Teuku Ben Mahmud: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 11:
Menurut Rozal Nawafil, Teuku Pang Chik yang berasal dari [[Lhoong, Aceh Besar|Lhoong]], [[Aceh Besar]] adalah pendiri Kuta Batee (Blangpidie) yang kemudian digantikan oleh Cut Meurah (Cut Meuh) putrinya. Makam Teuku Pang Chik berada di komplek makam T. Pang Chik di Meudang Ara. Sementara makam Cut Meuh berada di bawah pohon raksasa (''bak kayee meunang'') di desa Kuta Tuha (dekat tangsi Belanda yang saat ini menjadi kawasan asrama [[Kodim]] 0110).
Adapun menurut Zakaria Ahmad, pendiri Blangpidie adalah Teuku Ben Agam (
Setelah Teuku Ben Agam meninggal dunia, kepemimpinan kenegerian Blangpidie dilanjutkan oleh anaknya Teuku Ben Abbas, dan seterusnya digantikan oleh anaknya Teuku Ben Mahmud.
Baris 25:
Pengukuhan perjanjian itu dituangkan dalam Akta No.10 tanggal 15 Juni 1901, ketika Teuku Nyak Cut bin Teuku Nyak Sawang menjabat sebagai uleebalang Pulau Kayu. Akan tetapi, akta tersebut tidak sempat dilaksanakan dikarenakan Teuku Raja Cut meninggal, sehingga seterusnya keturunan Teuku Ben Mahmud dianggap sebagai penguasa wilayah tersebut dengan nama ''Zelfbestuurder Blangpidie.''
Seterusnya, Teuku Umar bin Teuku Nyak Cut menjadi uleebalang cut Pulau Kayu. Sementara Teuku Muhammad Daud bin Teuku Nyak Cut menjadi uleebalang cut [[Guhang, Blangpidie, Aceh Barat Daya|Guhang]] dengan gaji 25 Gulden. Gaji ini lebih tinggi daripada gaji uleebalang cut lainnya di Pantai Barat Selatan Aceh.<ref>{{Cite web|title=PENDUDUK DAN PERMUKIMAN DI BLANGPIDIE PADA MASA LALU (1663-1942)|url=https://123dok.com/article/penduduk-permukiman-blangpidie-masa.yjj5812y|website=123dok.com|language=id|access-date=2022-10-12}}</ref>
==Perjuangan==
|