Antaboga: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
k clean up, removed stub tag |
||
Baris 11:
Dalam keadaan biasa, Sang Hyang Antaboga berwujud manusia.Tetapi dalam keadaan Tiwikrama dalam bahasa Indonesianya adalah marah atau menggugat, tubuhnya berubah menjadi ular naga raksasa.Setiap 1.000 tahun, Sang Hyang Antaboga ''melungsungi'' (berganti kulit) kulitnya ini oleh Raja para Dewa yaitu Sang Hyang Batara Guru di cipta dipuja sebagai raksasa bajang yang artinya raksasa kecil, raksasa ini diberi nama Candrabirawa raksasa -raksasa ini diperintah Sang Hyang Batara Guru untuk menyerang membunuh Resi Bagaspati yaitu Pandhita raksasa berdarah putih dari pertapaan Argabelah yang akhirnya raksasa bajang teluk mungkur yang artinya kalah takluk karena kesabaran kebijaksanaan sang resi dan raksasa bajang mengabdi pada sang resi sampai akhir hidupnya.
Sang Hyang Antaboga mempunyai Ajian yang bisa membuat siapa yang memakainya akan menjelma menjadi wujud apa saja sesuai dengan pemakai yang menghendakinya, Ajian ini bernama Kanjeng Kyai Kawastrawan, dari Ajian ini Sang Hyang Antaboga pernah menjelma menjadi Garangan putih atau musang putih yang menyelamatkan Para Pandawa dan Dewi Kuntitalibrata dari amukan api Pasanggarahan Pramonokoti (istana tempat peristirahatan atau sebuah tempat hiburan yang di bangun oleh para Sata Kurawa) di dalam cerita atau lakon Bale Sigala - gala, versi lain yang menjadi garangan putih/musang putih adalah Batara Nagatatmala yang menuntun Para Pandawa menuju Kahyangan Saptapratala (tempat tinggal atau tempat bersemayamnya Sang Hyang Antaboga yang berada di 7 lapisan Bumi) disana salah satu dari Lima Pandawa yaitu Bratasena (mudanya Werkudara/Bima) mendapatkan anugerah yaitu Batari Nagagini dikawinkan oleh Sang hyang Antaboga karena anak perempuannya ini bermimpi bertemu Bratasena dalam mimpi dan jatuh cinta karena ketampanan dan kegagahannya ,dari perkawinan dengan Batari Nagagini ,Bratasena mendapatkan seorang Putra bernama Antareja Ksatria Jangkarbumi.
Sang Hyang Antaboga mempunyai kemampuan untuk menghidupkan orang mati yang belum sampai kodratnya atau belum sampai ajalnya karena ia mempunyai Air Suci Tirta Amerta, Air sakti itu kemudian diberikan cucunya yaitu Antareja untuk menghidupkan Istrinya Adik dari Ayahnya Antareja yaitu
Dewi Sumbadra/Bratajaya/Loro Ireng (Istri Arjuna bibinya Antareja) yang mati bunuh diri karena akan diperkosa oleh Putra Prabu Salyapati Raja Mandaraka ( Burisrawa ) di dalam lakon "Sumbadra Larung" versi lain yang menghidupkan Dewi Sumbadra adalah Prabu Sri Batara Kresna (Kakak Dewi Sumbadra sekaligus kakak Sepupu Arjuna/Janaka) dihidupkan menggunakan Cangkok Kembang Kanjeng Kyai Wijayakusuma yang berasal dari mulut Sang Hyang Batara Nagaraja dari Kahyangan Sumur Jalatunda yang ditemukan oleh Batara Wisnu dari Kahyangan Utarasegara.
Baris 29:
== Lihat pula ==
* [[Pura Beji Ananthaboga]]
[[Kategori:Mitologi Bali]]
|