Sistem endokrin: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Umar Pahennei (bicara | kontrib)
Amfibia: membetulkan ejaan
k clean up
Baris 1:
[[Berkas:Illu endocrine system.png|jmpl|Kelenjar endokrin utama pada manusia: 1.Kelenjar Pineal. 2.Kelenjar Hipofisis. 3.Kelenjar Tiroid. 4.Kelenjar Timus. 5.Kelenjar Adrenal. 6.Kelenjar Pankreas. 7.Ovarium. 8.Testis]]
'''Sistem endokrin''' adalah sistem kontrol [[kelenjar]] tanpa saluran (''ductless'') yang menghasilkan [[hormon]] yang tersirkulasi di tubuh melalui aliran [[darah]] untuk memengaruhi [[organ (anatomi)|organ-organ]] lain. Hormon bertindak sebagai "pembawa pesan" dan dibawa oleh aliran darah ke berbagai sel dalam tubuh, yang selanjutnya akan menerjemahkan "pesan" tersebut menjadi suatu tindakan.<ref name=":0" />
 
Sistem endokrin merupakan bagian dari sistem koordinasi yang berfungsi untuk mengatur kegiatan-kegiatan dalam tubuh.<ref name=":4" /> Sistem endokrin tidak memasukkan [[kelenjar eksokrin]] seperti [[kelenjar ludah]], [[kelenjar keringat]], dan kelenjar-kelenjar lain dalam saluran gastroinstestin'''.<ref name=":0">{{Cite book|last=Manurung|first=Nixson|last2=Manurung|first2=Rostinah|last3=Bolon|first3=Christina M. T.|date=2017|url=https://books.google.co.id/books?id=pYI9DwAAQBAJ&printsec=frontcover&dq=sistem+endokrin+adalah&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwjDq92X9aztAhVPbn0KHdXDAvUQ6AEwAHoECAQQAg#v=onepage&q=sistem%20endokrin%20adalah&f=true|title=Asuhan Keperawatan Sistem Endokrin Dilengkapi Mind Mapping dan Asuhan Keperawatan Nanda Nic Noc|location=Yogyakarta|publisher=Deepublish|isbn=978-602-453-342-7|pages=1, 3, 6, 7|url-status=live}}</ref>'''
Baris 25:
 
=== Hormon ===
[[Hormon]] adalah sinyal kimiawi yang disekresikan oleh kelenjar endokrin ke dalam cairan tubuh dan mengkomunikasikan pesan-pesan yang bersifat mengatur di dalam tubuh.<ref name=":1" /> Hormon dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah yang sangat terbatas. Kelebihan atau kekurangan hormon dapat mengakibatkan gangguan fungsi tubuh. Kekurangan satu jenis hormon tidak dapat digantikan oleh hormon yang lain, karena hormon memiliki fungsi yang spesifik dan organ tubuh yang dipengaruhi juga spesifik.<ref name=":4" /> Hormon bisa mencapai semua bagian tubuh, tetapi jenis sel-sel tertentu saja, yang memiliki kemampuan untuk memberikan respon terhadap sinyal tersebut.<ref name=":1" /> Hormon bisa memengaruhi sel atau jaringan tertentu apabila sel atau jaringan tersebut mempunyai reseptor untuk hormon tertentu. Sel, jaringan, atau organ yang mengadakan respons terhadap hormon tertentu disebut sel target atau organ target.<ref name=":10">{{Cite book|last=Baradero|first=Mary|last2=Dayrit|first2=Mary Wilfrid|last3=Siswandi|first3=Yakobus|date=2005|url=https://books.google.co.id/books?id=vfRE-V2JlRMC&pg=PA51&dq=goiter+adalah&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwjH4YDIrZXtAhUST30KHWiiAOwQ6AEwAHoECAIQAg#v=onepage&q=goiter%20adalah&f=true|title=Klien Gangguan Endokrin Seri Asuhan keperawatan|location=Jakarta|publisher=EGC|isbn=978-979-448-950-5|pages=2, 50, 51|language=id|url-status=live}}</ref>
 
Mekanisme kerja hormon pada sel target organ adalah dengan cara menduduki atau berikatan dengan [[Reseptor (biokimia)|reseptor]]. Satu reseptor spesifik hanya dapat berikatan dengan satu jenis hormon saja. Reseptor hormon berada di [[sitoplasma]] sel untuk hormon steroid, sedangkan reseptor hormon non-steroid terletak di [[membran sel]].<ref name=":4">{{Cite book|last=Furqonita|first=Deswaty|date=2007|url=https://books.google.co.id/books?id=jZqQh9UHAnMC&pg=PA64&dq=kelenjar+endokrin&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwj7mtK-75rtAhUWA3IKHcVJDXo4ChDoATAAegQIABAC#v=onepage&q=kelenjar%20endokrin&f=true|title=Seri IPA Biologi 3 SMP Kelas IX|location=Jakarta|publisher=Yudhistira|isbn=978-979-746-790-6|pages=63, 64, 66, 68, 69|url-status=live}}</ref>
Baris 33:
# Hormon yang termasuk dalam kategori steroid ialah Testosteron, Estrogen, Progesteron, dan Kortikosteroid;
# Hormon yang merupakan turunan tirosin adalah Noradrenalin, Adrenalin, Tiroksin dan ''Triiodotironin''.
Pada sistem endokrin terdapat sejumlah zat kimia yang menyerupai hormon, antara lain bradikinin, eritropuitin, [[histamin]], kinin, [[renin]], [[prostaglandin]] dan hormon ''thymic''.<ref name=":8" />{{Sfn|Isnaeni|2019|p=151|ps=: "Berdasarkan hakikat kimianya hormon dapat diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu hormon peptid dan protein steroid, dan turunan tirosin. Selain berbagai hormon di atas, terdapat sejumlah zat kimia yang menyerupai hormon. Zat kimia lain yang kerjanya menyerupai hormon antara lain bradikinin eritropuiitin, histamin, kinin, renin, prostaglandin, dan hormon thymic. Hormon thymic adalah hormon dari kelenjar timus (thymus) yang berperan untuk memengaruhi perkembangan sel limfosit B menjadi sel plasma, yaitu sel penghasil antibodi."}}
 
==== Persinyalan Seluler ====
[[Berkas:Autocrine and Paracrine.png|jmpl|380x380px|Ilustrasi Parakrin dan Autokrin]]
Sel-sel berkomunikasi satu sama lain melalui sinyal-sinyal kimiawi [[hormon]], yang berupa molekul-molekul sederhana seperti asam amino atau asam lemak yang mengalami modifikasi, atau molekul-molekul peptida yang lebih kompleks, protein atau steroid. Komunikasi dapat terjadi secara lokal antar sel di dalam jaringan atau organ, atau pada jarak tertentu di jaringan antar organ yang berlainan. Komunikasi sel-sel yang berdekatan dilakukan melalui ''sekresi parakrin'', yaitu komunikasi antar sel yang berdekatan dengan melepaskan sinyal-sinyal kimiawi ke dalam cairan ekstraseluler dan mencapai tujuan melalui proses difusi sederhana. Sedangkan komunikasi yang terjadi sebagai respons sel terhadap sekresi dirinya sendiri disebut ''sekresi autokrin.''<ref name=":2">{{Cite book|last=Shahab|first=Alwi|date=2017|url=https://books.google.co.id/books?id=E6_ZDwAAQBAJ&printsec=frontcover&dq=Dasar-dasar+Endokrinologi&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwitlvCyu6TtAhXq7HMBHZt2BEIQ6AEwAHoECAQQAg#v=onepage&q=Dasar-dasar%20Endokrinologi&f=false|title=Dasar-dasar Endokrinologi|location=Jakarta|publisher=Rayyana Komunikasindo|isbn=9786026111227|pages=2, 9, 10, 12|url-status=live}}</ref> Contoh sekresi parakrin adalah hormon histamin yang disekresi oleh ''mast cell'' dan sel parietal pada lambung sapi, akan merangsang pengeluaran asam lambung. Contoh sekresi autokrin adalah prostaglandin dan faktor pertumbuhan yang mirip insulin.<ref name=":8" />{{sfn|Isnaeni|2019|p=148|ps=:"Contoh yang baik untuk hormon ini ialah histamin, yang bekerja untuk mengontrol sekresi asam pada lambung vertebrata, misalnya pada sapi. Apabila rangsang memengaruhi sel master (mast cells) dan sel parietal pada lambung, sel-sel tersebut akan mengeluarkan histamin, yang selanjutnya akan merangsang pengeluaran asam lambung. Dalam contoh tersebut tampak bahwa hormon berpengaruh terhadap sel sasaran yang terletak di sekitar sel penghasil histamin. Jadi, hormon tersebut bekerja secara lokal. Aksi hormon lokal semacam ini disebut kontrol/kendali parakrin. Kadang-kadang senyawa kimiw yang dikeluarkan oleh suat sel akan memengaruhi sel itu sendiri. Peristiwa semacam ini dikenal dengan istilah kontrol/kendali autokrin. Contoh senyawa kimia semacam ini adalah prostaglandin dan faktor pertumbuhan yang mirip insulin."}}
 
==== Mekanisme Kerja ====
[[Berkas:HPA Axis Diagram (Brian M Sweis 2012).svg|jmpl|239x239px|Pada aksis Hipotalamus-Pituitari-Adrenal, ''corticotropin releasing hormone'' (CRH) menyebabkan hipofisis melepaskan ACTH. Kemudian ACTH merangsang korteks adrenal untuk mensekresi kortisol. Selanjutnya kortisol kembali memberikan umpan balik terhadap aksis hipotalamus-hipofisis, dan menghambat produksi CRH-ACTH. Kortisol melakukan kontrol umpan balik negatif untuk menstabilkan konsentrasinya sendiri didalam plasma.]]
Sistem endokrin berfungsi berdasarkan konsep mekanisme umpan balik. Untuk mempertahankan fungsi regulasi yang benar, kelenjar endokrin menerima informasi umpan balik yang konstan tentang kondisi sistem yang diatur, sehingga sekresi hormon dapat disesuaikan. Kadar hormon harus dipertahankan pada batas yang tepat karena jumlah hormon yang tepat sangat perlu untuk mempertahankan kesehatan sel atau organ. Faktor yang terkait dalam pengendalian hormon adalah kontrol umpan balik (''feedback control''). Kelenjar A di stimulasi untuk memproduksi hormon X. Hormon X menstimulasi organ B untuk mengubah (meningkatkan atau mengurangi) zat Y. Perubahan pada zat Y mencegah produksi hormon X.<ref name=":10" /><ref name=":2" />
 
Mekanisme umpan balik pada kelenjar endokrin dapat terjadi melalui berbagai cara, yaitu:
Baris 137:
 
=== Sel-Sel ===
Pada sistem endokrin terdapat berbagai macam tipe sel yang berperan dalam menghasilkan hormon-hormon dan merupakan bagian penyusun dari suatu jaringan dan organ di dalam sistem endokrin. Sel-sel penyusun organ endokrin dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sel neurosekretori dan sel endokrin sejati. Sel neurosekretori adalah sel yang berbentuk seperti saraf, tetapi berfungsi sebagai penghasil hormon. Contohnya ialah sel saraf pada hipotalamus, yang menunjukkan fungsi endokrin sehingga dapat disebut sebagai sel neuroendokrin. Sesungguhnya, semua sel yang dapat menghasilkan sekret disebut sebagai sel sekretori. Oleh karena itu, sel saraf yang terdapat pada hipotalamus disebut sel neurosekretori. Sedangkan sel endokrin yang benar-benar berfungsi sebagai penghasil hormon dan tidak memiliki bentuk seperti sel saraf disebut sel endokrin sejati.<ref name=":8" />
 
# [[Hipotalamus]]
Baris 175:
 
* [[Hipopituitarisme]] paling sering disebabkan oleh [[adenoma]] nonfungsional (kromofob). Menyebabkan defisiensi sekresi GH, FSH, LD pada saat awal, disusul defisiensi sekresi TSH dan ACTH. Pada penderita anak-anak menyebabkan infatilisme hipofisis (kurcaci Peter Pan - kecil tapi terbentuk dengan baik dengan proporsi tepat).<ref name=":11">{{Cite book|last=Rubenstein|first=David|last2=Wayne|first2=David|last3=Bradley|first3=John|date=2007|url=https://books.google.co.id/books?id=lhDl8_eIsiEC&pg=PA161&dq=endokrinologi+kedokteran&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwieseq59JDtAhULfX0KHfOGAJoQ6AEwBnoECAgQAg#v=onepage&q=endokrinologi%20kedokteran&f=true|title=Kedokteran Klinis Ed. 6|location=Jakarta|publisher=Erlangga|isbn=978-979-781-823-4|pages=161, 165, 170-176|language=id|translator-last=Rahmalia|translator-first=Annisa|url-status=live}}</ref>
 
* [[Hiperpituitarisme]] disebabkan oleh adenoma hipofisis. Adenoma ini hampir selalu mengeluarkan hormon sehingga sering disebut ''functioning tumor'', seperti ''Prolactin-secreting tumor'' atau prolaktinoma'', Somatotroph tumors'' (hipersekresi GH)'','' dan ''Corticotroph tumors'' (sekresi ACTH).<ref name=":10" />
 
* [[Akromegali]] disebabkan oleh hormon pertumbuhan (GH) yang berlebihan pada orang dewasa di usia 20-40 tahun (setelah penyatuan epifisis), sedangkan pada anak-anak menyebabkan [[gigantisme]]. Hormon GH yang berlebihan menyebabkan pertumbuhan yang berlebih pada jaringan lunak, termasuk kulit, lidah dan visera serta tulang.<ref name=":11" />
 
* Penyakit [[Diabetes insipidus]] disebakan oleh defisiensi vasopresin (ADH) yang disekresikan oleh hipofisis posterior.<ref name=":11" />
 
Baris 185 ⟶ 182:
 
* Penyakit yang umum diketahui pada kelenjar tiroid adalah gondok/goiter. [[Gondok]] adalah pembesaran kelenjar tiroid yang disebabkan oleh meningkatnya sekresi ''thyroid-stimulating hormone'' (TSH) sekunder akibat berkurangnya output hormon tiroid. Hal ini dapat terjadi karena defisiensi iodium.<ref name=":11" /><ref>{{Cite book|last=Susilowarno|first=R. Gunawan|last2=Mulyadi|first2=R. Sapto Hartono|last3=Murtiningsih|first3=Th. Enik Mutiarsih|last4=Umiyati|date=2007|url=https://books.google.co.id/books?id=VlzZ8I7saeEC&pg=PA281&dq=kelenjar+pineal&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwiY9dehtJPtAhVv63MBHRAdA88Q6AEwBXoECAgQAg#v=onepage&q=kelenjar%20pineal&f=false|title=Biologi SMA/MA Kls XI (Diknas)|location=Jakarta|publisher=Grasindo|isbn=978-979-025-020-8|pages=285|language=id|url-status=live}}</ref> Defisiensi iodin akan berdampak pada menurunnya produksi hormon tiroid yang membuat kelenjar hipofisis meningkatkan sekresi TSH sebagai respons terhadap kurangnya hormon tiroid dalam darah (tidak ada umpan balik negatif), sehingga kelenjar tiroid akan membesar sebagai kompensasinya.<ref name=":10" />
 
* [[Hipotiroidisme]] adalah status metabolik yang diakibatkan oleh kekurangan hormon tiroid, baik dalam bentuk T<sub>4</sub> atau T<sub>3.</sub> Faktor yang menyebabkan adalah atrofi jaringan tiroid, hilangnya stimulasi trofik, dan lingkungan. Penderita hipotiroidisme bisa atau bisa juga tidak mengalami goiter. Gejala yang timbul adalah cepat lelah, letargi, dan merasa lemah untuk melakukan aktivitas sehari-hari.<ref name=":10" /> Jika penderita adalah anak-anak dapat mengakibatkan kekerdilan (kretinisme).<ref name=":9" />
 
* [[Hipertiroidisme|Hipertioridisme]] terjadi akibat kelebihan hormon tiroid (T<sub>4</sub> dan/atau T<sub>3</sub>). [[Penyakit Graves]] adalah bentuk hipertiroidisme yang paling umum.<ref name=":11" /> Gejala yang timbul adalah peningkatan metabolisme, denyut jantung cepat, mudah gugup dan emosional.<ref name=":9" />
 
* [[Tiroiditis]] adalah peradangan pada kelenjar tiroid. Tiroiditis bisa terjadi akut, subakut, dan kronis.<ref name=":10" /> Tiroiditis akut bisa sering timbul setelah infeksi saluran napas bagian atas atau infeksi mikroba lain.<ref name=":11" /> Pada kondisi kronis yang paling sering ditemukan disebut sebagai tiroiditis autoimun, istilah yang ditujukan untuk gangguan kelenjar tiroid dimana terdapat antibodi tiroid bersikulasi dalam plasma, selain itu ditemukan sel-sel limfoid dan sel plasma yang berlebihan dalam kelenjar tiroid. [[Tiroiditis Hashimoto|Penyakit Hashimoto]] adalah keadaan di mana tiroiditis autoimun menyebabkan terbentuknya goiter nodular keras. Palpasi menunjukkan masa yang keras, licin, tidak nyeri, dan dapat digerakkan.<ref name=":10" /><ref name=":11" />
 
Baris 195 ⟶ 189:
 
* Kadar glukokortikoid yang terlalu banyak akan mengakibatkan sekumpulan tanda dan gejala yang disebut [[sindrom Cushing]]. Sindrom Cushing primer terjadi ketika terlalu banyak produksi kortisol yang diakibatkan oleh adenoma atau karsinoma adrenal. Pada sindrom Cushing sekunder, produksi kortisol terlalu banyak yang diakibatkan oleh hyperplasia adrenal karena banyak seklai ACTH. Pada sindrom Cushing iatrogenic, kadar kortisol yang sangat tinggi sebagai akibat terapi glukokortikoid eksogen dalam dosis tinggi yang berlangsung lama.<ref name=":10" />
 
* Aldosteronisme primer (Sindrom Conn) diakibatkan oleh hiperplasia adrenal bilateral (kedua adrenal) atau salah satu adrenal (unilateral) dengan adenoma yang menghasilkan aldosteron. Kelebihan sekresi aldosteron yang menstimulasi reabsorpsi natrium oleh tubula ginjal sebagai pengganti kalium dan hidrogen. Meningkatnya retensi natrium menyebabkan peningkatan retensi air sehingga volume cairan tubuh meningkat, yang bisa menimbulkan pembesaran pada ventrikel kiri dan retinopati.<ref name=":10" /> Aldosteronisme sekunder diakibatkan oleh adanya penyebab eksogen yang merangsang sistem renin-angiostensin-aldosteron. Sekresi renin yang meningkat disebabkan oleh berkurangnya perfusi ginjal.<ref name=":10" />
 
* [[Penyakit Addison]] disebabkan oleh kerusakan pada bagian korteks kelenjar adrenal dan berakibat pada menurunnya sekresi hormon adrenalin. Penyakit ini ditandai dengan kelelahan, nafsu makan berkurang, mual dan muntah-muntah, serta bercak-bercak merah pada kulit.<ref name=":9" /><ref name=":12">{{Cite book|last=Aryulina|first=Diah|last2=Muslim|first2=Choirul|last3=Manaf|first3=Syalfinaf|last4=Winarni|first4=Endang W.|date=2004|url=https://books.google.co.id/books?id=S29qVUvoU1oC&pg=PA267&dq=kelenjar+pineal&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwiY9dehtJPtAhVv63MBHRAdA88Q6AEwCXoECAQQAg#v=onepage&q=kelenjar%20pineal&f=true|title=BIOLOGI SMA dan MA untuk Kelas XI : Jilid 2|location=Jakarta|publisher=ESIS|isbn=978-979-734-550-1|pages=270-272|language=id|url-status=live}}</ref>
 
Baris 208 ⟶ 200:
 
* '''MEN tipe I''' : Kondisi ini mengacu pada adenoma jinak dari paratiroid, pulau-pulau Langerhans pancreas, dan hipofisis anterior. Tumor pada sel pulau menimbulkan efek sesuai sel asalnya: insulinoma ([[hipoglikemia]]), gastrinoma ([https://www.honestdocs.id/sindrom-zollinger-ellison sindrom Zollinger-Ellison]), glukagonoma ([[hiperglikemia]]), dan tumor yang mensekresi polipeptida usus vasoaktif.<ref name=":11" />
 
* '''MEN tipe 2a''' : Kondisi ini mengacu pada hubungan antara kanker tiroid meduler (MTC) yang menghasilkan kalsitonin, feokromositoma, dan yang lebih jarang, adenoma atau hiperplasia paratiroid.<ref name=":11" />
 
* '''MEN tipe 2b''' : Kondisi ini mengacu pada hubungan yang sangat jarang terjadi antara gambaran tipe 2a dengan habitus Marfanoid, neuroma mukosa, dan divertikula kolon multiple disertai megakolon.<ref name=":11" />
 
Baris 223 ⟶ 213:
 
==== Coelenterata ====
[[Berkas:Mikrofoto.de-Hydra 2.jpg|jmpl|159x159px|Gambar mikroskopis bagian kepala beserta tentakel dari ''Hydra viridissima'' ]]
''[[Hidra]],'' yang termasuk dalam golongan ini, mempunyai sejumlah sel yang mampu menghasilkan zat kimia yang berperan dalam proses reproduksi, pertumbuhan, dan regenerasi. Suatu molekul peptida yang disebut ''aktivator kepala'' akan dikeluarkan oleh tubuh Hidra ketika kepalanya terpotong. Zat tersebut menyebabkan sisa tubuhnya dapat membentuk mulut dan tentakel, dan selanjutnya membentuk daerah kepala.<ref name=":8" />
 
==== Platyhelminthes ====
Baris 239 ⟶ 229:
 
==== Krustasea ====
Sistem endokrin pada krustasea umumnya berupa sistem neuroendokrin, meskipun mempunyai organ endokrin klasik. Sistem endokrin berfungsi mengendalikan osmoregulasi, laju denyut jantung, komposisi darah, pertumbuhan, dan pergantian kulit. Sistem kendali endokrin pada kelas [[Malacostraca|Malakostra]] berkembang paling baik.<ref name=":8" />
 
* Organ neuroendokrin krustasea terdapat pada tiga daerah utama berikut:
Baris 263 ⟶ 253:
* Organ endokrin klasik lainnya yaitu '''kelenjar protoraks'''. Pada insekta yang sudah lebih maju, kelenjar ini terletak di daerah toraks, namun pada insekta yang kurang berkembang dapat ditemukan pada daerah kepala.<ref name=":8" />
 
Sistem endokrin pada insekta berfungsi untuk mengendalikan berbagai aktivitas, antara lain aktivitas pertumbuhan. Pertumbuhan insekta terjadi dalam beberapa tahap dan memerlukan serangkaian proses pengelupasan rangka luar (kulit luar). Proses perubahan bentuk tubuh dan pengelupasan kulit tersebut dikenal dengan istilah [[metamorfosis]]. Proses metamorfosis berlangsung di bawah kendali hormon. Kelompok '''sel neurosekretori medialis''' menghasilkan hormon protorasikotropik (PTTH), yang dilepaskan melalui ujung akson pada korpora kardiaka. PTTH akan merangsang kelenjar protoraks untuk sekresi hormon ekdison. Hormon ekdison menyebabkan pengelupasan kulit (ekdisis) pada insekta. [[Hormon juvenil]] dilepaskan oleh korpora alata dan bertanggung jawab mengendalikan (menghambat) proses metamorfosis insekta .<ref name=":8" /><ref name=":12" />
 
=== Sistem Endokrin pada Vertebrata ===