Prinsip kerja sama: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k →Pranala luar: clean up |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 1:
Dalam [[pragmatika]], '''prinsip kerja sama''' (''cooperative principle'') menjelaskan bagaimana manusia dapat [[komunikasi|berkomunikasi]] secara efektif dalam [[percakapan]] pada situasi sosial yang umum. Prinsip itu menjelaskan bagaimana penutur dan petutur bertindak kooperatif dan saling menerima untuk memahami dengan cara tertentu. Prinsip yang dicetuskan oleh [[Paul Grice]] pada tahun 1975 itu dikenal juga sebagai '''maksim percakapan''', yang terdiri atas empat maksim, yaitu kualitas, kuantitas, relevansi, dan cara.
==== 1. Maxim kuantitas ====
Dalam maksim kuantitas, penutur diharapkan bisa menyampaikan informasi secukupnya, tidak kurang dan tidak lebih. Hal ini dilakukan agar tidak menimbulkan keambiguaan.<ref>{{Cite book|last=Krogerus|first=Mikael|last2=Tschappler|first2=Roman|date=Juli 2022|title=The Communication Book|location=Jakarta|publisher=Renebook|isbn=9786236083352|pages=100|url-status=live}}</ref>
Perhatikan contoh berikut. <blockquote>Bapak saya punya mobil baru.
Bapak saya yang laki-laki punya mobil baru. </blockquote>Di Indonesia, pada umumnya kita merujuk bapak kepada seorang laki-laki, bukan perempuan. Oleh karena itu, frasa yang laki-laki dianggap tidak perlu karena melanggar maksim kuantitas.
2.
== Pranala luar ==
|