Wayang Menak: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k v2.04b - Fixed using Wikipedia:ProyekWiki Cek Wikipedia (Kesalahan jenjang Subbagian (Headline))
Penambahan pranala
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 1:
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Houten wajangpop Amir Hamza alias Menak alias Jayengrana voorstellend TMnr 6148-5-4a.jpg|jmpl|250px|Amir Ambyah, tokoh Wayang Menak]]
'''Wayang Menak''' atau disebut juga '''Wayang Golek Menak''' merupakan wayang berbentuk boneka kayu yang diyakini muncul pertama kali di daerah [[Kudus]] pada masa pemerintahan Sunan [[Pakubuwana II|Paku Buwana II]]. Sumber cerita Wayang Menak berasal dari [[Kitab Menak]], yang ditulis oleh [[Ki Carik Narawita]] menantu [[Waladana]]. atas kehendak [[Kanjeng Ratu Mas Balitar]], permaisuri Sunan Paku Buwana[[Pakubuwana I]] pada tahun 1717 M. Saat penulisannya adalah hari Jumat, tanggal 17 bulan Rajab, tahun Dal, wuku Marakeh, mangsa Kasa, dengan sengkalan: Lenging welut rasa purun (1639 AJ atau 1717 AD)
 
Babon induk dari Kitab Menak berasal dari Persia, menceritakan Wong Agung Jayeng Rana atau Amir Ambyah ([[Hamzah bin Abdul-Muththalib|Amir Hamzah]]), paman [[Nabi Muhammad SAW]]. Isi pokok cerita adalah permusuhan antara Wong Agung Jayeng Rana yang beragama [[Islam]] dengan [[Prabu Nursewan]] yang belum memeluk agama Islam.
 
Wayang ini diciptakan oleh [[Ki Trunadipura]], seorang dalang dari [[Baturetno, Surakarta|Baturetno]], [[Surakarta]], pada zaman pemerintahan [[Mangkunegara VII]] (1916 – 1944). Induk ceritanya bukan diambil dari Kitab [[Ramayana]] dan [[Mahabarata]], melainkan dari Kitab Menak. Latar belakang cerita Menak adalah negeri [[Jazirah Arab|Arab]], pada masa perjuangan Nabi Muhammad SAW menyebarkan agama Islam.
 
Walaupun tokoh ceritanya sebenarnya orang Arab dan latar belakang ceritanya juga budaya Arab, peraga Wayang Golek Menak diberi pakaian mirip dengan Wayang Kulit Purwa, antara lain dengan memberinya kuluk, jamang, sumping, dsb. Namun, pemakaian jubah dan tutup kepala mirip orang Arab, juga dipakai untuk sebagian tokoh-tokohnya.