Chaerul Saleh: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Masa penjajahan Jepang: menambahkan konten
Masa penjajahan Jepang: Menambah Konten
Baris 63:
 
== Masa penjajahan Jepang ==
Pada awal pergantian kekuasaan antara Belanda dan Jepang, pimpinan PPPI berniat melakukan penyambutan terhadap tentara jepang di Jakarta sekaligus pernyataan syukur atas kalahnya Belanda kepada Jepang sehingga berakhirnya kekuasaan Pemerintah Hindia Belanda. Rencana ini dibicarakan pada tanggal 13 Maret 1942, dalam rapat anggota luar biasa di Club Huis yang telah pindah ke Gang Kernolong No. 11, [[Kramat, Senen, Jakarta Pusat|Kramat]] sejak Januari 1942. Rencana ini pun mendapat penolakan pada rapat oleh Rusmali, [[Soedarisman Poerwokoesoemo]] dan [[Abu Hanifah (menteri)|Abu Hanifah]] karena mereka menganggap Jepang dan Belanda memiliki cara politik yang sama . Walaupun mendapat penolakan, rencana ini pun tetap dilaksanakan oleh Chaerul, Soepeno dan Astrawinata. Pada tanggal 15 Maret 1942, mereka berangkat bersama dengan 200 orang menuju Hotel Des Galerih melalui simpang harmoni dengan membawa bendera merah putih untuk menyambut kedatangan Jepang.{{Sfn|Soewito|1992|p=18}}Akan tetapi, dugaan Rusmali, Poerwokoesoemo dan Hanifah ternyata benar. Tidak lama setelah itu, pada tanggal 21 Maret 1942, Jepang mengeluarkan keputusan untuk membubarkan semua organisasi yang bergerak di bidang politik.<ref>{{Cite book|last=Syarifuddin|date=2022|url=https://books.google.co.id/books?id=lT5ZEAAAQBAJ&pg=PA23&dq=21+Maret+1942+surat+keputusan+organisasi&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwij6qu0w5f8AhUJTmwGHe_8DCoQ6AF6BAgIEAI|title=Bahan Pembelajaran Sejarah Nasional Indonesia VI|location=Palembang|publisher=Bening Media Publishing|pages=23|language=id|url-status=live}}</ref> Seiiring surat keputusan inilah, PPPI akhirnya bubar di bawah kepemimpinan Chaerul sebagai ketua terakhir. {{Sfn|Rahman|Darmansyah|Wardoyo|Winarti|Misman|p=61}}
 
=== Angkatan Baru Indonesia ===
[[Berkas:Gedung_Joang_45.jpg|ka|jmpl|250x250px|Gedung Joang 45]]
Akan tetapi, dugaan Rusmali, Poerwokoesoemo dan Hanifah ternyata bena. Tidak lama setelah itu, pada tanggal 21 Maret 1942, Jepang mengeluarkan keputusan untuk membubarkan semua organisasi yang bergerak di bidang politik.<ref>{{Cite book|last=Syarifuddin|date=2022|url=https://books.google.co.id/books?id=lT5ZEAAAQBAJ&pg=PA23&dq=21+Maret+1942+surat+keputusan+organisasi&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwij6qu0w5f8AhUJTmwGHe_8DCoQ6AF6BAgIEAI|title=Bahan Pembelajaran Sejarah Nasional Indonesia VI|location=Palembang|publisher=Bening Media Publishing|pages=23|language=id|url-status=live}}</ref> Seiiring surat keputusan inilah, PPPI akhirnya bubar di bawah kepemimpinan Chaerul sebagai ketua terakhir. {{Sfn|Rahman|Darmansyah|Wardoyo|Winarti|Misman|p=61}} Namun pergerakannya tidak langsung berhenti, dia menjadi anggota dari Jawatan Propaganda Jepang atau yang dikenal dengan nama [[Sendenbu]].<ref>{{Cite web|last=Nurjanah|first=Rina|date=15 Agustus 2017|editor-last=Kusumadewi|editor-first=Anggi|title=Menuju Merdeka: Sebaran dan Gerakan Pemuda Radikal di Menteng|url=https://kumparan.com/kumparannews/menuju-merdeka-sebaran-dan-gerakan-pemuda-radikal-di-menteng|website=kumparan|language=id-ID|access-date=26 Desember 2022}}</ref> Dia menjabat sebagai penasihat (sanyo) untuk [[Barisan Pelopor]] di bawah kepemimpinan Soekarno.{{Sfn|Soewito|1992|p=19}} Selama bekerja untuk Jepang, Chaerul dipercaya juga memimpin kursus yang bernama Angkatan Baru Indonesia bersama Sukarni. Kursus inilah yang menjadi cikal bakal dari [[Asrama Angkatan Baroe Indonesia]] atau Asrama Menteng 31. {{Sfn|Soewito|1992|p=19-20}} Lokasi asrama berada di Jalan Menteng No. 31, RT 01/RW 10 [[Kebon Sirih, Menteng, Jakarta Pusat|Kebon Sirih]], [[Menteng]], [[Kota Administrasi Jakarta Pusat|Jakarta Pusat]] yang menjadi bekas dari Hotel Schomper yang dimiliki oleh L.C. Schomper yang diambil paksa oleh pemerintah Jepang setelah kekalahan Hindia Belanda. Saat ini, gedung Asrama ini digunakan sebagai [[Gedung Joang '45|Gedung Joang 45]].<ref>{{Cite web|last=Walid|first=Wildan Ibnu|date=18 Februari 2019|editor-last=Pradewo|editor-first=Bintang|title=Gedung Menteng 31, Saksi Bisu Perjalanan Pemuda Indonesia|url=https://www.jawapos.com/jpg-today/18/02/2019/gedung-menteng-31-saksi-bisu-perjalanan-pemuda-indonesia/|website=JawaPos.com|language=id|access-date=27 Desember 2022}}</ref>
 
Asrama ini didirikan oleh [[Hitoshi Shimizu]] dan disponsori oleh Sendenbu iniyang awalnya diperuntukkan untuk mendidik pengetahuan politik pemuda-pemuda Indonesia demi kepentingan Jepang. Akan tetapi, kesempatan ini dimanfaatkan Chaerul dan rekan-rekannya untuk memberikan pendidikan tentang semangat [[nasionalisme]]. Anggota dari Asrama ini terdiri dari 50-60 orang setiap angkatannya.<ref>{{Cite web|last=Maulana|first=Doni|date=18 April 2018|title=Angkatan Baru Indonesia, Asrama|url=https://dinaskebudayaan.jakarta.go.id/encyclopedia/blog/2018/04/Angkatan-Baru-Indonesia-Asrama|website=|publisher=Dinas Kebudayaan Jakarta|language=en-US|access-date=27 Desember 2022}}</ref> Pada awalnya mereka menyusun susunan kepemimpinan asrama yang terdiri dari [[Soekarni]] sebagai ketua, Chairul sebagai wakil ketua, [[A.M. Hanafi]] sebagai sekretaris dan Ismail Wijaya sebagai bendahara. Para pemberi materi untuk kegiatan di asrama ini terdiri dari Soekarno, [[Mohammad Hatta]], [[Sunario Sastrowardoyo]], [[Mohammad Yamin]], [[Amir Sjarifoeddin|Amir Syarifoeddin]].<ref>{{Cite web|last=Adryamarthanino|first=Verelladevanka|date=20 Mei 2022|title=Asrama Angkatan Baru Indonesia atau Asrama Menteng 31|url=https://www.kompas.com/stori/read/2022/05/20/160000579/asrama-angkatan-baru-indonesia-atau-asrama-menteng-31|website=|publisher=KOMPAS|language=id|access-date=27 Desember 2022}}</ref> Selain tokoh Indonesia, beberapa tokoh dari Jepang juga memberikan materi pembelajaran seperti Bakki yang mengajarkan [[geopolitik]], Makatani mengajar [[Bahasa Jepang]], serta Shimizu mengajar pengetahuan umum.<ref>{{Cite book|last=Kurniadi|first=H. Eddy|date=1987|url=https://books.google.co.id/books?id=fTLaAAAAMAAJ&q=Bakki+geopolitik&dq=Bakki+geopolitik&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwicuOyF-5n8AhURmOYKHY9lDQYQ6AF6BAgJEAI|title=Peranan pemuda dalam pembangunan politik di Indonesia: analistis studi berdasarkan pendekatan sejarah dan sosio kultural|publisher=Angkasa|isbn=978-979-404-240-3|pages=94|language=id|url-status=live}}</ref> Pada pertengahan 1943. asrama ini pun dibubarkan karena dianggap membahayakan Jepang akibat terlalu mengedepankan nasionalisme.<ref>{{Cite book|last=Oktorino|first=Nino|date=2013|url=https://books.google.co.id/books?id=eYdKDwAAQBAJ&pg=PA8&dq=Angkatan+baru+dibubarkan+1943&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwjG2uqTp5r8AhWsTmwGHX3wAy0Q6AF6BAgHEAI|title=Konflik Bersejarah - Ensiklopedi Pendudukan Jepang di Indonesia|publisher=Elex Media Komputindo|isbn=978-602-02-2872-3|pages=8|language=id|url-status=live}}</ref>
 
=== Angkatan Pemuda ===
Asrama ini didirikan oleh [[Hitoshi Shimizu]] dan disponsori oleh Sendenbu ini awalnya diperuntukkan untuk mendidik pengetahuan politik pemuda-pemuda Indonesia demi kepentingan Jepang. Akan tetapi, kesempatan ini dimanfaatkan Chaerul dan rekan-rekannya untuk memberikan pendidikan tentang semangat nasionalisme. Anggota dari Asrama ini terdiri dari 50-60 orang setiap angkatannya.<ref>{{Cite web|last=Maulana|first=Doni|date=18 April 2018|title=Angkatan Baru Indonesia, Asrama|url=https://dinaskebudayaan.jakarta.go.id/encyclopedia/blog/2018/04/Angkatan-Baru-Indonesia-Asrama|website=|publisher=Dinas Kebudayaan Jakarta|language=en-US|access-date=27 Desember 2022}}</ref>Pada awalnya mereka menyusun susunan kepemimpinan asrama yang terdiri dari [[Soekarni]] sebagai ketua, Chairul sebagai wakil ketua, [[A.M. Hanafi]] sebagai sekretaris dan Ismail Wijaya sebagai bendahara. Para pemberi materi untuk kegiatan di asrama ini terdiri dari Soekarno, [[Mohammad Hatta]], [[Sunario Sastrowardoyo]], [[Mohammad Yamin]], [[Amir Sjarifoeddin|Amir Syarifoeddin]].<ref>{{Cite web|last=Adryamarthanino|first=Verelladevanka|date=20 Mei 2022|title=Asrama Angkatan Baru Indonesia atau Asrama Menteng 31|url=https://www.kompas.com/stori/read/2022/05/20/160000579/asrama-angkatan-baru-indonesia-atau-asrama-menteng-31|website=|publisher=KOMPAS|language=id|access-date=27 Desember 2022}}</ref> Selain tokoh Indonesia, beberapa tokoh dari Jepang juga memberikan materi pembelajaran seperti Bakki yang mengajarkan [[geopolitik]], Makatani mengajar [[Bahasa Jepang]], serta Shimizu mengajar pengetahuan umum.<ref>{{Cite book|last=Kurniadi|first=H. Eddy|date=1987|url=https://books.google.co.id/books?id=fTLaAAAAMAAJ&q=Bakki+geopolitik&dq=Bakki+geopolitik&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwicuOyF-5n8AhURmOYKHY9lDQYQ6AF6BAgJEAI|title=Peranan pemuda dalam pembangunan politik di Indonesia: analistis studi berdasarkan pendekatan sejarah dan sosio kultural|publisher=Angkasa|isbn=978-979-404-240-3|pages=94|language=id|url-status=live}}</ref>
Pada pertengahan 1944, Pemerintah Jepang membentuk organisasi pemuda yang dikenal dengan nama Angkatan Pemuda. Dua tokoh yang menjadi bagian organisasi ini adalah Sukarni dan Chaerul.<ref>{{Cite book|last=Abdullah|first=Taufik|date=2009|url=https://books.google.co.id/books?id=4t95DwAAQBAJ&pg=PA120&dq=angkatan+muda+Chaerul+Saleh+1944&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwi9x_rHrJr8AhWzSWwGHYPDAOkQ6AF6BAgBEAI|title=The Encyclopedia of Indonesia in the Pacific War: In cooperation with the Netherlands Institute for War Documentation|publisher=BRILL|isbn=978-90-04-19017-7|editor-last=Sato|editor-first=Shigeru|pages=120|language=en|chapter=Nationalist activities during Japanese period|url-status=live}}</ref> Bersama Angkatan Muda, Chaerul dan rekan-rekannya mengadakan kongres Pemuda pada tanggal 16 Mei 1945 hingga 18 Mei 1945 di [[Villa Isola]]. Kongres ini merupakan hasil prakarsa dari Djamal Ali, Hamid dan M. Tahir yang bertujuan untuk mendiskusikan penurunan kekuatan militer Jepang di [[Asia-Pasifik|Asia Pasifik]].<ref>{{Cite web|last=Putri|first=Risa Herdahita|date=26 Januari 2020|title=Villa Isola, dari Vila Mewah hingga Sunda Empire|url=https://historia.id/kultur/articles/villa-isola-dari-vila-mewah-hingga-sunda-empire-P1R5E|website=|publisher=Historia|language=id-ID|access-date=27 Desember 2022}}</ref> Kongres ini diikuti lebih dari 100 pemuda yang berasal dari beragam daerah di [[Jawa|Pulau Jawa]]. [[Raden Mas Bambang Soeprapto Dipokoesoemo]], [[S. Karna]], [[Ibnu Parna]], Rochyati, [[Sutiah]] dan Marthadi yang berasal dari [[Kota Semarang|Semarang]] sebagai perwakilan Angkatan Muda Republik Indonesia (AMRI), S.W. Lagiono, Poerwokoesumo, [[Mantoro Tirtonegoro]], Adi Sumarto dan Asrar dari Gerakan Pemuda Republik Indonesia yang berasal dari [[Kota Yogyakarta|Yogyakarta]]. Lalu, Jamal Ali, [[Soerjono]] atau yang lebih dikenal sebagai Pak Kasur, Koswara yang berasal dari Bandung. Selain Bandung, [[Jawa Barat]] juga mengikutsertakan pemuda dari [[Kota Cirebon|Cirebon]], yaitu Derajat dan [[Kusaeri]] dari [[Kota Sukabumi|Sukabumi]]. Perwakilan Jawa Timur diwakilkan oleh [[Soemarsono]] dari Surabaya sebagai bagian dari Pemuda Republik Indonesia dan dari Kediri yang diwakili oleh Handoko. Selaku pusat kepemimpinan Angkatan Pemuda, Jakarta mengirimkan peserta yang terdiri dari [[Zus Ratulangi]], [[Anas Ma'ruf]], [[D.N. Aidit|Aidit]], Chaerul, [[Kusnandar]] dan [[Sidik Kertapati]]. Selain utusan daerah, turut hadir [[Anwar Tjokroaminoto]], [[Harsono Tjokroaminoto]], [[Darwis Thaib]] serta mahasiswa dari [[Ika Dai Gako]].{{Sfn|Soewito|1992|p=23}}
 
Ia menjadi panitia [[Seinendan]] dan anggota Angkatan Muda Indonesia. Kemudian ia berbalik arah menjadi anti-Jepang dan ikut membentuk Barisan Banteng serta menjadi anggota [[Putera]] pimpinan [[Soekarno]], [[Hatta]], [[Ki Hajar Dewantoro]] dan [[Mas Mansyur|Kyai Haji Mas Mansyur]].<ref name=":1" />