Gunung Semeru: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Xyalalaaalax (bicara | kontrib)
k menambhakan pranala dalam
Mimar23 (bicara | kontrib)
k →‎Legenda Gunung Semeru: #1lib1ref #1lib1refID
Baris 59:
Dewa-dewa tersebut meletakkan gunung itu di atas bagian pertama pulau yang mereka temui, yaitu di bagian barat Pulau Jawa. Tetapi berat gunung itu mengakibatkan ujung pulau bagian timur terangkat ke atas. Kemudian mereka memindahkannya ke bagian timur pulau Jawa. Ketika gunung Meru dibawa ke timur, serpihan gunung Meru yang tercecer menciptakan jajaran pegunungan di pulau Jawa yang memanjang dari barat ke timur. Akan tetapi ketika puncak Meru dipindahkan ke timur, pulau Jawa masih tetap miring, sehingga para dewa memutuskan untuk memotong sebagian dari gunung itu dan menempatkannya di bagian barat laut. Penggalan ini membentuk Gunung Pawitra, yang sekarang dikenal dengan nama [[Gunung Penanggungan]], dan bagian utama dari Gunung Meru, tempat bersemayam Dewa Shiwa, sekarang dikenal dengan nama Gunung Semeru. Pada saat Sang Hyang [[Siwa]] datang ke pulau Jawa dilihatnya banyak pohon [[Jewawut|Jawawut]], sehingga pulau tersebut dinamakan Jawa.{{butuh rujukan}}
 
Lingkungan geografis pulau Jawa dan [[Bali]] memang cocok dengan lambang-lambang agama Hindu. Dalam agama Hindu ada kepercayaan tentang Gunung [[Meru]], Gunung Meru dianggap sebagai rumah tempat bersemayam dewa-dewa dan sebagai sarana penghubung di antara bumi (manusia) dan Kayangan. Banyak masyarakat Jawa dan Bali sampai sekarang masih menganggap gunung sebagai tempat kediaman [[Dewata]], [[Hyang]], dan makhluk halus.<ref>{{butuhCite rujukanbook|last=Holt|first=Claire|date=2000|title=Melacak Perkembangan Seni Di Indonesia|location=Bandung|publisher=Arti.line|isbn=979-95773-7-3|pages=34|url-status=live}}</ref>
 
Menurut orang [[Bali]], Gunung Mahameru dipercayai sebagai Bapak [[Gunung Agung]] di Bali dan dihormati oleh masyarakat Bali. Upacara sesaji kepada para dewa-dewa Gunung Mahameru dilakukan oleh orang Bali. Betapapun upacara tersebut hanya dilakukan setiap 8-12 tahun sekali hanya pada waktu orang menerima suara gaib dari dewa Gunung Mahameru. Selain upacara sesaji itu orang Bali sering datang ke daerah Gua Widodaren untuk mendapat Tirta suci.{{butuh rujukan}}<!--Orang naik sampai puncak Mahameru ada yang bertujuan untuk mendengar suara-suara gaib. Selain itu juga ada yang memohon agar diberi umur yang panjang. Bagaimanapun alasan orang naik ke puncak Mahameru, kebanyakan orang ditakutkan oleh macam-macam hantu yang mendiami daerah keliling gunungnya. Hantu-hantu tersebut biasanya adalah roh leluhur yang mendiami tempat seperti hutan, bukit, pohon serta danau.