Simpang Dua, Ketapang: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k perbaikan |
k perbaikan |
||
Baris 27:
===Masa Kerajaan===
Dari abad ke 17 sampai 19 Wilayah ini berada dalam pengaruh kerajaan Simpang-Matan yang berpusat di teluk melano atau sekitaran (Daerah Aliran Sungai) DAS Matan. Diperkirakan pada awal abad ke 18 sebagian dari masyarakat Sukadana mencari wilayah baru, yang dikenal sebagai Kecamatan Simpang Dua saat ini. Peninggalan sejarah yang cukup terkenal yaitu Gua Nek Takon yang berada di Sukadana.
===MasaPemerintahan Hindia Belanda===▼
▲===MasaPemerintahan Hindia Belanda==
Pada masa pemerintahan Hindia Belanda, sejak tahun 1936 Kecamatan Simpang Dua merupakan salah satu daerah (''afdeling'') yang merupakan bagian dari Keresidenan Kalimantan Barat (''Residente Western Afdeling van Borneo'') dengan pusat pemerintahannya di Pontianak.
Dimana Kecamatan Simpang Dua termasuk kedalam pengaruh ''Onder Distrik'' Simpang Hulu yang dipimpin oleh seorang asisten Wendana, serta diatas ''Onder Afdeling'' Sukadana yang dipimpin oleh seorang Wedana.
Salah satu peninggalan era kolonial yang masih dapat dilihat yaitu jalan Kria Pantoh-Selantak
===Masa Pendudukan Jepang===
Tidak banyak perubahan pada masa pemerintahan kolonial Jepang wilayah simpang dua masih dibawah ''Onder Distrik'' Simpang Hulu. Peninggalan era Jepang yang masih dapat dilihat yaitu ladang kampung/tua ''muh muntuh aih'' Nate Jang Berangin (Gemuroh).
|