarasanda merasa benci kepada Kresna dan berambisi untuk membunuhnya. Melihat kedua dua putrinya telah menjadi janda, Jarasanda bersumpah akan menyerang Mathura dan merebut kota tersebut. Namun usahanya gagal saat Mathura dipimpin [[Ugrasena]], yang didukung oleh [[Basudewa]], penasihat militer [[Akrura]], ditambah kekuatan Kresna dan [[Baladewa]]. Kegagalan Jarasanda terjadi berulang-ulang hingga tujuh belas kali.<ref name="Gitananda">{{Cite book|last=Gitananda|first=Swami|url=https://books.google.com/books?id=tb0qDAAAQBAJ&pg=PT577&dq=jarasandha+and+balarama#q=jarasandha%20and%20balarama|title=Srimad Bhagavata: The Book of Divine Love|publisher=Advaita Ashrama (A publication branch of Ramakrishna Math, Belur Math)|isbn=978-81-7505-837-8|language=en}}</ref><ref name="Chopra">{{Cite book|last=Chopra|first=Omesh K.|url=https://books.google.com/books?id=n8rTDwAAQBAJ&pg=PA366&dq=jarasandha+and+balarama#q=jarasandha%20and%20balarama|title=History of Ancient India Revisited, A Vedic-Puranic View.|date=2020-03-02|publisher=BlueRose Publishers|language=en}}</ref>
 
Meskipun usahanya gagal berulang kali, Jarasanda tidak menyerah hingga ia menyerang Mathura untuk yang kedelapan belas kali. Dalam serangannya yang kedelapan belas, ia dibantu oleh Raja [[Sisupala]] dari [[Kerajaan Chedi]], dan [[Kalayawana]] dari barat. Untuk menanggapi serangan bertubi-tubi tersebut, Kresna memberi saran kepada Raja Ugrasena dan kaum Yadawa untuk mengungsi dan mendirikan kerajaan baru di [[Dwaraka]].<ref>{{Cite book|lastname="Gitananda|first=Swami|url=https:"//books.google.com/books?id=tb0qDAAAQBAJ&pg=PT577&dq=jarasandha+and+balarama#q=jarasandha%20and%20balarama|title=Srimad Bhagavata: The Book of Divine Love|publisher=Advaita Ashrama (A publication branch of Ramakrishna Math, Belur Math)|isbn=978-81-7505-837-8|language=en}}</ref> Hal itu dilakukan karena alasan strategi peperangan.<ref>{{Cite book|lastname="Chopra|first=Omesh K.|url=https:"//books.google.com/books?id=n8rTDwAAQBAJ&pg=PA366&dq=jarasandha+and+balarama#q=jarasandha%20and%20balarama|title=History of Ancient India Revisited, A Vedic-Puranic View.|date=2020-03-02|publisher=BlueRose Publishers|language=en}}</ref>
 
Pada suatu hari, Kresna menerima pesan rahasia dari Magadha. Seseorang meminta bantuan Kresna untuk membebaskan para raja yang dipenjara oleh Jarasanda di benteng Giribraja. Karena Kresna tahu bahwa Jarasanda tidak mudah dikalahkan dalam peperangan, maka ia pergi ke [[Indraprastha]] untuk meminta bantuan kerabatnya yang bernama [[Bima (Mahabharata)|Bima]] dan [[Arjuna]], para pangeran [[Dinasti Kuru]]. Mereka pergi menghadap Jarasanda dengan cara menyamar menjadi tiga [[brahmana]]. Saat Jarasanda menjamu mereka dan meminta apa yang mereka butuhkan, ketiga brahmana meminta agar Jarasanda bertarung dengan salah seorang di antara mereka. Setelah melakukan pertimbangan, Jarasanda memilih Bima.
Baris 39:
Kisah kematian Jarasanda diceritakan dalam kitab ''[[Sabhaparwa]]'', bagian ''Jarasandhabadhaparwa''. Dikisahkan bahwa Jarasanda menolak untuk membebaskan para raja yang ditawannya, sehingga ia menerima tantangan duel dan memilih [[Bima (Mahabharata)|Bima]] sebagai lawannya. Pertarungan berlangsung sangat lama, sekitar 27 hari. Untuk mengakhiri pertarungan secepatnya, [[Kresna]] memberi isyarat kepada Bima. Ia mengambil setangkai ranting pohon, lalu membelahnya menjadi dua dan melemparnya ke arah yang berlawanan. Bima melihat apa yang dilakukan Kresna dan ia mengerti maksud isyarat tersebut. Akhirnya, Bima menarik kaki Jarasanda, menyobek tubuhnya menjadi dua bagian dan melempar potongan tubuh tersebut ke arah yang berlawanan. Akhirnya Jarasanda terbunuh dengan cara demikian.<ref>{{Cite book|last=Hudson|first=D. Dennis|url=https://books.google.com/books?id=IMCxbOezDi4C&pg=PA233&dq=jarasandha#q=Death%20jarasandha|title=The Body of God: An Emperor's Palace for Krishna in Eighth-Century Kanchipuram|date=2008-09-25|publisher=Oxford University Press|isbn=978-0-19-970902-1|language=en}}</ref>
 
Setelah kematian Jarasanda, segala raja yang ditawan dapat dibebaskan. Kresna mengangkat putra Jarasanda yang bernama Sahadewa (bukan [[Sadewa]] anggota [[Pandawa]]) menjadi raja. Sifat anak ini berbeda dengan ayahnya, sehingga Magadha menjadi sekutu [[Indraprastha]]. Pada saat [[perang Kurukshetra]], kerajaan Magadha yang dipimpin Sahadewa memihak Pandawa.
 
== Referensi ==
Baris 46:
== Pranala luar ==
* {{en}} [http://www.mythfolklore.net/india/encyclopedia/jarasandha.htm Mythfolklore.net: Jarasandha]
 
 
{{tokoh mahabharata}}