Bengkulu: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Syafroni Gucci (bicara | kontrib)
Baris 24:
 
'''Bengkulu''' (dulu dikenal sebagai '''''Bencoolen''''', '''Benkoelen''', atau '''Bengkulen''', beberapa menyebutnya '''Bangkahulu''') adalah sebuah [[provinsi]] yang terletak di Pulau [[Sumatera]], [[Indonesia]]. Di sebelah utara berbatasan dengan [[Sumatra Barat]], di sebelah timur dengan [[Jambi]] dan [[Sumatra Selatan]] sedangkan di sebelah selatan dengan [[Lampung]].
 
==Asal usul Nama==
Nama "Bencoolen" diperkirakan diambil dari sebuah nama [[bukit]] di [[Cullen]], [[Skotlandia]], ''Bin of Cullen'' (atau variasinya, ''Ben Cullen''). Penamaan ini kurang berdasar karena bukanlah tabiat bangsa Melayu untuk menamakan daerahnya dengan nama daerah yang tidak dikenal, apalagi di Skotlandia yang jauh disana.
Tapi berdasarkan sumber tradisional menyebutkan bahwa Bengkulu atau Bangkahulu berasal dari kata 'Bangkai' dan 'Hulu' yang maksudnya 'bangkai di hulu'. Konon menurut cerita, dulu pernah terjadi perang antara kerajaan-kerajaan kecil yang ada di Bengkulu. dan dari pertempuran itu banyak menimbulkan korban dari kedua belak pihak di hulu sungai Bengkulu. Korban-korban perang inilah yang menjadi bangkai tak terkuburkan di hulu sungai tersebut maka tersohorlah sebutan Bangkaihulu yang lama-kelamaan berubah pengucapan menjadi Bangkahulu atau Bengkulu. Penamaan seperti ini mirip dengan kisah perang antara pasukan [[Majapahit]] dengan pasukan [[Pagaruyung]] di [[Padang Sibusuk]], daerah sekitar bekas wilayah [[kerajaan Dharmasraya], yang juga mengisahkan bahwa penamaan Padang Sibusuk itu dari korban-korban perang yang membusuk di medan perang.
 
==Sejarah==
Di wilayah Bengkulu sekarang pernah berdiri kerajaan-kerajaan etnis seperti Kerajaan Sungai Serut, Kerajaan Selebar, Kerajaan Pat Petulai, Kerajaan Balai Buntar, Kerajaan Sungai Lemau, Kerajaan Sekiris, Kerajaan Gedung Agung, dan Kerajaan Marau Riang. Di bawah [[Kesultanan Banten]], mereka menjadi [[vazal]].
 
[[British East India Company]] (EIC) sejak 1685 mendirikan pusat perdagangan [[lada]] ''Bencoolen'' dan kemudian gudang penyimpanan di tempat yang sekarang menjadi [[Kota Bengkulu]]. Saat itu, ekspedisi EIC dipimpin oleh Ralph Ord dan William Cowley untuk mencari pengganti pusat perdagangan lada setelah Pelabuhan Banten jatuh ke tangan VOC dan EIC dilarang berdagang di sana. Traktat dengan Kerajaan Selebar pada tanggal [[12 Juli]] [[1685]] mengizinkan Inggris untuk mendirikan [[benteng]] dan berbagai gedung perdagangan. Benteng York didirikan tahun 1685 di sekitar muara Sungai Serut. Nama "Bencoolen" diperkirakan diambil dari sebuah nama [[bukit]] di [[Cullen]], [[Skotlandia]], ''Bin of Cullen'' (atau variasinya, ''Ben Cullen'').

Sejak 1713 dibangun benteng [[Marlborough]] (selesai 1719) yang hingga sekarang masih tegak berdiri. Namun demikian, perusahaan ini lama kelamaan menyadari tempat itu tidak menguntungkan karena tidak bisa menghasilkan lada dalam jumlah mencukupi.
 
Baru semenjak dilaksanakannya [[Perjanjian London]] 1824, Bengkulu diserahkan ke [[Belanda]], dengan imbalan [[Malaka]] (sekaligus penegasan kepemilikan Tumasik/[[Singapura]] dan [[Pulau Belitung]]). Sejak itu Bengkulu menjadi bagian dari [[Hindia Belanda]].