Kerajaan Inderapura: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Syafroni Gucci (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Syafroni Gucci (bicara | kontrib)
Baris 33:
=== Kemerosotan ===
 
Di bawah [[Sultan Iskandar Muda]] (1607-1636), seraya memerangi negeri-negeri penghasil lada di [[Semenanjung Malaya]], [[Kerajaan Aceh|Aceh]] berusaha memperkuat cengkeramannya atas monopoli lada dari pantai barat Sumatera. Kendali ketat para wakil Aceh (disebut sebagai ''panglima'')di Tiku dan [[Pariaman]] atas penjualan lada mengancam perdagangan Inderapura lewat pelabuhan di utara. Karena itu Inderapura mulai mengembangkan bandarnya di selatan, Silebar, yang biasanya digunakan untuk mengekspor lada lewat [[Banten]].
 
Inderapura juga berusaha mengelak dari membayar cukai pada para panglima Aceh. Ini memancing kemarahan Iskandar Muda yang mengirim armadanya pada [[1633]] untuk menghukum Inderapura. Raja Putih yang memerintah Inderapura saat itu dihukum mati beserta beberapa bangsawan lainnya, dan banyak orang ditawan dan dibawa ke [[Kotaraja]]. Aceh menempatkan panglimanya di Inderapura dan Raja Malfarsyah diangkat menjadi raja menggantikan Raja Putih.
 
Di bawah pengganti Iskandar Muda, [[Sultan Iskandar Tsani]] kendali Aceh melemah. Pada masa pemerintahan [[Ratu Tajul Alam]] pengaruh Aceh di Inderapura mulai digantikan Belanda ([[VOC]]).<ref name="ref1"/>
 
Dominasi VOC diawali ketika Sultan Muhammadsyah meminta bantuan Belanda memadamkan pemberontakan di Inderapura pada tahun 1662. Pemberontakan ini menyebabkan Sultan Inderapura terpaksa melarikan diri beserta ayahnya, [[Raja Malfarsyah]], dan kakak iparnya, [[Raja Sulaiman]]. Sebagai imbalan dijanjikan hak monopoli pembelian lada, dan hak pengerjaan tambang emas.
 
Sebagai reaksi terhadap serbuan rakyat ke kantor dagang di Inderapura tanggal 6 Juni [[1701]] VOC membalas dengan mengirim pasukan yang tidak hanya membunuhi dan merampok penduduk tetapi juga memusnahkan semua tanaman lada yang merupakan sandaran ekonomi [[Inderapura]]. Keluarga raja Inderapura mengungsi ke pegunungan. VOC mengangkat Sultan Pesisir sebagai raja.
 
Inderapura akhirnya benar-benar runtuh pada [[1792]] ketika garnisun VOC di [[AirhajiAir Haji]] menyerbu Inderapura karena pertengkaran komandannya dengan Sultan Pesisir. Raja Inderapura mengungsi ke [[Bengkulu]] dan meninggal di sana (1824).<ref name="ref2">{{cite book
|last=Amran|first=Rusli|title=Sumatra Barat hingga Plakat Panjang|publisher=Penerbit Sinar Harapan|date=1981|location=Jakarta}}</ref>