Sejarah Indramayu: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Dermajoe (bicara | kontrib)
Pangeran Koesumawijaya (Kowi): Perbaiki kesalahan ketik
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Dermajoe (bicara | kontrib)
Penambahan konten
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 222:
Raja lebar daun VII sebagai penguasa palembang mulai menjalin hubungan dagang dengan dermayu, selain itu Raja lebar daun ke VII ini keturunan tionghoa [[Dinasti Ming|dinasti ming]] dan putri Raja lebar daun ke VII yang bernama Nyi Mas Ratu San Xian (san dong) dinikahi oleh Raden Khaif. Raja lebar daun juga mengutus para senopatinya sebanyak 25 pangeran senopati palembang untuk sabda guru (mengabdi) ke sulthonul khalif, dikarenakan putri penguasa palembang tinggal di dermayu.
 
[[Berkas:Masjid Agung Dermayu 1478-1910.jpg|thumb|Masjid Agung BaiturahmmanBaiturrahman sebelah barat dekat Keraton Dermayu, sekaligus Padepokan Sapu Angin dan sebelum di pugar oleh Tjoe Teng.]]
 
Dari pernikahaan Raden Khalif dengan Nyi San Xian, mereka dikaruniai seorang putra bernama Raden wirakusuma atau pangeran wirakusuma. Pada tahun 1502 kesultanan dermayu menjadikan kerajaan galuh di sebelah timur gunung galunggung sebagai targer penundukan, yang mana sebelumnya Raden endang bersama prajuritnya membunuh ulama padepokan sapu angin desa dermayu dan Nyi Mas Ratu San Xian yang sedang tadarus al-qur'an hari jumat di masjid agung baiturahhman juga menjadi korban pembunuhan.
Baris 250:
Satu awak kapal, sekaligus saudagar besar Portugis, Hernique Leme, diperkenankan bertemu penguasa Dermayu atau Sultan Wirakusuma. Dalam kesempatan itu mereka meminta izin mendirikan kantor dagang Portugis di Kota Dermayu untuk menjual beberapa komoditas andalannya, namun permintaan izin tersebut ditolak. Portugis hanya memiliki komoditas Kain dan Keramik, yang mana barang tersebut sudah banyak berhamburan pada beberapa pasar dan ditambah dengan komoditas kain sutra dari [[Dinasti Ming]] di Kesultanan Dermayu.
 
Hernique Leme bersama awak kapalnya mulai mencari tempat berdagang di seluruh pulau jawa dan kabarnya mereka memiliki kantor dagang di Sunda KelapaBetawi berkat hubungan dengan Raja Sunda Surawisesa. Hubungan mereka itu juga menjadi pemicu awal mula perang barat, yang mana keduanya berusaha keras memonopoli dagang di nusantara. Portugis membeli beberapa komoditas dari nusantara dan mereka menjual lagi ke beberapa negera di eropa dengan harga yang lebih mahal, sedangkan Raja Sunda memigrasi orang-orangnya disetiap daerah untuk menguasai pelabuhan dengan pengaturan proyek komoditif dan itu terjadi di Kesultanan Dermayu.
 
Orang-orang suruhan Raja Sunda Surawisesa dimigrasi ke Kesultanan Dermayu di pelabuhan Serayu (sekarang wilayah [[Brebes]]) untuk mendirikan kantor dagangnyq disana, namun para pekerja termasuk barang atau komoditasnya bukan berasal dari Kesultanan Dermayu, melaikan pekerja dan komoditas dagang atau barang sepenuhnya dari orang-orang surawisesa.
Baris 270:
Portugis yang berhasil menguasai ekonomi Siam (Thailand), mereka juga memiliki mata uang Maas-nya sendiri sebagai tandingan agar kebal dari serangan Dermayu. Pangeran Wirakusuma yang tidak memiliki ide, mulai berambisi untuk memerangi portugis di betawi akibat pemikiran yang buntu.
 
Pada tanggal 23 Agustus 1522 Prajurit Kesultanan Dermayu menyerang Surawisesa bersama prajuritnya di daerah Sunda KelapaBetawi dekat Banten. Serangan itu adalah kebencian pribadi dari diri Pangeran Wirakusuma terhadap Surawisesa, karena telah melakukan fitnah besar di daerah Pasundan, yang mana Surawisesa mengatakan, bahwa orang-orang Dermayu adalah orang terkutuk.
 
Padahal surawisesa sendiri yang ingin merebut tanah jawa Kesultanan dermayu dengan memigrasi suku sunda di serayu (Brebes) hingga ada nama Cipamali disana agar dikira batas wilayah kerajaan sunda sampai disana. Sebenarnya itu adalah politik kelicikan dari seorang Surawisesa. Dari hal itu Pangeran Wirakusuma membunuh Surawisesa di sunda kelapa dari kebencian pribadinya.
 
Tindakan Surawisesa itu juga diketahui oleh Raden Fatah di Demak, bahwa Surawisesa memainkan politik fitnah seperti memigrasi suku sunda di Banyumas yang kemudian orang-orang surawisesa itu mengaku-mengaku memiliki batas wilayah kerajaan sunda sampai Banyumas. Hal itu mengapa terdapat kehadiran Raden Fatah dan prajurit dari Demak menyerang orang-orang Surawisea di Sunda KelapaBetawi dan Galuh Kawali.
 
Selebihnya Pangeran Wirakusuma pasca Surawisesa terbunuh di Sunda KelapaBetawi, ia mulai menyerang Portugis di laut dengan perang antar kapal di laut jawa pada 27 Agustus 1522. Di waktu yang bersamaan, di darat pasukan dari Demak juga menyerang portugis. Sunda Kepala berhasil dikuasai Demak dan menurut catatan lama demak, bahwa nama SundaBatavia Kelapa(Betawi) diganti menjadi Jayakarta. Sebenarnya pelabuhan '''Sunda Kelapa''' milik Kerajaan Sunda bukan terletak di '''Betawi''' (Jakarta dan Bekasi), melainkan '''Sunda Kelapa''' itu terletak di [[Sukabumi]] atau nama yang sekarang adalah '''Pelabuhan Ratu'''.
 
Pasca perang telah usai, beberapa tuntutan seperti dari Palembang yang sebelumnya memiliki perjanjian dengan Pangeran Wirakusuma akan menjadikan daerah mereka sebagai Kesultanan jika membantu kesultanan dermayu. Pangeran Hadi Samudra salah satu putra dari Pangeran Wirakusuma menjadi penguasa di Palembang untuk mengubah Kerajaan menjadi Kesultanan Palembang.
 
=== Kedudukan Demak ===
Kedudukan Kesultanan Demak di Kesultanan Dermayu pernah terjadi pada tahun 1522, namun kedudukan Demak ini hanya menjadikan Kesultanan Dermayu sebagai basis atau markas militernya dan tidak menduduki secara kepemerintahaan. Hal itu juga sangat jelas dalam naskah lama Demak yang tidak menyebutkan kedudukan Demak di Dermayu.
 
=== Pangeran Koesumawijaya (Kowi) ===
 
Tahta Pangeran Wirakusuma mulai diturunkan kepada Pangeran Koesumawijaya sebagai Sulthonul Koesumawijaya atau Sultan Dermayu III, ia juga putra kedua dari Pangeran Wirakusuma. Nama Koesumawijaya adalah pemberian dari Nyi Mas Ratu Ilir sebagai ibunya atau istri Sultan Wirakusuma.
 
Nama Koesumawijaya adalah pemberian dari Nyi Mas Ratu Ilir sebagai ibunya atau istri Sultan Wirakusuma.
Sejak kecil teman-temannya menjuluki Pangeran Koesumawijaya ini sebagai Pangeran Kowi, nama singkatnya. Pangeran Koesumawijaya mulai menjabat dari tahun 1572. Pada kepemimpinannya, Pangeran Wirakusuma sebagai ayahnya dijadikan sebagai Wirapati. Tujuan itu untuk membimbing Pangeran Koesumawijaya agar ahli dalam Maritim.
 
Pada kepemimpinan Sultan Kowi ini sangat sedikit catatan lama Dermayu tentangnya. Hal itu juga sangat sulit untuk membuka sejarah Kesultanan Dermayu era kepemimpinan Pangeran Koesumawijaya ini, akan tetapi terdapat empat Carik Braja dalam naskah jawa kuno Kanzi yang menceritakan tentangnya.
 
Sultan Koesumawijaya mengganti '''Dinasti Sapu Angin''' (kemudi kapal laut) pendahulunya menjadi '''Dinasti Medhangi Samudra''' yang bersimbol Perahu Perang. Simbol itu memiliki makna Perang dagang di laut asia. Sebab di eranya ini kerajaan-kerajaan di nusantara sangat sibuk dengan memperluas wilayah kelautannya, pasca menemukan harga ikan laut yang tergolong mahal untuk dijual ke beberapa pasar dari pada ikan air tawar.
 
 
 
Sejak kecil teman-temannya menjuluki Pangeran Koesumawijaya ini sebagai Pangeran Kowi, nama singkatnya. Pangeran Koesumawijaya mulai menjabat dari tahun 1572. Pada kepemimpinannya, Pangeran Wirakusuma sebagai ayahnya dijadikan sebagai Wirapati.
Tujuan itu untuk membimbing Pangeran Koesumawijaya agar ahli dalam Maritim.
 
== Sejarah Nama Daerah ==