Hoegeng Iman Santoso: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Revisi nama mantan Kapolri Hoegeng Imam Santoso..kata Imam diganti Iman.
Tag: mengubah parameter nama di infobox Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 47:
[[Jenderal Polisi]] ([[Purnawirawan|Purn.]]) [[Doktorandus|Drs.]] '''Hoegeng Imam Santoso'''<ref>{{Cite web|title=Pejabat Kapolri dari Masa ke Masa|url=https://polri.go.id/sejarah-kapolri|website=Website Resmi Polri|access-date=25 September 2021}}</ref><ref>{{Cite web|title=Detail biodata Pejabat Menteri - Jenderal (Purn.) Dr. Hoegeng Imam Santoso|url=https://kepustakaan-presiden.perpusnas.go.id/cabinet_personnel/popup_profil_pejabat.php?id=231&presiden_id=&presiden=|website=Kepustakaan Presiden Republik Indonesia|access-date=14 Oktober 2022}}</ref><ref>{{Cite book|last=Muradi|date=2014|url=https://www.worldcat.org/oclc/881367626|title=Politics and Governance in Indonesia : the Police in the Era of Reformasi.|publisher=Taylor & Francis|isbn=1-306-86105-5|pages=185|oclc=881367626|url-status=live}}</ref><ref>{{Cite book|last=van Dijk|first=C. (Kees)|date=2021|url=https://www.worldcat.org/oclc/1276859752|title=A Country in Despair Indonesia Between 1997 And 2000.|location=Boston|publisher=Brill|isbn=978-90-04-43487-5|pages=197|oclc=1276859752|url-status=live}}</ref> ({{lahirmati|[[Pekalongan]], [[Jawa Tengah]]|14|10|1921|[[Jakarta]]|14|7|2004}}) adalah adalah satu tokoh [[kepolisian]] [[Indonesia]] yang pernah menjabat sebagai [[Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia]] ke-5. Hoegeng terkenal sebagai polisi paling berani dan [[jujur]] di Indonesia oleh [[media]] dan [[masyarakat]]. Hoegeng hidup pada era di mana banyak pejabat pemerintah yang [[korupsi|korup]]. [[Abdurrahman Wahid|Gus Dur]], mantan [[presiden Indonesia]] pernah memuji kejujuran Hoegeng, beliau mengatakan bahwa ''“hanya ada 3 polisi jujur di negara ini: polisi tidur, patung polisi, dan Hoegeng”''. Hoegeng adalah salah satu orang tersingkat yang mengepalai badan kepolisian nasional Indonesia dari tahun 1968–1971.
 
Hoegeng juga merupakan salah satu penandatangan [[Petisi 50]]. Namanya diabadikan sebagai nama [[Rumah Sakit Bhayangkara]] di [[Mamuju]], [[Sulawesi Barat]] dengan nama [[Rumah Sakit Bhayangkara Hoegeng Iman Santoso]] dan namanya juga diabadikan sebagai nama stadion sepak bola di [[Kota Pekalongan]] dengan nama [[Stadion Jenderal Hoegeng]].<!--Hoegeng dikenal sebagai pribadi yang sangat sederhana dan luar biasa jujur, namun demikian oleh sebagian kalangan ia dianggap seorang yang tidak memiliki prestasi yang signifikan dalam memimpin kepolisian karena tiada keberanian untuk bertindak tegas ke dalam internal kepolisian, sehingga pada masa jabatannya sebagai Kapolri terjadi dua kasus akbar yang melahirkan rekayasa berujung pada peradilan sesat guna melindungi para anak pejabat yang terlibat kejahatan.
Yang pertama yaitu peristiwa pemerkosaan seorang penjual telur ;Sum Kuning, pada tanggal 18 September 1970, oleh anak-anak pejabat di [[Yogyakarta]], namun kemudian direkayasa oleh penyidik polisi seolah-olah laporan palsu sehingga Sum Kuninglah yang kemudian dituntut hukuman oleh jaksa, lalu kemudian direkayasa sekali lagi dengan memunculkan seorang tukang bakso yang dipaksa untuk mengaku sebagai pelakunya. Disinyalir kuat bahwa pelaku utama pemerkosaan tersebut adalah KPH Anglingkusumo (yang di kemudian hari pada tahun 2012 mengangkat dirinya sendiri sebagai "KGPAA Paku Alam IX tandingan" sebagai rival KGPAA Paku Alam yang asli.).